Prolog

22.8K 1K 65
                                    

"Sekali lagi selamat atas pernikahan kalian." tukas Sakura dengan kedua mata berbinar-binar. Ia merasa sangat bahagia karena teman baiknya akhirnya bisa menikah dengan pria yang di cintai, dan ternyata juga mencintainya.

Hinata tersenyum lebar menanggapi perkataan Sakura. Di sampingnya, pria yang telah resmi menjadi suaminya itu pun juga tampak senang dengan perkataan Sakura. "Kau benar-benar lucu, Sakura. Kau sudah mengatakannya puluhan kali sejak kemarin."

Naruto terkekeh. "Aku mungkin akan melakukan hal yang sama jika menjadi dirinya."

Pemimpin klan Hyuga, Hyuga Hiashi, memanggil Hinata dan Naruto untuk menyambut tamu pentingnya yang baru datang. Mereka pun pergi dan meninggalkan Sakura yang masih asyik dengan hidangannya. Klan Hyuga memang bangsawan yang kaya raya selain klan Uchiha dan klan Otsutsuki. Lagipula ketiga klan itu memiliki ikatan yang kuat karena masih dalam saudara.

Hiashi menikah dengan Kaguya yang berasal dari klan Otsutsuki. Lalu adik perempuan Kaguya, Mikoto, menikah dengan pemimpin klan Uchiha sekaligus yang menjabat sebagai Raja Konoha, Uchiha Fugaku. Dari pernikahan itulah mengapa ketiga klan itu sangat terikat. Selain ketiga klan itu, ada juga klan bangsawan kaya raya lain; klan Uzumaki dan klan Senju. Pernikahan Hinata dan Naruto lah yang menjadi terjalinnya persaudaraan antara klan Hyuga dan klan Uzumaki, sementara klan Senju adalah besan klan Uchiha dari pernikahan putra sulung Fugaku dan anggota klan Senju.

Karena kelima klan paling kuat di kerajaan Konoha sudah bersatu, maka kesejahteraan dan kekayaan akan membuat Konoha menjadi kerajaan yang makmur.

Sakura tersenyum tipis. Dirinya hanya putri dari keluarga Haruno, orang biasa yang kastanya sangat jauh dari kelima klan tersebut. Sakura merasa sedikit iri pada Hinata. Wanita itu seorang putri bangsawan, menikah dengan pria yang di cintai dan juga berasal dari keluarga bangsawan. Namun ia tidak pernah membenci Hinata. Hinata tidak pernah memandang seseorang dari kastanya.

Menoleh ke arah pasangan pengantin yang terus di selimuti kebahagiaan, Sakura menghela napas panjang. Jika bisa ia juga ingin menikah. Ia ingin memiliki keluarga sendiri dan anak-anak. Tapi dengan statusnya yang hanya orang biasa, sulit bagi Sakura untuk melakukan pernikahan. Padahal umurnya sudah lima belas tahun, dan Hinata sudah menikah di umur itu.

Sakura beranjak dari kursinya. Tiba-tiba ia merasa tidak berselera lagi. Mungkin ia harus mencari kesibukkan lain, dan memikirkan itu membuat ia teringat pada kakak laki-lakinya, Sasori. Kira-kira dua puluh menit yang lalu, Sasori mengatakan bahwa ada sesuatu yang harus ia lakukan. Sakura beranggapan bahwa putra ketiga Raja Konoha lah yang memberikan tugas untuk kakaknya, karena Sasori adalah tangan kanannya sekaligus teman dekat.

"Sakura!"

Sakura menoleh ke arah jam dua, kemudian tersenyum lebar. "Ino!"

Ino adalah putri bangsawan seperti Hinata, dari klan Yamanaka. Klan Yamanaka termasuk klan yang berpengaruh di Konoha.

Ino yang terlihat sangat anggun dengan rambut pirang panjangnya, berlari untuk menghampiri Sakura dengan raut ceria. "Akhirnya kita bertemu. Ngomong-ngomong, kau cantik sekali dengan kimono itu."

"Benarkah? Hinata yang menyiapkan kimono ini untukku. Memang sangat cantik. Ia mengatakan kalau ini adalah kimono khusus untuk pengiring pengantin wanita."

Mulut Ino cemberut. "Seharusnya aku menjadi pengiring pengantin juga. Aku lebih menyukai kimono yang kau kenakan."

"Tapi kimonomu lebih mewah dan mahal dari kimonoku, Ino. Lagipula kau terlihat anggun mengenakan kimono itu."

"Benarkah?" seru Ino senang.

Sakura mengangguk. Ia memberikan jempol tangannya pada wanita itu.

S C A R L E T   M O O N ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang