Alfa menatap ruangan Tania,kondisinya sudah kritis kembali dan penyakitnya mulai bertambah parah.
Ada rasa penyesalan dalam hidup Alfa karena dia terlalu percaya kepada orang lain.
Dia pun teringat akan Gio dan Alfa pun langsung menelpon Gio.
"Ada apa?" Jawab Gio to the point
"Kerumah sakit medika sekarang Tania kritis jangan banyak omong." belum sempat Gio menjawab alfa pun langsung mematikan sambungan teleponnya.
Sudah 30 menit namun tidak ada tanda-tanda dokter keluar dari dalam ruangan membuat Alfa semakin khawatir.
***
Gio pun sudah datang daritadi dan terus menunggu Tania diluar ruangan karena Tania tidak boleh dijenguk terlebih dahulu.
Gio pun melihat Alfa kasihan,dia pun menyadari hal bodoh yang telah dilakukannya.
Gio menghampiri Alfa kemudian merangkulnya dengan ramah "kita berasa jadi orang yang jahat banget dan gue merasa gagal jadi kakak yang jagain adiknya."
Alfa pun menatap "penyesalan selalu datang diakhir bukan begitu?"
"Itu benar. Gue mungkin terlalu bodoh percaya kata-kata Risa yang jelas dia itu benci sama Tania. Yang terpenting kita cari tahu dulu apa bener Risa yang ngerencanain semuanya dan kita berdoa aja supaya Tania cepet sadar dan pulih kayak biasanya." Alfa pun mengangguk sebagai jawaban.
Menurut Alfa jiwanya terasa ada yang kosong sebagian hidupnya terasa mati,Tania yang selalu ceria kini terbaring lemah dirumah sakit dengan keadaan yang semakin parah.
Hidupnya seperti hampa tanpa kehadiran sosok Tania beberapa hari kebelakangan ini. Hidupnya kosong tidak ada canda tawa yang biasa Tania lontarkan.
Alfa selalu ingat ketika Tania merasa kesakitan namun dia selalu menutupinya dengan tertawa bahagia meskipun tahu dia menutupi rasa sakitnya.
***
1 jam.
Kini Alfa dan Gio sudah berada di kamar rawat inap Tania karena kondisi Tania sudah cukup membaik namun Tania dinyatakan koma dan belum tahu akan berapa lama.
Dengan selang infus,selang transfusi darah juga oksigen yang senantiasa menempel dihidung milik Tania ketika dirinya mulai kritis.
Alfa menatap Tania sendu,dia terpukul dan dia merasa gagal menjadi seorang sahabat sekaligus sahabat yang saling mencintai.
"Pliss bangunn." Lirih Alfa.
"Gue kangen. Mana Tania yang selalu ceria,mana Tania yang selalu bikin gue bahagia manaa," Alfa terus menundukan kepalanya dengan jarinya setianya disatukan dengan jari milik Tania.
Gio pun merasa Alfa butuh waktu sendiri,dia pun bangkit menghampiri Alfa.
"Gue balik ya fa udah mau malem maaf gak bisa nemenin lo."
"Tenang aja gak papa kok,hati-hati dijalan yo." Jawab Alfa dengan mata lumayan sembab.
Setelah Gio keluar dari kamar rawat Tania,Alfa pun kembali menatap sendu Tania.
"Lo tahu apa hal paling gue takutkan selain kehilangan keluarga? Gue takut kehilangan lo tann,plis bangun gue mau minta maaf gue bakal lakuin apa pun asal lo bangun." Lirih Alfa kembali dengan air mata yang mulai menderas.
"Lo denger gue ngomong kan? Jawab dongg nanti gue ajak ke pasar malam lagi deh gue janji,gue beliin lo aromanis,"
Hanya ada suara pendeteksi jantung saja kemudian dilanjutkan dengan suara isakan Alfa.
Sudah larut malam Alfa pun bergegas pulang dan tidak lupa dia pun menitipkan Tania kepada perawat untuk menjaganya.
***
30 menit diperjalanan kini Alfa sudah sampai dirumahnya namun ada hal aneh,dipekarangan rumahnya ada beberapa mobil dan membuat Alfa heran sepertinya ada acara namun Alfa tidak tahu.
Alfa pun bergegas turun dan langsung masuk kedalam rumahnya betapa terkejutnya Alfa melihat ada Caca dan keluarganya kemudian nenek Alfa.
