Cecilia mengetuk tak sabaran pintu didepan rumah Anne. Gadis itu berjalan mondar-mandir menunggu sang pemilik rumah membuka pintu.
Ceklek.. Seseorang membuka pintu. Cecilia yang tadinya berjalan mondar-mandir segera menghampiri sang pemilik rumah. Ternyata bukan Anne namun seorang pembantu rumah tangga.
"Bi, Anne nya ada.? "Tanya Cecilia sopan. "Maaf sebelumnya, Nona Anne sudah pergi ke London untuk melanjutkan studynya. "Ucap pembantu rumah tangga itu. Cecilia terkejut. Secepat itu Anne sudah meninggalkan negara ini????
"Secepat itu, Bi? Padahal semalam aku baru bertemu dengannya. "Ucap Cecilia. "Nona Anne baru berangkat dua jam yang lalu. "Ucapnya. "Kira-kira pesawat yang ditumpangi Anne akan terbang berapa lama lagi.? "Tanya Cecilia.
Pembantu rumah tangga itu mengingat-ingat keberangkatan Anne. "30 menit lagi. "Ucapnya. Cecilia yakin ini masih sempat. Tanpa basa-basi gadis itu segera masuk ketaksinya. Ia harus cepat sebelum Anne pergi dari negara ini.
Begitu tiba dibandara Cecilia segera mengedarkan pandangannya. Berlari kesana-sini demi menemukan Anne. Ia juga harus menjelaskan pada Anne dan Anne juga harus menjelaskan padanya.
"Anne, kau dimana? "Ucap Cecilia frustasi. Cecilia memperhatikan jam tanggannya. Dua menit lagi pesawat yang menuju Tokyo akan lepas landas. Dua menit bukan lah waktu yang lama. Mungkin sudah terlambat bagi Cecilia untuk menemui Anne.
Waktu berjalan begitu cepat. Kini pesawat yang ditumpangi Anne telah lepas landas meninggalkan bumi pertiwi. Cecilia terduduk lemas dilantai. Ia memegang kepalanya frustasi. Semuanya sudah terlambat. Selain penasaran Cecilia juga merasa bersalah ia seolah-olah menjadi pelakor dihubungan Anne dan Kris.
Lagi-lagi Cecilia merasa sesak didadanya. Tidak. Penyakitnya tidak boleh kambuh sekarang. Ia tidak membawa inhaler sekarang. Seketika wajah Cecilia memucat dan setelah itu ia jatuh pingsan dilantai Bandara.
***
Talia binggung dengan Cecilia yang tiba-tiba saja pergi meninggalkan nya ditaman kota. Dimana gadis itu pergi? Kenapa terlihat begitu terburu-buru?
Perasaan khawatir mulai merasuki pikiran Talia. Apa lagi semalam gadis itu pingsan bagaimana jika terjadi hal buruk pada Cecilia??
Disaat Talia sedang memutar otaknya tiba-tiba saja smartphone nya berdering. Gadis itu segera meraihnya. Barang kali yang menghubungi nya adalah Cecilia.
Talia merutuk. Bukan Cecilia yang menghubungi nya melainkan keponakannya.
"Woii ngapain nelfon-nelfon..??"Ucap Talia. Terdengar helaan nafas dari seberang sana.
"Aku sudah tiba dibandara."
"Kau kembali ke Indonesia? Apa sekolah mu sudah libur?? "Ucap Talia. Gadis itu sedikit excited karna sekolah mereka saja baru akan menjalani UAS besok
"Udah kampret. Cepetan kesini.!! "
"Oke oke. Aku tau kau merindukan ku. "Canda Talia.
"Sorry lah ye. Tidak ada kata rindu buat tante-tante. "
"Tante? Eh aku masih sma dan kita seumuran. "
"Lah aku kan keponakan mu. "
"Terserah. Ya udah aku ke bandara. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Romance [PROSES REVISI]
Teen Fiction"Yakin ingin kabur?" bisiknya yang spontan membuat bulu kuduk gadis di hadapannya merinding.wajah mereka yang hanya terpaut lima cm saja membuat gadis tersebut dapat merasakan deru hangat nafas lelaki di hadapannya. "Iya.kenapa? "ucap gadis itu sera...