Hari minggu menjadi kebiasaan Tania untuk berkunjung kerumah Alfa. Namun, Tania merasa heran karena ada satu mobil dihalaman depan Alfa yang terparkir.
Tania pun mengetuk pintu rumah Alfa kemudian mama Alfa yang membukanya.
"Eh ada Tania ayo masuk," ajak mama Alfa dan Tania mengikutinya.
"Tania kamu ke tunggu aja disini yah." Ucap mama Alfa sebelum pergi ke dapur.
Tania menatap rumah Alfa yang cukup ramai seperti banyak orang tapi Tania tidak terlalu ingin mencampuri urusan keluarga Alfa.
Tania pun hanya diam sambil memainkan hpnya. Ketika sedang asik memainkan hpnya,Tania dikejutkan oleh papa Alfa.
"Tania,om mau bicara sama kamu dan om harap kamu ngerti yah," ucap papa Alfa.
Tania pun merasa sedikiti tidak enak hati karena tidak biasanya papa Alfa ingin berbicara berdua dengannya.
"Apa kamu tahu kalau Alfa sudah dijodohkan dengan perempuan disekolahannya yang namanya Caca?" Deg... seketika Tania mendadak membisu.
"Belum om." Jawab Tania dengan nada yang dibuat santai.
"Om tahu pasti kamu sakit dengarnya tapi om ingin kamu mengerti dan om tahu kamu dan Alfa saling mencintai namun om mohon Tania. Bukan maksud om menyakiti kamu tapi om mau Alfa hidup bahagia tanpa harus mengurus perempuan yang mempunyai penyakit parah seperti kamu. Maafkan om yah." Ucap papa Alfa begitu menyakiti Tania namun,Tania berusah menutupinya dengan senyuman.
"Iya om,aku ngerti. Aku bakal jauhin Alfa dan aku pun sadar diri kalau hidup aku cuma bawa susah orang. Makasih om atas pengakuannya bilangin sama Alfa yah Tania pamit pulang." Ucap Tania kemudian berlari keluar rumah Alfa dan pulang menuju rumahnya.
Ketika Tania sudah keluar dari rumahnya Alfa,kini Alfa turun untuk menemui Tania. Alfa celingak celinguk mencari Tania namun tidak ada Tania.
"Tania udah pulang," ucap papa Alfa dingin.
Alfa merasa papanya tidak seperti biasanya tapi Alfa pun hanya bodo amat.
***
Tania menutup pintu rumah dan kamarnya dengan keras,dia terus menangis seakan takdir mempermainkannya ternyata mungkin ini yang disembunyikan oleh Alfa.
"Kenapa hidup gue isinya cuma sakit hati terus apa gue gak berhak bahagia?" Lirih Tania.
"Gue selalu mendapat rasa sakit. Gue cinta Alfa tapi takdir berkata lain. Gue cape,bosan,gue pengen tenang. Gue terlalu munafik buat mengatakan bahwa gue baik-baik aja." Tania kembali mengeluarkan isi hatinya.
Ketika sedang menangis,Tania mendengar seperti ada yang mengetuk pintu. Tania menghapus air matanya dengan kasar.
Tania terkejut ternyata Alfa yang mengetuk pintu rumahnya.
Alfa pun sama terkejutnya karena melihat mata Tania sembab,hidung merah kemudian sedikiti sesenggukan.
"Pergi lo pembohong. Gue benci lo. Gue gak nyangka lo sembunyiin ini semua. Harusnya lo bilang supaya gue gak terlalu sakit ketika dengar semuanya sendiri. Gue sakit hati Alfa kenapa takdir seakan mempermainkan baru kemarin kita ngomongin hal yang seperti ini dan ternyata itu kenyataan." Lirih Tania dengan air mata yang terus mengalir.
Ternyata papanya sudah memberi tahu tentang perjodohan itu dan Alfa pun sedikiti marah kepada papanya itu.
"Hadapin sama-sama tolongin gue. Gue selalu nolak perjodohan ini tapi hasilnya selalu nihil. Maafin gue Tania jangan benci gue."
"Pergi lo gue gak mau lihat muka lo lagi terlalu sakit buat gue. Benar kata papa lo kalau gue cuma cewe penyakitan yang cuma nyusahin orang aja." Teriak Tania kemudian menutup pintu rumahnya dengan keras dan mengabaikan teriakan Alfa diluar rumahnya.
Tania merasa hidupnya hancur tidak ada gunanya sama sekali. Hidup sendiri mungkin itu lebih baik.
***
Malam pun sudah larut,Tania merasa kepalanya pusing dan hidungnya sudah mengeluarkan darah segar. Dengan cepat Tania membuka aplikasi untuk memesan taksi online.
Tidak lupa Tania mengintip terlebih dahulu kearah luar rumahnya karena takutnya Alfa melihatnya dan mengetahui jika Tania sekarang ingin menuju rumah sakit.
Tania membereskan perlengkapan untuk perawatan dirumah sakit dan tidak lupa uang tabungan peninggalan kedua orang tuanya dia bawa.
Taksi online pun sudah membunyikan klaksonnya dengan tergesa-gesa Tania melangkah masuk kedalam taksi tersebut.
"Maaf Alfa gue gak ngasih tahu lo." Batin Tania.
Tania pun hanya berniat menghubungi Gio saja. Sudah dua kali menghubungi Gio namun tidak diangkat dan untuk yang ketiga kali akhirnya Gio mengangkat telepon Tania.
Tania menceritakan semuanya dan Gio pun merasa terkejut atas ucapan papa Alfa yang sangat menyakiti hati Tania dan Tania pun sudah memberi tahu Gio kini dirinya sedang berada dalam perjalanan menuju rumah sakit.
***
Sampainya dirumah sakit Tania segera menghampiri dokter yang sudah akrab dengannya karena dokter tersebut yang telah mengobati Tania.
Tania pun diperiksa terlebih dahulu dan dokter mengatakan bahwa penyakit Tania memasuki stadium 4 dan badan Tania pun sudah mulai melemah.
Dengan cepat dokter itu menyuruh suster untuk membawa Tania ke ruangan ICU karena Tania sudah lemah sekali dengan hidung yang terus mengeluarkan darah.
Dokter tersebut pun menyuruh suster yang menyimpan nomor Alfa untuk menghubungi Alfa karena keadaan Tania sudah lemah sekali.
Tubuh Tania dipenuhi oleh kabel dan banyak dipasang alat penunjang hidupnya.
Tania yang masih sadar dengan sisa tenaganya dia menulis surat untuk Alfa karena takutnya dia tidak bisa bertemu dengan Alfa kembali.
Mungkin 1 part lagi ending yah...
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS OF LIFE (Completed)
Ficção Adolescente(Completed) bagaimana rasanya saling mencintai dengan status yang hanya sebagai sahabat? Seperti kisah Alfa dan Tania mereka bersahabat sejak kecil yang tidak bisa dipisahkan oleh siapa pun. Tania yang memiliki semangat hidup. Tania yang mempunyai...