Cecilia menepikan mobilnya asal ditepi jalan raya. Ia kesal. Ia kecewa dengan apa yang dilakukan Talia padanya.
"Dasar.!! "Ucap Cecilia kesal sambil memukul stir mobilnya. Gadis remaja itu menumpukan kepalanya distir mobil namun tiba2 saja seseorang mengetuk2 kaca mobilnya.
Cecilia mengabaikan ketukan itu. Seseorang yang mengetuk kaca mobil itu tak mau kalah ia tetap bersikeras mengetuk.
"Woiii. Ngangu aja.!!! "Ucap Cecelia kesal. Ia pun segera keluar dari mobilnya. "Woii nj--"Umpatan Cecilia terputus karna senior gila alias Ricky berada didepannya. Ricky memandang lurus Cecilia yang menujuknya dengan jari telunjuk remaja itu.
"Apa?? "Ucap Cecilia angkuh. Ia bersedekap dada sambil melirik kesal Ricky. Ricky memperhatikan nya dari atas sampai bawah.
Cecilia merasa risih karna diperhatikan Ricky sedetail itu. Ia mulai berpikiran negatif.
"Ooh aku tau. Kau pasti berpikiran kalau aku menyukai mu iya kan? Sorry lah ye kau bukan tipe ku. "Ucap Cecilia sambil mengibaskan rambutnya yang terurai. Tak mau basa-basi Ricky segera menarik Cecilia untuk masuk ke sebuah Cafe ditepi jalan ini.
"Ehh ngapa nii narik2 Cecilia.??"Tanya Cecilia. Ricky tak menghiraukannya. Hingga mereka pun tiba didalam sebuah Cafe yang cukup elite itu.
"Duduk.!! "Ucap Ricky. Cecilia mengeleng. Ricky kesal dan segera menarik tanggan Cecilia untuk duduk dikursi didepan kursinya. Cecilia dan Ricky duduk berhadapan. Cecilia membuang muka.
"temannya Talia.? "Tanya Ricky. Cecilia menghembuskan nafas kasar. "Iya. Kenapa?? "Tanya Cecilia angkuh.
Ricky memperhatikan kanan kiri. "Woii ini Cafe bukan jalan. Kalo mau nyebrang ya nyebrang aja." Ucap Cecilia. Lama2 Ricky jadi ingin meretakkan ginjal Cecilia. Apa ia memang harus meminta bantuan Cecilia??Ricky hendak berbicara namun tiba2 saja Waiter datang. Ricky memesan latte saja sedangkan Cecilia memesan
3 porsi Ice blend."Kau terlalu banyak memesan. "Ucap Ricky. Cecilia menjulurkan lidahnya. Mengejek Ricky. Cecilia sudah menebak pasti Ricky akan meminta bantuannya.
"Bantu aku." Ucap Ricky saat pesanan mereka tiba. Cecilia menganguk sambil menikmati Ice blendnya. "Bantu apa?? "Tanya Cecilia. "Mendekati Talia. "Ucap Ricky. Cecilia tersedak makanannya sendiri.
"Apa??Katakan sekali lagi.! "Ucap Cecilia tak percaya. "Bantu aku. "Ucap Ricky lagi. "Bukan yang itu. Ih ngak ngerti orang bilang apa.."Ucap Cecilia. Ricky menghembuskan nafas kasar. Sabar. Semua butuh proses.
"Kenapa harus minta bantu Cecilia? Cecilia masih kecil belum tau apa2." Ucap Cecilia. Ricky memukul dahinya sendiri. Sepertinya ia menyerah untuk berbicara dengan Cecilia. Ia butuh seseorang untuk membantunya.
"Selain aku. Siapa yang mengajak mu berbicara di kompi?? "Tanya Ricky. Cecilia berpikir." Itu Bang Ge. Dan kau telah menghukum ku waktu itu. Kau tau aku marah. Aku cap--"Ucapan Cecilia terputus. Ricky segera keluar dari Cafe sambil mengkotak-katikan ponselnya.
Cecilia tak peduli. Gadis remaja itu kembali menikmati Ice Blendnya ia butuh minuman yang dapat menyejukannya disaat hatinya sedikit panas seperti ini.
"Ge. Aku butuh bantuan mu." Ucap Ricky melalui via telfonnya.
"Ada apa? "
"Ke Cafe Xx aku butuh kau untuk menanganinya. "
"Baiklah. Tunggu aku. "
Ricky segera memutuskan via telfon. Ia hendak masuk kembali ke Cafe namun matanya tertuju pada Talia yang baru saja keluar dari mobil Cecilia. Apa tadi mereka pergi bersama? Ricky rasa tidak.
Tanpa pikir panjang Ricky segera menghampiri Talia. Talia kaget. "Kenapa? Baju sama sepatunya bakal dikembaliin nanti kok. "Ucap Talia. "Sekarang saja. "Ucap Ricky menarik Talia ke parkiran mobilnya. Ia mendorong Talia untuk masuk kemobilnya.
"Talia bawa mobil. Entar siapa yang bawa mobil Talia pulang.??" Ucap Talia binggung. Ricky tak menghiraukannya. "Aku bisa menghubungi orang lain untuk mengantar mobilmu. Kau tenang saja. "Ucap Ricky. Talia mencuramkan alisnya. Apa Ricky ini bipolar? Terkadang Ramah terkadang Dingin dan terkadang Peduli.
"Bang Ricky? "panggil Talia saat Ricky fokus menyetir. Ricky hanya berdehem merespon Talia. "Tidak. "Ucap Talia. Sebenarnya gadis itu hendak bertanya sesuatu namun ia urungkan.
Tak terasa kini mereka sudah tiba dirumah Talia. Talia hendak membuka pintu mobilnya sendiri namun Ricky menahan tanggannya.
"Aku saja. "Ucap Ricky. Talia mengangguk. Talia merasakan ada sesuatu yang bergemuruh ditubuhnya. Ricky segera keluar dan membuka knop pintu mobil untuk Talia.
"Terima kasih. "Ucap Talia. Ricky menganguk. Ia memasukan kedua tanggannya disaku jeansnya memperhatikan pekarangan rumah Talia.
"Aku sendirian dirumah. Ayah dan Ibu sedang keluar kota. "Ucap Talia membuka pintu rumahnya. Ricky menganguk dan segera menyusul Talia untuk masuk. Talia mempersilakan Ricky untuk duduk diruang tenggah sementara gadis itu kedapur untuk membuat minuman.
Ricky duduk disofa. Ia penasaran dengan dvd apa saja yang dimiliki Talia. Ricky bangkit dari sofa dan membuka lemari kaca. Ricky mengelengkan kepalanya. "Dasar Wanita.! Apa mereka tidak bosan dengan Drama menye-menye seperti itu?? "Gumam Ricky. Ricky memperhatikan dvd dvd Talia sungguh semuanya dvd Drakor (Drama Korea)
Talia yang baru datang segera meletakkan minuman Ricky kemeja. Ia merasa malu karna Ricky memperhatikan dvd dvd Drakornya. Talia pun segera menghampiri Ricky dan menutup cepat lemari kaca itu.
"Kenapa bang? Ada yang aneh? "Tanya Talia. "Semua itu. Apa kau tak terlalu boros hanya untuk membeli dvd dvd itu.? "Ucap Ricky. Talia mengeleng sambil tersenyum manis. Semanis-manis nya. "Duduk aja. "Ucap Talia menarik Ricky untuk duduk disofa. Ricky menurut. Talia segera beranjak dan menaiki anak tangga. Ia harus segera mengambil apa yang telah ia pinjam dari Ricky waktu itu.
Tak lama kemudian. Talia datang diujung tangga dengan kotak2 yang bertumpuk. Ricky sengaja membiarkan gadis itu berusaha sendiri.
Talia pikir Ricky akan membantunya namun ternyata tidak. Talia berusaha menuruni anak tangga. Ia hampir berhasil menuruni anak tangga namun pada tangga terakhir ia kehilangan keseimbangan.
Talia pikir ia akan terjatuh memalukan dilantai dengan kotak2 yang menimpa tubuhnya namun ia tak habis pikir seseorang menahan pinggangnya.
Talia menelan salivanya. Gugup. Ia tak pernah sedekat ini dengannya.
-To Be Continue-
-
-
Terima Kasih Sudah Membaca 😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Romance [PROSES REVISI]
Teen Fiction"Yakin ingin kabur?" bisiknya yang spontan membuat bulu kuduk gadis di hadapannya merinding.wajah mereka yang hanya terpaut lima cm saja membuat gadis tersebut dapat merasakan deru hangat nafas lelaki di hadapannya. "Iya.kenapa? "ucap gadis itu sera...