21.TERBONGKAR

1.6K 49 0
                                    

Semenjak kejadian Alfa dijodohkan dengan Caca,hidupnya terasa lebih berat. Disaat Tania kritis dia harus menjalani perjodohan yang sangat dia benci.

Dia berusaha membatalkan semuanya namun hasilnya selalu nihil yang dia dapatkan hanya kediaman sang nenek dan juga papanya.

Gio menatap Alfa yang sedari tadi melamun dan irit berbicara.

"Kenapa lo? Gak biasanya," tanya Gio.

Alfa menghela nafasnya "gue dijodohin dan orang itu Caca,gue berusaha nolak tapi hasilnya sia-sia dan mama gue pun udah berusaha tapi tetap hasinya selalu nihil."

Gio pun terkejut dengan jawaban Alfa.

"Kalo Tania tahu pasti dia kecewa banget sama lo fa. Gue berharap lo bisa ngatasin ini semuanya." Ucap Gio sambil menepuk pelan punggung Alfa.

Alfa pun tidak berniat menjawab,pikirannya sedang kacau,dirinya butuh Tania karena selain mamanya selalu ada Tania yang selalu menguatkannya.

"Tan andaikan lo tahu sebenarnya gue berharap lo gak bakal jauhin gue." Batin Alfa.

***

Jam istirahat pun sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu kini Alfa dan Gio sedang berjalan menuju kantin sebenarnya Alfa malas namun Gio memaksanya.

Ketika melewati sebuah ruangan dekat perpustakaan seperti ada 2 orang yang sedang mengobrol,Alfa dan Gio pun saling melirik kemudian mendengarkannya dengan sembunyi-sembunyi.

Ternyata itu adalah Risa dan Caca.

"Lo berhasilkan?" Tanya Risa dengan sedikiti memelankan suaranya.

Alfa dan Gio pun heran dengan ucapan Risa.

"Berhasil lah gue sama Alfa sekarang udah tunangan padahal kan gue seperti terobsesi aja. Dan gimana rencana lo yang bikin persahabatan mereka hancur berhasilkan?" Jawab Caca kemudian berbalik menanyakan rencananya.

"Berhasil dong Alfa sama Gio percaya banget sama gue padahal foto itu cuma rekayasa aja emang bodoh. Tapi lo jangan putusin kontrak kerja sama orangtua kita yah soalnya gue udah jalanin sesuai perintah lo."

"Tenang aja," keduanya pun tertawa membuat Alfa semakin emosi dengan cepat dia melangkah menghampiri Risa dan Caca.

Alfa pun bertepuk tangan dengan senyum miring yang misterius "ohh jadi semua rencana kalian berdua?" Tanya Alfa.

"Dasar iblis lo gak ada gunanya sama sekali." Kini Gio yang membuka suara.

"Asal lo tahu,buat lo ngelakuin ini bikin gue sama Alfa semakin benci sama kalian. Kalian terlalu bego atau gimana sih? Bikin rencana yang gak masuk akal,lihat aja siapa yang bakal menang difinal nanti," ucap Gio kemudian mengajak Alfa untuk pergi dari hadapan Risa dan Caca.

Risa pun mulai takut berbeda dengan Caca yang tampak tenang tanpa ada rasa takut sama sekali.

Risa pun mencoba tenang menghadapinya.

***

Alfa dan Gio,mereka bolos karena pikiran mereka sedang kacau,emosi mereka sedang memuncak.

Pikiran mereka hanya Tania,Tania,dan Tania saja.

"Arghhhhhh," teriak Alfa ditepi danau yang sepi.

"Seharusnya gue gak terima perjodohan ini kalau Tania tahu dia bakal marah sama gue. Gue terlalu lemah buat ngejalanin ini semua." Ucap lemah Alfa membuat Gio kasihan melihatnya.

Gio pun menghampiri Alfa "Fa semuanya udah diatur dari atas dan lo tinggal jalanin semuanya. Gue yakin lo pasti bisa hadapin semuanya asalkan lo menghadapinya dengan sabar,"

Alfa pun duduk menyila ditepi danau yang sepi,sejuk membuatnya sedikit tenang.

"Kalo gue gak bisa lewatin semuanya gimana? Gue gak mau Tania kecewa sama semuanya." Lirih Alfa.

"Lo bisa dan lo harus selalu yakin,Fa. Karena semuanya pasti selalu ada jalan keluarnya,inget gue selalu ada disamping lo meskipun gak setiap waktu tapi gue akan selalu ada saat lo butuhin gue."

Alfa pun tersenyum "makasih,yo. Lo jadi penyemangat gue selain Tania."

Gio pun mengangguk.

Karena waktu sudah menjelang sore hari mereka memutuskan pulang namun Alfa memutuskan untuk ke rumah sakit saja.

***

Alfa pun terburu-buru memarkirkan mobilnya karena ingin segera bertemu Tania.

Disepanjang koridor rumah sakit Alfa hanya memasang muka datar.

Setelah menggunakan pakaian khusus yang steril,Alfa masuk kedalam ruangan Tania karena kemarin dia diberitahu jika Tania harus dipindahkan karena keadannya mulai kritis kembali.

Alfa melihat tubuh Tania yang hanya diam tidak ada pergerakan sama sekali,sudah 2 hari Tania koma tapi bagi Alfa seperti lama. Dia rindu segalanya tentang Tania.

Alfa duduk dikursi kemudian menghadap ke arah Tania yang sangat mengenaskan,berbagai alat dipasangkan dan tidak lupa oksigen. Andaikan Alfa  tahu bagaimana rasanya menjadi Tania yang menahan sakit yang sudah bertahun-tahun.

Lama mema.dang Tania,Alfa pun memegang tangan Tania yang sedikit dingin "kapan lo bangun? Lo tahu 2 hari rasanya kayak 2 tahun mungkin kalau lo sehat lo bakal bilang gue lebay,"

Alfa pun seperti berbicara dengan patung tidak ada respon sama sekali.

"Tann plis bangunnn gue butuh lo,lo tahu gak gue dijodohin. Gue cuma cinta dan sayang sama lo plis Tan jalanin ini semua sama gue." Lirih Alfa.

Hanya ada suara pendeteksi jantung kemudian Alfa melihat wajah Tania dan dia pun terkejut melihat Tania meneteskan air mata.

Alfa pun menghapus air mata Tania. Dengan sayang yang begitu besar dan tulus,Alfa mencium kening Tania dengan lembut.

"Gue... lemah tanpa lo Tan. Asal lo tahu hidup gue sepi tanpa lo,hidup gue hampa,tolong bantu gue ngelewatin semuanya." Ucap Alfa parau.

Lama mengajak Tania mengobrol meskipun tidak ada respon apa pun tapi Alfa sedikit tenang karena bisa mencurahkan segala isi hatinya kepada Tania walaupun tidak ada respon.

Malam pun semakin larut Alfa memutuskan untuk pulang saja karena Tania ada yang menjaganya dan Alfa pun besok harus sekolah,badannya terasa lelah sekali,pikirannya sangat kacau dan dia butuh istirahat kemudian Tania.











Fastt update aja yah,mungkin bentar lagi ending

FRIENDS OF LIFE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang