36.

1.1K 54 2
                                    

Give me a vote, Please!

•••

Pagi-pagi Alia baru terbangun. jarum jam dinding mengarah pada angka 8 untuk panjang dan angka 3 pada pendeknya. Dia tertidur setelah sholat subih tadi. Kemarin tenaganya terkuras untuk mengerjakan tugas-tugasnya, harus mencari buku baru tentang seni fine art, mencari bahan observasi dan haru merangkum begitu banyak bab. Lehernya kaku dan nyeri, salah bantal rupanya. Tidur dengan posisi yang tidak nyaman rasa kantuknya menguasai kesadaran untuk mencari posisi ternyaman dalam mengarungi lautan mimpi. Cahaya sang surya menusuk mata, menyilaukan melewati kaca-kaca jendela yang tirainya sudah dibuka.

Bau sedap bumbu dapur menyeruak ke hidungnya yang masih merah karena dikucek. Alia melirik ke arah samping. Ini kemajuan. Tempat tidur itu sudah rapi dan sudah berganti menjadi sprei bertema angkasa. Flore sudah bangun rupanya. Dengan rasa kantuk yang belum hilang Alia bangkit dari tidurnya. Memakai sendal santainya yang sudah siap di lantai. Mengucek matanya, menetralkan cahaya berlebihan yang masuk ke retinanya. Menguap sesekali. Beranjak ke arah dapur karena aroma bawang bombai yang manis sudah bercampur dengan tomat yang manis masam. Meninggalkan temoat tidurnya yang berantakan tanpa berniat merapikan.

"Lo sudah bangun?" tanya Flore dengan tangan yang sibuk memasukkan nasi ke dalam mangkok makan. Alia mengangguk.

Pertanyaan yang biasanya Alia lontarkan untuk Flore kini malah untuk dirinya. Apakah jam dinding itu benar, ini weekend dan Flore sudah siap dengan dirinya. Biasanta gadis itu hanya akan berdiam diri di tempat berukuran 7x8 meter ini. Memanjakan dirinya dengan merawat wajah, kulit, rambut atau kukunya sekalipun.

"Mau kemana?"

Pertanyaan yang pantas untuk ditanyakam pada gadis yang pagi-pagi sudah memakai dress tanpa lengan dengan tali yang mengantung bajunya di bahu. Dress beemotif flora khas musin panas yang pendek bagian depan dan panjang di bagian belakang sampai betis, kakinya dibalut celana berbahan spandek. Rambut Flore sudah di ikat model apa Alia tak tahu,  ada kepangan dan beberapa manik-manik rambut menambah manis wajahnya dengan bibir merah mudanya. Mata sipitnya itu sudah diberi mascara hitam.

"Menemui seseorang?"

"Siapa? Gebetan Lo?" tebak Alia.

Flore menunjukkan senyumannya yang merekah. Oh jadi benar, seorang laki-laki yang sudah mendekati Flore sejak setahun yang lalu. Tidak ada kata terima atau penolakan dari Flore. Dia hanya nyaman untuk bersama orang itu, tanpa adanya hubungan, selalu berkabar tanpa memaksa satu sama lain. Flore tetap mencari lelaki yang ia inginkan dan orang itu akan selalu berusaha mendekati Flore. Alia tahu karena mereka sering berkomunikasi, Flore juga menceritakan beberapa hal tanpa memberi tahu nama atau foto lelaki itu.

"Ish tahu saja"

"Dia sisini" tanya Alia memastikan.

"Sejak kemarin"

"Oh Astaga, kenapa tidak cerita sama gue?" protes Alia.

Bagimana bisa dia sibuk sekali kemarin "Memang kemarin Lo ada waktu, gue pergi keluar menemuin dia saja Lo nggak tahu" ujar Flore, meletakkan semangkok nasi di meja makan.

Alia hanya tertawa "Ini buat gue?" Flore mengangguk dan Alia seruput teh hijau hangat yang disiapkan Flore "Sekarang kencan ceritanya"

Flore mengelak "kencan? Tidak ada di kamus gue, bahkan kami nggak pacaran" ia mengetikkan sesuatu di ponsel pintarnya.

"Dia sepertinya orang baik, dia nunggu Lo hampir satu tahun"

"Hello ustadzah lihat dirimu dulu, kalau perlu gue ingatkan Arozy sudah nunggu lebih dari 4 tahun dengan terjebak sama cewek kejam kayak Lo" Flore membalikkan fakta, mengejek.

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang