Pagi hari yang cukup cerah membuat siapa saja bersemangat untuk beraktifitas.
Namun,ada yang berbeda dengan Alfa biasanya dia akan menunggu Tania dan berangkat bersama,kini Tania melihat mobil Alfa sudah tidak ada berarti dia sudah berangkat dan Tania merasa sesak dihatinya,Alfanya kini berubah.
Tania pun berjalan kaki menuju halte sambil menunggu angkutan umum karena menurutnya itu lebih baik dibanding menaiki taksi dengan harga yang mahal.
06.45 dan itu artinya 15 menit lagi bel akan segera berbunyi,Tania pun mulai resah.
Setelah hampir pukul 07.00 Tania pun sudah menaiki angkot yang penuh biarlah dia kepanasan karena demi sekolah mungkin itu pikirnya.
***
Benar saja perkiraannya kini Tania terlambat dengan nafas tersenggal-senggal,meskipun satpam mengijinkan masuk tapi setelah itu akan ada hukuman dari guru BK.
Ya,Bu Rika kini sudah ada dihadapan Tania dengan wajah judesnya yang membuat siapa saja takut.
"Telat 15 menit. Sekarang hormat ketiang bendera sampai pukul 09.00." Tania pun mengangguk pasrah.
Lapangan sepi karena proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Keringat sudah mengucur dan membasahi seragam Tania dan untungnya Tania memakai parfum sehingga tidak akan ada aroma tidak sedap akibat keringatnya.
Tania pun melirik kearah atas dan seketika hatinya sangat sakit melihat Alfa dengan Risa sedang tertawa lepas,kini Tania tahu apa penyebabnya tapi Tania tidak memiliki hak apa pun.
"Hidup gue emang harus selalu sakit kali ya." Tania tertawa hambar.
Sudah 30 menit Tania berjemur diteriknya matahari kini kepalanya mulai pusing namun Tania tetap memaksakan diri setelah itu keluarlah darah segar melewati hidungnya dengan cepat Tania berlari ke arah toilet dengan menutupi hidungnya.
***
Tania menatap wajahnya yang pucat,hidung terus mengeluarkan darah.
Tania menatap terus dengan menangis sesenggukan untungnya toilet sepi dikarenakan masih pagi hari.
Hidup ini berat tapi seberat apa pun itu harus dijalani meskipun selalu ada rintangan.
Tania pun menyandarkan punggungnya ke tembok dengan menangis.
"Kalo memang gak ditakdirin buat bahagia gue mau pergi aja. Hidup gue sakit bahkan terlalu sakit bagi gue ungkapin semuanya. Hidup gue ancur" Batin Tania.
Perjalanan ini terlalu perih untuk dihadapi seorang Tania,diusia masih remaja saja sudah menjadi yatim piatu dan tidak ada keluarga yang peduli terhadapnya.
Tania pun buru-buru menghapus bekas air matanya dan membasuh mukanya kemudian memakai bedak dengan sedikit polesan liptint agar tidak terlalu pucat.
***
Keadaan kelas sangat heboh,Tania sebenarnya malas untuk masuk kelas namun dia tidak boleh bolos.
Ketika Tania masuk semua orang mendadak diam entah apa yang terjadi namun Tania pun merasa bodo amat karena dia tidak merasa melakukan hal salah.
Tania yang risih karena mendapat tatapan seperti itu akhirnya memberanikan bicaran.
"Kenapa liatin gue kayak gitu?" Tanya Tania dengan ketus.
Alfa dan Gio menghampiri Tania membuat Tania heran.
"Lo udah bikin gue sama gio kecewa." ucap Alfa dengan datar.
Tania pun memikirkan apa kesalahannya sehingga membuat teman-temannya begitu padanya.
"Maksud lo?" Tania berlalik nanya.
Alfa pun menunjukan foto Tania waktu dirumah sakit dan difoto itu seperti editan menurut Tania.
Dari foto itu terlihat Tania dan Regal sedang berpelukan kemudian berciuman.
Tania pun mulai terpancing emosinya.
Tania mencoba menahan emosinya "cuma gara-gara foto yang belum jelas orangnya ngelakuin apa gak kalian gini sama gue. Menurut gue kalian itu bener solid tapi ternyata semuanya bullshit!!" Tania tertawa tapi hatinya sakit.
"Lo pikir dengan foto itu bakal bikin gue takut sama kalian? Termasuk sahabat gue si Alfa sama Gio. Gue gak minta kalian percaya yang jelas kebenaran selalu ada. Gue kecewa sama lo semua gue benci. Mending gue mati daripada hidup menderita. Dan lo Alfa gue pikir ucapan lo akan selalu lo tepatin tapi ternyata sama aja lo bullshit." Tania pun beranjak dari kursinya kemudian pergi keluar kelas dengan membawa tasnya.
***
Tempat yang membuat Tania tenang dan tempat Tania untuk mencurahkan segala isi hatinya dan kesakitannya selama ini.
Makam ayah dan ibunya.
Tania berjongkok dihadapan makam ibunya dengan mengusapkan tangannya ke nisan ibunya.
"Bu aku datang lagi gak papa kan?" Tania pun tertawa hambar.
"Bu apa aku diciptain buat bikin orang susah aja? Apa aku gak berhak bahagia? Bu,Tania lelah sama semuanya,Tania pengen bebas aja. Bu, Tania difitnah temen kelas Tania pun benci sama Tania dan sekarang Alfa sama Gio pun sama."
Tania terus menangis kini beralih ke makam ayahnya.
"Ayah,aku butuh orang yang bikin aku kuat bukan kayak sekarang ini gak ada orang yang bikin aku kuat. Semuanya terlalu sakit kalo Tania jalani ayah." Tania menangis sesenggukan.
Apakah hidup selalu bahagia? Tentu tidak,semua proses dan bagaimana kau menghadapi rintangannya kemudian kau menjalaninya dengan ikhlas.
Tania pun berpamitan dahulu kepada kedua orang tuanya meskipun hanya sebatas makam saja namun itu tetap selalu merasa bahwa orang tuanya ada.
Tania pun beranjak dengan sedikit merapihkan roknya dan membersihkan tanah dari roknya.
Kini tujuannya hanya ingin berdiam diri saja dirumah sudah cukup.
***
Lelah? Mungkin itu yang selalu setiap orang rasakan. Perjalanan hidup yang terkadang suka dan terkadang selalu ada duka. Semuanya bagaimana kita menyikapinya.
Gadis lemah dengan sejuta senyuman palsunya kini tampak tidak ada semangatnya sama sekalinya.
"Pusing banget yaallah mending tidur ah." Tania berbicara sendiri sambil membaringkan tubuhnya yang lelah ke atas kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS OF LIFE (Completed)
Teen Fiction(Completed) bagaimana rasanya saling mencintai dengan status yang hanya sebagai sahabat? Seperti kisah Alfa dan Tania mereka bersahabat sejak kecil yang tidak bisa dipisahkan oleh siapa pun. Tania yang memiliki semangat hidup. Tania yang mempunyai...