26.END

2.8K 59 0
                                    

Play musik diatas biar baper wkwkwk








Alfa pun merasa terkejut karena tengah malam dia mendapat telepon dari pihak rumah sakit yang memberitahunya jika keadaan Tania melemah kembali dan sekarang yang paling parah.

Dengan cepat Alfa mencari kunci mobilnya dan tidak lupa berpamitan kepada mamanya.

Papanya tidak mengizinkan Alfa untuk kerumah sakit.

"Papa bilang gak ya gak," ucap papanya dengan nada tinggi.

"Alfa gak peduli." Jawab Alfa kemudian berlari keluar rumahnya dan segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

***

Alfa pun berlari dari parkiran rumah sakit menuju ruang ICU.

Terlihat sudah ada Gio,Regal,Clara yang sedang duduk termenung.

"Tania gak papa kan?" Tanya Alfa panik.

"Dokter lagi berusaha lo berdoa aja." Jawab Gio.

Regal dan Clara pun menghampiri Alfa dan Gio karena ingin berpamitan.

"Gue pulang dulu yah soalnya gue janji gak bisa lama-lama. Kalau ada apa-apa lo telepon aja."

"Ya udah lo hati-hati." Ucap Gio.

Kini hanya ada Alfa dan Gio saja. Mereka menunggu dokter untuk keluar ruangan.

1 jam kemudian dokter sudah keluar.

"Saudara Alfa?" Tanya dokter itu.

"Saya dok,gimana keadaannya?" Tanya balik Alfa.

"Keadaan Tania masih lemah dan Tania tadi menyuruh saya untuk menemui anda dan menyuruh anda untuk masuk kedalam namun hanya sendiri. Saya permisi." Alfa pun mengangguk.

"Yo gue kedalem dulu yah." Ucap Alfa kemudian melenggang pergi.

***

Tania pun melihat Alfa dengan senyum manisnya berbeda dengan Alfa yang menatap Tania sedih.

"Udah baikan?" Tanya Alfa.

"Mungkin gak," jawab Tania.

Kini keadaan hening dan Tania memegang tangan Alfa.

"Fa gue mau lo janji satu hal sama gue." Alfa merasa tidak enak hati mendengar ucapan Tania.

"Kalau misalnya gue sekarang pergi,gue harap lo baca surat dari gue yah. Gue kasih ini sebagai ucapan cinta sama sayang buat lo." Tania sedikit kesulitan bernafas meskipun sudah menggunakan oksigen.

"Fa lo harus janji kalau gue gak ada lo harus bisa jalanin hidup tanpa gue. Gue harap kalau suatu saat lo nikah gue bakal lihat lo dari atas sana dengan senyum bahagia. Alfa gue udah gak kuat,badan gue sakit semuanya mungkin gue berusaha kuat tapi gue udah gak bisa,"

"Lo harus jaga diri,jaga kesehatan,jangan main game mulu nanti lo gak dapet cewe," Tania masih sempat bercanda.

"Fa... gue cinnnta.." nafas Tania sudah tersenggal-senggal dan tangannya pun mulai mendingin.

"Dan sayang sama.. lo," kini Tania memejamkan matanya.

Tittt...titt..tit

pendeteksi jantungnya menunjukan garis lurus.

Alfa terus mengguncang tubuh Tania "bangunnn,bercanda lo gak lucu jangan buat gue tersiksa Tania."

Dokter pun menghampiri Tania dan memeriksa keadaannya kemudian dokter menyuruh para perawat untuk menggunakan kejut jantung.

Namun,hasilnya tetap garis lurus saja.

"Maaf pasien sudah meninggal. Kami turut berduka cita." Ucap dokter kemudian melangkah pergi.

Alfa terus menangis dan keadaan ruangan Tania sudah ramai ada keluarga Alfa dan teman-temannya.

"Tania kenapa lo ninggalin gue secepat ini. Lo katanya cinta dan sayang tapi mana buktinya," Alfa terus menangjs.

Papa dan mamanya melihat Alfa tidak tega karena bagaimana pun Alfa dan Tania selalu bersama-sama tanpa ada yang bisa memisahkan mereka berdua.

"Alfa ikhlasin Tania." Ucap mama Alfa sambil memeluk putranya itu.

"Tania ma dia pergi ninggalin Alfa." Lirih Alfa.

Alfa pun teringat dengan surat yang Tania berikan kepadanya dan Alfa pun dengan perasaan sedih membukanya. 

Untuk Alfa

Alfa dalam surat ini aku ngomongnya pengen aku-kamu karena kita kalau ngomong selalu gue-lo.
Alfa makasih selama ini hidup aku berwarna dengan adanya kamu.
Alfa aku gak bisa bayangin kalau aku gak kenal kamu mungkin hidupku gak bisa berwarna.
Oh iya,alfa aku gak ada bosannya buat bilang kalau aku cinta dan sayang sama kamu.

Alfa kalau aku beneran pergi simpan surat ini baik-baik. Kenang aku sampai kapan pun tapi kamu harus bisa mencintai perempuan lain.
"Alfa" nama yang gak bosan aku sebut.
Banyak kisah suka dan duka yang kita jalanin.
Sebenarnya aku masih kecewa karena kamu gak bisa jujur kalau kamu udah dijodohin.

Alfa maafin aku kalau selamana ini aku cuma bikin susah kamu aja.
Aku cuma jadi benalu dihidup kamu yang gak tahu malunya sama sekali.
Alfa ingat aku dimanapun kamu berada tapi hapus rasa cinta dan sayang kamu ke aku secara perlahan karena mungkin aku dan kamu gak bisa bersatu.

Alfa,cinta pertama dan terakhir aku dan itu benar dengan kenyataan pahit menjadi saksi semuanya.

Alfa terima kasih kenangannya.
Semoga kamu selalu bahagia.

Dari Tania

Alfa pun mengepalkan tangannya berusaha menahan air matanya yang terus mengalir.

Kini hidupnya terasa hampa tanpa adanya Tania.













Akhirnyaa cerita ini ending juga.
Mungkin cerita ini ada sebulan dan aku udah membereskannya.
Lega rasanyaaa..

Makasih buat yang bacaaa😊

FRIENDS OF LIFE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang