24.

2.3K 83 8
                                    


Berapa banyak yang kau tahan, hingga aku pun tak bisa untuk tidak menghiraukanmu

***

Alia menemukan amplop berwarna merah jambu di loker mejanya. Keadaan kelas sepi hanya ada seorang siswa. Merasa bingung, Alia membukanya dengan perlahan. Berisi sebuah kertas putih dengan tulisan tangan di beberapa barisnya.

11 Agustus

Alia, saya ingin mengatakan sesuatu yang saya awali lewat surat ini.
Kita memang baru kenal dan akrab.
Cuma, saya terlanjur suka padamu.
Jika kamu terima datang ke taman belakang sepulang sekolah. Dan akan saya ulang kalimat itu.

~Vando~

Alia tersipu malu membaca surat tersebut. Dibuat senyum-senyum sendiri oleh sepucuk surat dari teman sekelas.

Kelas dimulai, tiba-tiba suasana kelas terasa canggung. Ia tidak berani melihat ke arah Vando sang pengirim surat itu.

Sekolah pun usai, Alia membereskan tasnya dengan senyum yang tidak dapat disembunyikan. Vando sudah keluar kelas terlebih dahulu.
Alia langsung menuju ke taman belakang. Sudah ada Vando yang duduk menunggunya.

"Boleh aku duduk" Vando terkejut, ia bergeser memberi ruang untuk Alia duduk di sisi kanan bangku taman.

"Jadi kedatangan kamu kemari?"
Alia mengangguk.

Vando tersenyum sukse ia langsung menatap Alia "Saya suka sama kamu, sejak kamu mengenalkan nama di depan kelas"

"Aku belum suka, tapi aku mau"

"Kita pacaran kan" Alia mengangguk tanpa bisa menyembunyikan senyum malu-malunya.

Alia yang masih berumur 12 tahun itu langsung mengiyakan, ia terbuai oleh cinta monyet masa sekolah. Yang katanya indah hingga membuat kita lebih semangat. Alia ingin mencoba rasanya. Dan benar semanis ice cream vanilla yang di jual di perempatan jalan.

Hubungan Alia dan Vando berjalan manis, sudah masuk 2 minggu. Tiba-tiba.

"Alia, Arozy! Gue suka sama Lo" Ucap Arozy cepat pada Alia "Gue mau kita jadi pacar"

"Ngak, Alia ngak mau"

"Kenapa?"

"Gue ngak suka sama Lo, kita sahabatan aja" Ucap Alia singkat meninggalkan Arozy.
Kata temannya ia tidak boleh menghianati Vando.
Lagi pula Arozy sahabatnya, ia tidak ingin melebihinya.

2 hari kemudian Vando mengajak Alia bertemu di lapangan sekolah sepulang sekolah. Sangat sepi. Saat itu wajah Vando sangat aneh, dia menunduk dan gugup. Tidak biasanya dia sepeti ini, meskipun selama pacaran mereka jarang bertemu.

"Saya mau kita putus"

"Kenapa?" saat itu Alia ingin menangis tapi ia takut dibilang cengeng.

"Saya tidak bisa lagipula kita baru aja pacaran, lebih baik disudahi lebih awal." Vando langsung pergi meninggalkan Alia.

Rasanya ia dijatuhakan saat ia sedang dipucuk tebing menikmati angin. Cinta monyet itu membuat Alia cengeng, dia tidak suka. Dan Alia tidak mau membuat kesalahn lagi dengan terjebak cinta monyet lagi. Biar saja para monyet bercinta, ia hanya akan diam.

Sejak kejadian itu, antara Vando dan Alia tidak pernah ada percakapan. Keduanya menghindar. Masa remaja membuat emosional mereka bekerja, keegisan dan mudah terbawa suasana. Hingga kenaikan kelas dan kelas mereka terpisah karena diacak, keduanya hilang kontak.

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang