2.

5.6K 218 4
                                    


Alia Pov

Seorang anak laki-laki masuk ke ruang kelas dengan salah satu guru bahasa inggris. Dia memperkenalkan diri di depan kelas dengan manisnya dan entah kenapa para cewek malah kecentilan sama padanya.

".... Gue Hamdan Syeq Mawridi..."

Benar dia.

Hamdan Syeq Mawridi. Iya, murid baru di kelas ini, namun tidak untuk sekolah ini. Siapa yang tidak kenal dia, siswa yang lebih baik akademiknya diatas Alia. Agamanya pun bisa dibilang jempolan. Anak dari salah satu pengajar bidang matematika di sekolah kami. Si peringkat satu berturut-turut selama dua tahun. Yang setiap tahunnya selalu ingin aku kalahkan. Dia kelihatan tampan. Badannya tinggi dan cukup kurus namun cukup ideal. Kulitnya putih. Rambutnya hitam dengan potongan biasa yang gak nekoh-nekoh. Jam tangan yang selalu ada di tangan kirinya. Cukup keren untuk ukuran anak SMP.

Sikapnya yang mudah membaur membuat ia punya banyak teman. Namun ya itu, sikapnya yang dingin banget membuatku ogah bicara dengannya. Ia pintar dalam bidang olahraga dan menghitung. Aku tidak menyangka kalau dia bisa menghitung dalam waktu yang sangat singkat dan punya pengetahuan yang tinggi tentang dunia. 180 derajat beda sama aku.

"..... kamu pindah ke belakang Alia" perintah miss Suci membuyarkan lamunanku.

Dan, sialnya aku. Bagaimana aku bisa hidup di kelas yang mungkin akan membuat aku sport jantung tiap saat. Bagaimana tidak di satu sisi ada Aro dan teman-temannya yang selalu menjahiliku yang mudah bikin aku bad mood setiap hari. Dan sekarang di sisi lain datang si muka es batu masuk ke kelas ini dan duduk depan aku, Bisa-bisa aku jadi bahan tinju.

"Mati gue" batinku, kehadirannya membuatku terungat kejadian 2 hari yang lalu.

Flasback on

Aku sedang berjalan melewati ruang kelas yang sekarang banyak murid sedang istirahat. Entah mereka makan, bercanda, atau hanya bergosip memenuhi koridor.

"Eh dijodohin nih ye"

"Kapan mau nikah?"

"Si mantu idaman tuh"

Segala olokan yang aku dengar sejak ia keluar dari ruang kelasnya, mencari jajanan untuk menikmati jam istirahat. Tak tahu itu untuk siapa.

'Apa-apaan sih mereka, siapa coba, tapi kok matanya ngarah ke aku yah' batinku.

"Itukan jodohnya si Hamdan" salah satu mereka menunjukkan ke arahku, terang-terangan.

"Hamdan" alia bingung.

Aku mempercepat langkahnnya sambil menundukkan kepala. Tiba-tiba ada sesuatu yang meraih tannganku membuatku berbalik badan hingga akan jatuh.

"Ayo ikut gue"

'Hamdan... Dia hamdan" pekikku dalam hati.

Dari mana datangnya dia, aku tak tahu tang aku tahu sekarang tangan Hamdan memegang tanganku erat, hingga rasanya mengerat sampai ke tulangku, sakit.

"Lo mau bawa gue kemana" aku meronta padanya yang menarik tanganku dengan berjalan cepat-cepat. Tak tahu mau dibawa kemana.

Hamdan hanya diam tak menjaban pertanyaanku tadi. Aku mulai susah berjalan karena rokku yang lumayan riweh, lumayan merepotkan saat di tarik-tarik seperti ini.

"Ham, pelan-pelan dong gue mau jatuh" protesku saat dia masih saja berjalan tak menghiraukan diriku dan masih tanpa menjawab.

"Hamdan lepas! Sakit tau!" teriaknya, meronta, mencoba melepaskan diri. Dan tangan itu melepas genggaman pada tangan Alia.

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang