29.

1.4K 66 3
                                    


Tin..
Tin...
Tin...

Suara klakson mobil terdengar sampai ke telinga Alia. Ia selesaikan bacaan surahnya. Mengingat tadi pagar rumahnya ia gembok, bukan karena hari sudah malam, ini masih menjelang siang, matahari pun belum sampai ubun-ubun. Alia sengaja menggembok pagar itu, setelah mendengar nasihat yang panjang oleh kedua orang tua. Namanya juga anak tunggal, pasti kedua orang tuanya sangat khawatir bukan, Apalagi ia disuruh menunggui rumah dan zaman sekarang sudah sangat berbahaya.

Iya, Alia, ia hanya sendiri di rumah. Kedua orang tuanya pergi menjenguk eyang haji, panggilan alia untuk kedua eyangnya dari abinya, kedua orang tuanya abinya, kuperjelas. Eyang hajinya sudah sakit sejak 4 bulan yang lalu, setiap bulan eyangnya harus melakukan terapi, dan abinya yang selalu meluangkan waktu untuk mengantar. Keadaannya menunjukkan pemulihan yang baik, tapi seminggu ini kondisinya semakin menurun. Jadi Abinya selalu berusaha menggantikan berjaga. Sudah cukup ceritanya.

Segera ia tutup Al-Qur'an yang selesai ia baca. Dikembalikan ke tempatnya semula sekalian dengan meja kecilnya. Ia lepas mukenah dan dengan cepat ia gantung di gantungan baju yang sudah disiapkan. Langsung ia pergi ke kamar, membuka lemari dan mengambil kerudung asal saja. Berjalan cepat ia kedepan sambil ia pakai kerudungnya, tak lupa mengambil kunci gembok pagar rumahnya.

"Maaf Bi lama, Al habis ngaji" Lapornya pada Rusyo, mungkin Abinya sudah menunggu lama.

Dibalas dengan tanda oke oleh Rusyo.

Masih cengar-cengir ia membuka gembok itu, lalu di dorong pagar hingga terbuka, memberi jalan untuk mobil itu masuk.

"Terima kasih pak satpam" Goda Nira pada anaknya.

"Ashiapppp!" jawab Alia dengan sikap seperti satpam dengan memberikan hormat ala peraturan baris-berbaris.

Ditutup kembali pagar itu, tapi tidak ia gembok. Kan sekarang sudah tidak sendirian, sudah ada Abi dan Uminya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu umi" Dicium punggung tangan Nira dan lanjut ke Rusyo "Abi" dielus pucuk kepala Alia.

"Wah Umi beli apa buat Alia?"

"Dibantuin dong uminya" Perintah Rusyo tapi masih dengan nada menggoda.

"Iya Abi" dibawanya kresekan yang dikeluarkan Nira dari jok mobil.

Rusyo meletakkan tangannya pada leher Alia, diapit anaknya itu, lalu dicium pucuk kepala anaknya yang tertutupi kerudung. Gemas ia melihat anak gadisnya yang bertingkah lucu, yang mengerucutkan bibirnya, cemberut wajahnya.

"Gimana Bi keadaan Eyang haji?"

"Nggak apa-apa, sudah lumayan membaik" Jawab Rusyo yang sudah duduk di kursi meja makan.

"Kapan-kapan Alia ikut jenguk Eyang dong"dituangkan jus jeruk dingin ke dua gelas untuk kedua orang tuanya.

"Makasih sayang"

"Iya kalau kamu libur ya, kan ke kota nanti kamu capek"

"Ashiap"

(menuju) Jodoh Halalku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang