Hari minggu menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua kalangan karena waktunya untuk berlibur dan menghilangkan segala penat.
Ada yang berkumpul bersama keluarga,bermain dengan teman atau pun kekasih. Namun,Tania berniat untuk mengunjungi makam kedua orang tuanya dan tentunya hanya ingin sendiri saja karena dia ingin meluapkan segala keluh kesahnya.
Sebelum Alfa bangun dan menyusul kerumahnya kini Tania sudah siap untuk berangkat dan juga ingin membeli bunga.
Tania pun memandang dirinya didepan cermin mukanya selalu pucat,badannya lemah,rambutnya sudah mulai rontok.
Tania pun berjanji harus tetap semangat.
Tania pun menghapus air matanya dengan tersenyum ke arah cermin "semangatt taniaaa."
***
Jalanan lumayan padat cuaca pun cukup menyengat.
Tania pun menuju makam ibu dan ayahnya setelah membeli bungan dipasar tadi menggunakan go-jek karena menurutnya lebih hemat.
Disepanjang jalan Tania menatap keadaan kota yang ramai banyak sekali yang terlihat bahagia apalagi Tania melihat kebahagiaan orang lain saat bersama keluarganya.
"Andaikan gue yang ada diposisi itu." Tania tersenyum getir.
***
Hampir 15 menit perjalanan kini Tania pun sudah sampai di TPU tempat ibu dan ayahnya dimakamkan.
Tania pun berjalan santai,tadi dia pikir keadaan TPU disini akan sepi tapi tidak terlalu sepi dan tidak terlalu menakutkan.
Banyak yang berziarah bersama keluarganya berbeda dengan Tania yang hanya seorang diri saja.
Tidak lebih dari 5 menit kini Tania sudah sampai dimakam ibu dan ayahnya.
Tania mengusap nisan ibunya sambil tersenyum menahan air matanya.
"Assalamualaikum bu,ibu udah bahagia kan disurga sana? Bu disini Tania berjuang ngelawan apa pun apalagi Tania hidup dengan penyakit yang parah. Bu sebenarnya Tania ini lemah mungkin kebanyakan orang bilang Tania kuat. Bu,andai ibu ada disini lihat Tania berjuang mungkin Tania gak akan kesepian. Tapi Tania bisa apa bu? Semua ini takdir Tania harus terima semuanya," lirih Tania sambil menundukkan kepalanya dan air matanya terus mengalir.
"Bu disini masih ada Alfa sama keluarganya yang baik tapi aku gak yakin bisa selalu bales kebaikan mereka tapi aku takut bu,nenek Alfa benci aku katanya aku benalu tapi bener ya bu." Tania tertawa hambar.
Setelah puas meluapkan segalanya kini Tania beralih ke makam ayahnya.
"Assalamualaikum ayah." dengan terus air mata mengalir.
"Ayah katanya janji mau jagain Tania tapi mana janji ayah? Tania rapuh ayah gak ada orang yang sebaik ayah. Tania butuh penjaga tapi bukan orang lain Tania pengen itu ayah. Andaikan ayah disini sama ibu mungkin setiap Tania berobat selalu ada kalian. Ayah hidup Tania sebenarnya sakit kadang Tania iri. Tania selalu inget gimana ucapan ayah yang jadi bikin Tania sekuat ini." lirih Tania sambil menatap nisan ayahnya dengan menaburkan bunga ke makam ibu dan ayahnya.
Flashback on
Sekarang waktunya quality time bersama keluarga karena harta yang paling berharga adalah keluarga. Setiap orang memiliki keluarga namun hanya berbeda ada yang terus menjaganya dan ada yang meninggalkannya.
Tania kecil pun sangat senang melihat ayah dan ibunya mencium pipinya secara bersamaan.
"Aku cayang ibu cama ayah" dengan gaya khas anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS OF LIFE (Completed)
Fiksi Remaja(Completed) bagaimana rasanya saling mencintai dengan status yang hanya sebagai sahabat? Seperti kisah Alfa dan Tania mereka bersahabat sejak kecil yang tidak bisa dipisahkan oleh siapa pun. Tania yang memiliki semangat hidup. Tania yang mempunyai...