22.

1.9K 75 2
                                    

Mengadung kata tidak halus
Sorry for typo

Katakan padaku apa yang sebenarnya

***

Nira mengerek kelambu biru di kamar sang anak gadis yang masih melingkarkan tubuhnya dibalik selimut. Yang dibawah selimut menggeliat karena saat wajahnya tesorot sinar matahari dari balik jendela. Ia melengguh, mengerjapkan matanya.

"Udah bangun Al?" Tanya Nira pada anaknya yang sudah membuka mata "Udah jam setengah enam, ngak sekolah apa? Telat kamu nanti"

"Hmm" jawaban singkat dengan tingkat kemalasan penuh.

"Bangun! Ngak biasanya jam segini masih molor"

"Iya Umi, Al bangun nih" Alia bangun membuka Lemari memngambil beberapa helai pakaian.

"Nak" Nira melangkah menuju anak gadisnya.

"Hmm"

Membalikkan tubuh Alia menghadap kepadanya "Kenapa matanya bisa sembab kayak gini?" mengelus kedua mata Alia

"Masa sih umi" jawab Alia menghindar  berjalan ke depan cermin "Ngak kok umi, mungkin gara-gara kemaren tidur kemaleman nonton drama jadi bengkak" elaknya memberi senyuman pada Nira, setelahnya ia langsung berlari keluar kamar.

"Alia!" teriak Nira pada anak gadisnya.

"Alia takut telat Umi" sahut Alia.

"Ngak bakalan umi beresin" tak ada sahutan, hanya ada suara gemricik air.

Alia keluar dari kamar mandi beberapa menit setelah memandikan badannya.

"Tega banget Umi, kamar aku ngak diberesin" Ucapnya dikeraskan agar samapi ke telingan Nira.

"Beresin sendirilah, udah gedhe juga" Teriak Nira tak mau kalah.

Alia lalu membereskan tempat tidurnya yang masih berantakan, melipat selimut dan menata bantal, guling serta bonekanya. Kemudian ia mengecek kembali isi tasnya, ia tidak membawa terlalu banyak buku mengingat hari ini ada acara yang berlangsung di sekolah. Membuatnya teringat tentang ekstranya yang tidak boleh tampil. Ah sudahlah. Ia membentuk dasinya, mengambil sehelai kerudung putih dengan lambang SMA-nya di belakang.

"Alia cepetan dong jam 6 nih, nanti telat juga"

"Iya Umi, lagian Abi udah selesai belum? Palingan Alia selesai sarapan Abi baru selesai siap-siapnya"

"Bukan itu nak, ini Arozy nungguin kamu dari setengah jam yang lalu"

"Apa Umi" Alia berlari ke pintu kamarnya dengan kerudung yang masih ia pegangan untuk menutupi kepalanya, ia ingin memperjelas pendengaranya memastikan apa yang ia dengar itu salah.

"Arozy udah nungguin kamu dari tadi, cepetan dong!" titah Nira masih dari dapur.

"Arozy? Ngapain pagi-pagi kesini?" tanyanya dalam hati.

"Umi bercanda deh" mencoba tidak mempercayai Umi-nya.

"Kamu ini dibilangin ngak percaya, cepetan mangkanya"

Alia langsung memnaburkan bedak pada wajahnya, uminya selali protes saat Alia keluar polos tanpa bedak katanya "Muka kamu kelihatan kayak baru bangun tidur, minimal pakai bedak" jadi ia keterusan sampai sekarang. Mengaitkan sisi kanan dan kiri kerudung dengan peniti di bawah dagunya, tidak lupa dengan iket senada. Memakai lotion ke tangan dan kaki lalu mecari kaos kaki hitam untuk seragam pramukanya. Dengan cepat Alia memasangkan kedua kaos kakinya lalu menenteng tas dan berjalan cepat menuju meja makan.

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang