28.

2K 77 6
                                    

Alia, gadis itu melenguh. Membuka matanya tipis, mengerjapkannya dan ia tutuk lagi kelopak matanya.

"Al?" Arozy mendekat, tapi tak didapat Alia membuka membuka mata "Al? Lo pingsan apa tidur sih, ngak bangun-bangun" geramlah ia.

"Nak udah bel masuk sana, yang lain udah pada balik" Peringatan pada Arozy dengan masih sibuk membereskan obat-obatan.

"Saya masih pusing bu, saya istirahat disini sebelah Alia" Arozy sudah pada posisi duduk diatas ranjang di sebelah Alia, tak mau ia kembali ke kelas sementara sahabat kecilnya masih terbaring nyenyak di sana, ia yakin Alia tertidur bukan pingsan, terbukti dengan pindahnya posisi sebelum ia tinggal mengembalikan gelas dan mangkok obat tadi.

"Bilang aja kamu mau nungguin si Alia"

Langsung saja Arozy naik ke atas ranjang, menarik selimut dengan tangannya yang tidak diperban, bersembunyi dibalik selimut, menutupi hingga wajahnya. Berpura-pura tidur menghiraukan.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

Empat menit

Arozy bergerak saja di ranjangnya, tak bisa diam. Berpindah-pindah posisi.
'Dia bener-bener tidur nih' benaknya, lama sekali gadis itu tak bangun-bangun. Ia dibuat bosan menunggu, dia tak bisa tidur, tak pusing tak bisa main handphone. Bisa-bisa ia disuruh balik ke ke kelas.

"Nak nama panjang kamu sama kelasmu"

"Arozy Rahmat Lous Yanuar kelas sebelas IPS satu"

"Panjang banget nama kamu, kalau pacar kamu"

"Siapa? Alia? bukan kali bu, kita temanan ajah, Alia Rahma Shabiq kelas sebelas IPA satu"

"Ibu ke guru piket dulu, kasih surat sakit ini sama ada urusan sebentar" dikereknya kelambu pemisah ranjang satu dengan yang lain,  terutaka antara dua anak manusia ini "Jangan macem, nanti kalau dia bangun kamu kasih minum, ibu tau kamu pura-pura sakit berhubung tangan kamu itu masih diperban ibu masih baik hati"

Yang di kasih petuah hanya cengar cengir mendengarkan.

Blam..

Dan tinggallah dua anak manusia di dalam ruangan penuh obat itu, ditandai dengan pintu yang tertutup.

Turunlah Arozy dari ranjangnya, dikerek lagi kelambu pemisah itu hingga ia bisa melihat Alia yang sedang terbaring diatas ranjang dengan mata yang masih tertutup. Terlihat sangat damai dengan wajah yang masih pucat.

Dan semua hening lagi. Tinggal Arozy yang memandangi sahabatnya terlelap dan sudah kembali ke atas ranjangnya. Memandangi dengan posisi miring menghadap sahabat kecilnya.

'Kapan lo mau bangun Al kayak putri tidur aja' batin Arozy,  sudah gemas menunggui Alia yang tak bangun-bangun.

"Lo pasti kecapekan karena gue, sorry Al, bangsat emang gue! Semua salah gue, jujur Al gue nggak bisa lihat lo sedih" Sejujurnya ia ingin mengatakan secara langsung pada gadis yang terbaring di depannya "Gue tahu Lo diem-diem naruh hati ke Hamdan kan? Lo nggak bisa bohong, alasan gue ngelakuin semuanya karena Lo Al, Lo yang nggak bisa lihat gue sebagai cowok Lo yang dengan mudah jatuh hati sama Hamdan, sementara gue temen kecil yang selalu jadi tempat sampah Lo, gue suka jadi tempat sampah buat Lo nuangin semuanya, tapi gue nggak suka Lo terlalu nutup diri dan Vando gue mau Lo bahagia meskipun bukan sama gue, gue pengen Lo ngelupain Hamdan" ingin sekali ia utarakan ini langsung pada Alia, ingin sekali ia beri tahu Alasan dari perbuatannya yang lalu. Tapi di depan Alia keberaniannya menciut, depan gadis itu Arozy hanya manusia yang berlaku sesuai keingin gadis itu meskipun tanpa komando dari gadis itu.

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang