Bab 25 - Kamu Membuat Luka

3.4K 168 2
                                    

Acara wisuda berlangsung sangat meriah, sesekali para wali orang tua yang di undang berdatangan menyaksikan orang-orang yang mereka sayangi telah resmi mendapatkan gelar sarjana. Satu persatu mahasiswa/i di panggil maju ke depan untuk di berikan piagam kelulusan.

Hari ini, hari seorang Marisalena Sastrawinata telah berhasil mendapatkan gelar sarjana tapi, ia juga merasa sedih karena tidak ada satupun keluarganya yang datang untuk menemaninya, padahal Alena telah memberikan kabar kepada kedua orang tuanya dan juga neneknya.

Arka pria itu kemana bukankah dia telah berjanji akan datang ke acara wisudanya, tapi mana janjinya pria itu tidak ada di sampingnya. Mungkin benar dirinya tidaklah penting dimata siapapun atau bahkan mereka tidak menganggap dirinya ada.

Sekuat mungkin Alena menguatkan dirinya, di hari bahagia ini ia tidak ingin terlihat sedih apalagi menangis. Bagaimanapun juga ia masih memiliki teman-temannya yang selalu ada saat ini bersamanya, setidaknya masih ada orang-orang yang menyayanginya.

Disini Alena tengah duduk sendirian menatap ke sembarang arah berharap pria itu datang, hasilnya nihil ia tidak mendapati kedatangan pria yang ia harapkan. Beberapa mahasiswa lain memberikan ucapan selamat atas kelulusannya dan ada pula yang mengajaknya berfoto bersama, Alena tetap berusaha untuk tersenyum.

"Selamat atas kelulusannya ya Al, sayangnya gue enggak bisa lulus bareng lo, ya semoga aja tahun depan deh," Reksa teman Alena memberikannya bunga mawar untuk teman wanitanya itu

"Sabar lo pasti lulus juga kok yang terpenting lo jangan lupa untuk terus berusaha, jangan malas," cibir Alena.

"Iya Al, ya udah deh gue ke sana dulu ya mau nyamperin yang lain, lo enggak mau ikut?" tanya Reksa menatapnya.

"Gue disini aja," jawab Alena, ia kembali berkutat dengan harapan-harapannya.

"Alena..," teriak seseorang dari arah kejauhan.
"Angel.., dia siapa?"
"Pacar gue," jawab Angel seraya memeluk lengan tangan pria yang berpakaian jas hitam begitu sangat rapi.
"Hay Alena, gue Roy calon suami Angel," Alena tersenyum menerima perkenalan dari Roy.
"Semoga bukan hanya calon aja ya tapi secepatnya di segerakan,'' ujarnya yang berhasil membuat Angel tertawa mendengar ucapan Alena.

"Logan sama Reksa mana?" tanya angel
"Itu disana," katanya seraya melirik kedua teman prianya yang sedang sibuk mengobrol dengan mahasiswa lain.
"Lo enggak ikutan gabung?"
"Gue disini aja," jawab Alena.
"Lagi nungguin doi ya?" cibir angel
"Apaan sih, udah deh sana lo temui mereka berdua tuh," ujar Alena.
"Yeh ngambek, ya udah ayo sayang kita ke sana," Angel pergi bersama Roy meninggalkan Alena sendirian kembali.

***

Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, hatinya tersentuh melihat pemandangan di hadapannya yang terhalang kaca pembatas, pria itu masih menatapnya, merasa kasihan,  penyakitnya semakin parah.

Andin melempar senyum, seakan memberi tahu bahwa dirinya baik-baik saja. Tapi, Arka tidak bisa di bohongi begitu saja.

"Arka," ia tersenyum melihat pria paruh baya yang sekarang menghampirinya yaitu Andry ayahnya Andin.
"Terimakasih karena kamu masih mau menemani putri saya," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Andin bilang kamu satu-satunya pria yang berhasil membangkitkan semangatnya," Arka terdiam mendengar penuturan pria paruh baya itu, dalam pikiran Arka ia khawatir Andin berharap lebih padanya.

Beruntung suster menghampiri keduanya, mengatakan sesuatu membuat pada Andry--ayah Andin setelah mendengar perkataan dari suster Andry langsung pergi meninggalkan Arka sendirian di depan pintu ICU.

Bagaimana kabar Alena, wanita itu pasti sangatlah marah karena dirinya telah mengingkari janjinya. Wanita itu pasti sedang menunggunya, menunggu yang pasti tidak akan datang. Mata Arka mulai berkaca-kaca menahan rasa kesal di dadanya.

***

Terimakasih

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang