Bab 10 - Baru Tahu

5K 210 3
                                    

Restoran Bebek Geprek Pak Selamet.. Meja nomor 07 terdapat Arka dan Alena yang tengah asyik menyantap makanannya. Arka yang sedari tadi diam menatap Alena yang sangat lahap menyantap makanannya.

“Tahu enggak Om kenapa aku pesan ayam geprek?”
“Karena bebek geprek nya kosong?” jawab Arka yang tengah menyesap kopinya
“Bukan!”
“Terus?”
“Karena bebeknya pada selamet  jadi adanya ayam deh,”
“Enggak lucu!” ucap Arka yang membuat sang empu mencabikkan bibirnya.
“Ih! Padahal aku lagi nyoba mencairkan suasana,”
“Kalau mau mencairkan suasana gampang! Ambil aja air seember terus kamu guyurin ketubuh kamu itu selesaikan,” ucap Arka dengan senyum simpulnya.

Alena yang mendengar ucapan Arka sontak ia menjitak kepala Arka hingga membuat sang empu melenguh kesakitan.

“Sakit dasar wanita gila,”
“Apa Om bilang?”
Wanita gila,” ucap Arka menatap mata Alena yang sudah geram.
“Om pernah dengar disini pernah ada pembunuhan?”
“Oh jadi kamu ngancem saya?” tanya Arka yang masih menatap Alena.
“Kok dia bisa tau sih.. dasar pria tua!” benak Alena
“Iya saya tahu kok,” ucap Arka yang membuat Alena terperangah, apakah Arka bisa membaca mata batin.

Arka masih menikmati makanannya tanpa memperdulikan Alena yang terus kebingungan, tebakan Arka benar dirinya tengah berbicara dalam benaknya sendiri bagaimana pria itu tahu.

“Udah enggak usah mencela di dalam hati,” ucap Arka kembali dengan senyum jahilnya.

Bodoh amat, Alena sudah benar-benar malas berbicara dengan Arka, ia lebih memilih menyantap makanannya.

Uhuk.. uhuk! “Kalau makan pelan-pelan saya tau kamu kelaparan tapi kamu juga harus tau aturan cara makan yang baik, ya bukan,” ujar Arka seraya memberikan air putih kepada Alena.


Lagi-lagi Alena hanya mendengus sebal mendengar ucapan arka. Dia pikir Alena anak kecil yang harus di nasehati segala. Selang beberapa menit mereka berdua saling terdiam seraya menikmati makanan masing-masing sampai akhirnya Arka memecahkan keheningan diantara keduanya.

“Kamu kuliah ngambil jurusan apa?” tanya Arka.
“Manajemen,”
“Oh iya, berarti saya salah memasukan kamu magang,”
“Emang seharusnya di mana?”
“Tergantung kamu ngambil jurusan manajemen apa?”
“Emm.. apa ya?” kata Alena seraya memainkan garpu dan sendok di piringnya.
“Kamu itu aneh kuliah ngambil jurusan manajemen enggak tau manajemen apa?”
“Manajamen bisnis!”
“Oh, kamu tau apa arti magang sendiri?”
“Setahu aku sih syarat bagi mahasiswa tingkat akhir untuk menyelesaikan proses pendidikannya kalau enggak salah begitu,“
“Lumayan pinter juga ya kamu,”
“Ck! Biasa.”

Magang merupakan bagian dari pelatihan kerja, biasanya magang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan proses pendidikan.

Bagi mahasiswa tingkat akhir, pasti kalian sangat akrab dengan kata magang. Ya, magang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar sarjana , tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi mengakibatkan proses magang menjadi sangat penting untuk ke depannya.

***

Dua minggu kemudian... banyak hal yang ia lalui di perusahaan magangnya dari sikap Arka yang mulai care terhadapnya, sampai pernah ada yang melabraknya salah satu karyawan yang mengaku calon pacar Arka.  Dan juga tatapan sinis yang sering di lontarkan Rendy selaku CEO di perusahaannya bekerja.

Satu hal yang baru saja Alena ketahui tentang Arka, bahwasanya Arka adalah seorang duda. Semakin dekat dengan Arka semakin membuatnya nyaman, Pria itu bukan hanya bersikap dingin dan tapi Arka cukup menyebalkan namun sangat mempunyai sikap dewasa yang tidak dimiliki dirinya.

“Jadi dia eh maksudnya Pak Arka duda Ningsih?” tanyanya memastikan kembali ucapan Ningsih.
“Iya Al, semua karyawan disini juga udah pada tau semua tentang status Pak Arka,” ucap Ningsih seraya menatap ke arah komputer tangannya tak pernah lepas dari keyboard.
“Kok aku baru tau ya? Dia menduda udah lama?”
“Setau aku sih 4 tahun, enggak tahu juga sih kamu kepo banget kayaknya Al,"
"Kamu kan deket tuh sama Pak Arka kenapa enggak nanya aja ke orangnya langsung,” sambungnya kembali.

Alena yang tengah sibuk mencatat sesuatu di buku tebal yang baru saja di berikan Ningsih kepadanya.

“Aku?” ucap Alena seraya telunjuk jarinya menunjuk kearahnya sendiri.
“Iyalah siapa lagi, semua karyawan pada ngomongin kamu. Kalau kamu katanya ada hubungan sama pak Arka,” ucap Ningsih seraya menyenggol lengan allena ia mencoba menggoda teman barunya ini.
“What hubungan? Aku sama pria tua itu eh.. maksudnya Pak Arka enggak ada hubungan apa-apa kali, lagian ya tipe aku enggak kayak dia,” ucap Alena
“Yakin? Nanti kalau kamu kesemsem sama Pak Arka gimana? Asal kamu tahu ya hampir semua karyawan wanita disini suka sama Arka, kamu tuh beruntung Al cuma kamu lho wanita yang bisa dekat sama Pak Arka.” ujar Ningsih yang sudah membuat mulut Alena terperangah.

“Udah ah aku males bahas tentang hal ini, nih udah aku catat semua transaksi di bagian administrasi gudang,” kata Alena seraya memberikan buku putih tebal itu.

Alena lebih memilih kembali konsen ke pekerjaannya, ia tidak ingin menyia-nyiakan pekerjaan yang telah Arka percayai untuknya. Ia sudah mendengar cerita Arka tentang CEO di perusahaan Wijaya Group yang sebenarnya tidak mengizinkan seorang mahasiswa untuk magang di perusahaan yang tengah di pimpin oleh Rendy. Namun berkat Arka ia masih bisa magang di perusahaan Wijaya Group.

***

TBC.

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang