Bab 12 - Pesta

5K 224 2
                                    

Alena tengah menatap dirinya di depan cermin besar yang menyatu dengan meja riasnya, malam ini ia berdandan tidak terlalu berlebihan, ia merapikan kembali rambut hitamnya yang baru saja ia catok sendiri di kamarnya.

Alena hanya mengenakan dress selutut berwarna biru muda, di tambah dengan sepatu hak nya yang tidak terlalu tinggi.

Sebelum pulang dari kantor, siang itu Alena sempat mengobrol dengan Arka di ruangan kerja Arka. Perihal undangan pesta ulang tahun temannya, andai saja teman-temannya tidak membawa pasangan mereka masing-masing mungkin Alena akan berani menghadiri acara itu sendirian tapi sayang, ia terpaksa meminta Arka untuk menemaninya di malam nanti.

Flashback On.

"Omdud kita cari baju dulu ya"
"Buat apa?"
"Buat omdud lah,"
"Baju saya masih banyak, ngapain beli baju segala,"
"Iya banyak tapi sayang baju omdud itu udah tua semua,"
"Kamu menghina saya?"
"Bukannya gitu, udah deh nurut aja,"
"Terserah kamu Al."

Mobilnya berhenti di kawasan parkiran mall, Arka dan Alena memasuki mall tersebut, mereka tengah mencari baju yang cocok untuk Arka ralat bukan mereka lebih tepatnya Alena yang menghandle semuanya sedangkan Arka ia hanya menurut saja apa yang di inginkan oleh wanita itu.

"Saya enggak perlu baju-baju itu,"
"Ini tuh bagus kali Omdud,"
"Kamu yang meminta saya untuk menemani kamu di acara pesta teman kamu itu kan? Jadi terserah saya mau pakai baju apa nanti baju itu buat kamu saja." ujar Arka ketus.

Sebenarnya Arka sangat merasa kesal terhadap Alena yang memintanya untuk bergaya layaknya pria usia dua puluhan yang masih labil, ia benar-benar sudah lelah bergonta-ganti pakaian yang di pilih tapi pandangan Alena masih belum ada yang cocok untuknya.

Pada akhirnya Arka lebih memilih meninggalkan Alena yang masih terdiam atas ucapan Arka barusan.

"Apakah arka marah padaku barusan?" batin Alena.

Alena mengikuti Arka dari belakang, pria itu berjalan sangat pelan seraya menunjukan wajah datarnya.

"Omdud marah ya?" tanya Alena yang kini telah berjalan di samping Arka.

"Omdud kok di tanya diam aja sih? Marah ya. Maaf deh kalau gitu, aku enggak akan memaksa omdud lagi! Dan tentang pesta nanti malam aku bisa kok datang sendiri," ujar Alena yang sontak membuat laju jalan Arka berhenti.

"Saya akan tetap menemani kamu ke acara itu nanti malam, tapi tolong biarkan saya memakai apa yang saya sukai. Kamu paham, saya bukan anak remaja. Saya ini pria dewasa, kamu harus tau itu Al, ayo sekarang kita pulang." kata Arka seraya berjalan mendahului Alena yang masih diam.

Di dalam mobil hanya ada keheningan di dalamnya, tidak ada satupun yang berbicara sama sekali sampai akhirnya Alena memecahkan keheningan diantaranya.

"Maaf ya omdud"
"Kamu enggak salah, saya paham kok,"
"Tapi aku jadi merasa bersalah sama omdud, seharusnya aku tau,"
"Udah enggak usah di perpanjang saya udah maafin kamu." ucap Arka yang masih setia menyetir.

Flashback Off.

Ting! Bel rumah bergema di dalam ruangan, Alena yang mendengar sontak ia langsung menuruni anak tangga.

Baru saja ia menarik handle pintu rumahnya, ia sudah mendapati pria yang tengah berdiri membelakangi pintu. Berbalutkan kemeja biru tua lengan pendek ditambah lagi dengan celana jeans hitam yang tidak terlalu ketat.

"Hay,"
"Omdud, ini beneran omdud?"
"Iya kenapa? Baju tua saya jelek ya?"
"Mulai deh,"
"Emang bener kan?" kata Arka seraya melipat kedua tangannya.

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang