"....karena sejak malam itu, aku hanya bisa terangsang oleh satu-satunya wanita yang melahirkan anakku."
Sakura menarik tangannya kembali dari Sasuke dengan wajah memucat. Ia mendorong tubuh Sasuke agar melepaskan pelukannya, lalu dengan tergesa-gesa ke luar dari bak mandi. "Kau tidak bisa menjadikan itu sebagai alasan. Bukan itu yang ku cari... aku hanya menginginkan seseorang yang bisa menerima Sarada apa adanya, seseorang yang dapat menjadi ayahnya."
Sasuke tidak mengatakan apa-apa. Pria itu bahkan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Maaf, Sasuke-sama, tapi ku rasa aku harus membatalkan kesepakatan di antara kita." Sakura membuka pintu kamar mandi dan kembali berkata sebelum pergi. "Jika kau menerima Sarada hanya karena mendapatkan apa yang kau inginkan dariku, maka lebih baik untukku agar mencari pria lain yang bersedia tanpa syarat."
∞∞∞
"Sarada!"
Sarada berlari mendekati Boruto yang sedang melambai kepadanya. "Boruto!"
Minato mengerutkan dahi melihat Sarada pada Naruto. "Mengapa Sarada bisa bersamamu? Apakah Sakura juga ikut ke sini?"
Naruto mengangkat bahu. "Entahlah. Hanabi hanya mengatakan kalau Sakura sedang memiliki urusan, karena itu kami membawa Sarada ke sini. Mungkin nanti malam Sakura akan datang untuk menjemputnya."
Minato kembali memandang Sarada yang mulai asyik bermain dengan Boruto di halaman istana Hyuga. "Ngomong-ngomong Neji sudah tiba sekitar tiga puluh menit yang lalu."
"Dia sudah datang? Hinata bilang Neji baru akan sampai besok pagi."
"Perjalanannya lebih cepat karena lancar. Juga pekerjaannya yang ternyata bisa di selesaikan lebih awal."
"Kalau begitu aku akan pergi untuk menyapanya."
"Tolong panggilkan ibumu di dalam karena sekarang sudah saatnya bagi kami untuk kembali ke istana Uzumaki."
"Apa kalian tidak menginap?"
Minato menggeleng. "Aku adalah pemimpin klan Uzumaki, nak. Sudah seharusnya aku berada di sana."
"Sayang sekali. Tapi itu memang keharusan."
Minato tersenyum masam. Sungguh kurang hajar sekali anak satu-satunya itu.
Teriakkan Boruto yang tiba-tiba mengejutkan mereka berdua. Mata Naruto mencari-cari Boruto dan Sarada yang menghilang dari pandangan.
"Boruto?! Ada apa?!"
"Naruto-jisan! Boruto menginjak sesuatu yang bau seperti kotoran hewan!"
Naruto menepuk dahinya sendiri lalu melangkah mendekati dua bocah itu seraya mengomel-ngomel. Minato sedikit tersenyum menyeringai. Setidaknya putranya juga merasakan bagaimana sulitnya menjadi orangtua.
∞∞∞
"Sarada ikut pergi bersama Hanabi dan Naruto ke istana Hyuga?" Sakura mengulangi perkataan Rin.
Rin mengangguk. "Tidak ada yang bisa menjaganya kecuali aku. Tapi kemudian Hanabi meminta agar Sarada ikut dengannya saja."
Sakura menarik napas berat. "Sasuke pasti akan marah kalau tahu Sarada pergi tanpa memberitahunya."
"Begini, Sakura," Rin sedikit meringis menatap wanita cantik di sampingnya. "Sebenarnya bagaimana hubunganmu dengan Sasuke? Apakah kalian... memiliki semacam hubungan khusus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
S C A R L E T M O O N ✔
HistoryczneSaat sedang menghadiri malam pesta pernikahan teman dekatnya, Haruno Sakura mendapat pelecehan seksual dari salah satu anggota klan bangsawan di kerajaan Konoha, Uchiha Sasuke. Hal itu membuatnya melahirkan seorang putri di luar nikah. Dan karena pe...