Cecilia bersepeda ria menikmati udara pagi. Jalanan masih terlihat sepi. Kendaraan yang melewati jalan raya juga masih dapat dihitung dengan jari.
Cecilia melirik boneka yang terletak dikeranjang sepedanya. Boneka itu masih terlihat sangat cantik meskipun boneka itu sudah cukup lama. Boneka pemberian seseorang pada sepuluh tahun yang lalu.
Setelah tiba ditempat tujuannya. Cecilia memarkirkan sepedanya. Ia duduk dikursi yang memang telah tersedia ditaman kota. Ia meneguk mineral yang baru saja ia beli dimini market 24 jam tadi.
Cecilia mengedarkan pandangannya. Selain dirinya sendiri ternyata banyak sekali yang menikmati akhir pekan dengan berolahraga. Dari muda hingga tua.
Cecilia melirik iri sepasang kekasih yang sedang berolahraga bersama. Ia jadi flashback saat ia lari pagi bersama Kris saat sepuluh tahun yang lalu. Membuatnya semakin merindukannya.
"apa kabar, Kris.? Apa kau masih mengingat ku? "Ucap Cecilia pada dirinya sendiri. Ia melempar botol mineral yang telah kosong ke tempat sampah dengan tepat.
Cecilia menghembuskan nafasnya. Ia rasa olahraganya sudah cukup. Cecilia menaiki sepedanya dan mulai mengkayuh pedalnya perlahan. Ia menikmati jalanan yang mulai dilalui kendaraan namun udaranya masih segar.
***
Talia melangkah terburu-buru dikoridor rumah sakit. Barusan ia mendapat panggilan bahwa ada seorang ibu yang hendak melahirkan.
Baru saja tiba didepan ruang UGD Talia terpaku melihat seseorang. Seseorang yang pernah mengisi hatinya dulu. Seseorang yang pernah ia handalkan.
"Bang Ricky? "Ucap Talia refleks. Sebagaimana Talia, Ricky pun kaget dengan pertemuan mereka lagi. Mereka beradu tatap beberapa detik hingga seorang perawat menyadarkan Talia.
"Dok, pasien sudah menunggu didalam. "Ucapnya. Talia sadar. Ia segera beranjak memasuki UGD. Melewati Ricky begitu saja. Ia tahu saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengenang masa lalu.
Setibanya diruang UGD seorang Ibu sudah menahan sakit. Talia tak heran jika yang ia tangani adalah Natasya, Istri mantan kekasihnya.
"Ibu Natasya, ikuti Instruksi saya. "Ucapnya. Natasya kaget melihat yang membantunya dalam persalinan adalah Talia. Jika saja ia tak dalam kesakitan mungkin ia sudah meminta dokter lain untuk menangani nya tapi apa daya ia sudah lemah.
***
Cecilia memarkirkan sepedanya digarasi. Ia lantas memasuki rumah orangtua nya. Didapur Hana sedang menyiapkan sarapan pagi.
"Ma, aku bantu apa? "Ucap Cecilia menghampiri Hana didapur. "Menikah lah, Cecilia. Usia mu sudah 28 Tahun. "Ucap Hana sambil mengiris sayuran. Cecilia mengeleng. Ia mengambil buah Apel dan membawa buah itu kekamarnya.
"Terserah mama, Aku tidak ingin menikah dulu. "Ucap Cecilia sambil menaiki anak tangga. Hana mengelengkan kepalanya. Mempunyai anak yang keras kepala seperti Cecilia membutuhkan kesabaran yang luar biasa.
"Anak itu sangat keras kepala. "Ucap Arfa. Hana menganguk sambil mengaduk masakannya. "Bagaimana jika setujui saja perjodohan yang pernah diajukan klien kerja ku. "Ucap Arfa. Hana setuju. Semuanya demi kebaikan Cecilia ia tak ingin mendengar buah bibir tetangga karna Cecilia masih melajang diusia nya yang sudah 28 Tahun.
***
"Selamat anak Bang Ricky laki-laki. "Ucap Talia saat keluar dari kamar UGD. Ricky bernafas lega dan seorang gadis kecil berkepang dua ikut melompat kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Romance [PROSES REVISI]
أدب المراهقين"Yakin ingin kabur?" bisiknya yang spontan membuat bulu kuduk gadis di hadapannya merinding.wajah mereka yang hanya terpaut lima cm saja membuat gadis tersebut dapat merasakan deru hangat nafas lelaki di hadapannya. "Iya.kenapa? "ucap gadis itu sera...