"Nah itu Alfa sudah pulang. Sini fa duduk disebelah nenek." Alfa pun menurut tapi dengan senyum dipaksakan karena dia tidak suka dengan acaranya ditambah dengan hadirnya Caca dan keluarganya.
Caca pun tersenyum kearah Alfa "hai fa darimana aja?"
"Bukan urusan lo." Jawab Alfa datar membuat nenek Alfa menahan emosinya.
"Maaf mungkin Alfa sedang cape dan mungkin lebih baik kita langsung saja ke topiknya." Alfa dibuat heran dan kedua orang tua Alfa pun heran.
"Maksudnya?" Alfa menaikkan sebelah alisnya.
"Nenek mau jodohin kamu sama Caca dia baik dan dia juga sehat," ucap Nenek Alfa dengan semringah.
"Nek,aku bisa pilih calon aku sendiri bukan acara jodohin tanpa kasih tahu aku terlebih dahulu." Alfa pun mulai terpancing emosinya dan mama Alfa pun coba menenangkan anaknya itu.
"Ma,apa gak sebaiknya kita gak terlalu paksa Alfa?" Tanya Papa Alfa.
"Gak ada penolakan karena kalau semua nurutin keinginan Alfa pasti dia bakalan milih cewek yang penyakitan itu." Alfa pun geram dengan ucapan neneknya.
"Terserah nenek aja,Alfa tetep mau sama Tania gak mau sama yang lain," nenek Alfa pun seperti mempunyai rencana agar cucunya mau menerimanya.
Nenek Alfa pun berpura-pura sakit jantung membuat semua orang panik.
"Fa turutin aja." Ucap Papa Alfa dengan lemah.
Dengan terpaksa Alfa pun mengangguk meskipun pikirannya sedang menuju Tania.
Nenek Alfa pun semringah "makasih ya fa." Ucap lembut sang nenek membuat Alfa hanya diam saja.
Kini acara tukar cincin pun sudah dilakukan oleh Alfa dan Caca meskipun Alfa berat hati tapi berbeda dengan Caca yang terlihat senang sekali.
"Nah sekarang kalian sudah resmi tunangan dan Alfa jangan terlalu dekat dengan Tania," ucap Papa Caca.
"Tania sahabat saya jadi hak saya." Jawab Alfa santai.
"Yang sopan kamu Alfa,maafkan anak saya ya." Tegur Papa Alfa.
"Terserah.. Alfa cape yang penting Alfa udah jadi orang yang mau nurutin keinginan nenek sama papa yang penting hati Alfa untuk Tania. Tania kritis dan kalian adain acara kayak gini gak ada gunanya." Ujar Alfa kemudian melangkah menjauhi orang-orang.
***
Didalam kamar Alfa pun memandang foto dirinya bersama Tania.
Didalam foto itu masih terlihat Tania yang terlihat sehat dan bahagia tanpa ada beban sama sekali.
"Maafin gue Tania,gue gak bisa tepatin janji gue sama lo."lirih Alfa sambil memeluk foto dirinya dan Tania.
Diluar kamar Alfa ada mamanya yang melihat Alfa sedih bagaimana bisa suaminya begitu percaya akting ibu mertuanya itu.
Tanpa mengetuk,mama Alfa pun masuk kemudian tak lupa menutup pintu kamar Alfa.
Mama Alfa duduk disebelah Alfa kemudian mengelus rambut putranya yang sudah dewasa ini.
"Besok kita kerumah sakit ya liat keadaan Tania. Sebenarnya mama pengen banget nentang semua keputusan itu tapi mama bakal kalah. Maafin mama ya fa." Ucap mama Alfa.
Alfa pun memeluk mamanya "kenapa papa tega? Papa tahu Alfa cuma cinta dan sayang sama Tania. Tania kritis tapi cuma mama yang ngertiin keadaan Alfa."
Mamanya pun menatap putranya itu "kamu harus lewatin semua ini secara perlahan,mama akan selalu doain kamu. Sekarang kamu istirahat ya fa."
Alfa pun mengangguk disertai dengan senyum tipisnya.
Sedihh gak sih?😂😂😂 Komennn dan vote jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS OF LIFE (Completed)
Teen Fiction(Completed) bagaimana rasanya saling mencintai dengan status yang hanya sebagai sahabat? Seperti kisah Alfa dan Tania mereka bersahabat sejak kecil yang tidak bisa dipisahkan oleh siapa pun. Tania yang memiliki semangat hidup. Tania yang mempunyai...