Bab 3 - Wanita Aneh

9.9K 321 12
                                    

Aku percaya apa yang terjadi di bumi ini, semua itu sudah jadi kehendak sang kuasa.

***

Wanita cantik berkulit kuning langsat tengah mengelap keringat yang bercucuran di dahinya. Terik panasnya matahari di ibu kota sepertinya sudah menjadi hal yang tidak wajar lagi. Sudah berapa kali wanita itu mengajukan proposal untuk tugas magangnya dibeberapa perusahaan namun sampai sekarang ia belum mendapat panggilan interview sama sekali tapi semangat dan senyum manisnya tak pernah pudar.

Kalau saja ayahnya mengizinkan dirinya untuk magang di perusahaan ayahnya di Semarang, mungkin sekarang ia sudah bisa duduk tenang di tempat yang ber-AC bukan malah panas-panasan seperti para mahasiswa yang lainnya.

Ternyata benar seharusnya para pemerintah membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya seperti janji mereka saat pemilihan. Namun nihil! Sampai sekarang lapangan pekerjaan masih sulit ditemukan.

Ya dia Alena sedari tadi menitipkan surat pengajuan magang ke beberapa perusahaan namun hanya mereka terima tanpa mereka baca isinya. Kini ia tengah membeli air mineral di pinggir jalan, sederhana bukan sikap Alena. Ya, ia sudah terbiasa didik sekeras mungkin oleh ayahnya.

"Panas banget sih! Matahari emang yah.. selalu menyinari bumi. Tapi, please jangan sepanas ini dong. Berasa kayak di gurun pasir," ujarnya seraya berdecak kesal, namun sayang masih tetap saja panas.

Sampai akhirnya ia memutuskan untuk pulang, menjalankan scoopy pink kesayangannya yang selau menemani kemana pun Alena berlayar.

Scoopy pink kesayangannya melaju dengan mulus namun sayang tak semulus keadaan di jalan raya ibu kota ini sangat macet. Demi pulang dengan cepat ia rela menerobos lampu merah.

Tin!.. semua klakson kendaraan berbunyi baik kendaraan beroda empat sampai dua membunyikan deruhnya, yang melihat roda dua milik Alena menerobos paksa lampu merah tindakan konyolnya barusan benar-benar cukup berani.

"Anjir tuh polisi ngapain sih ngikutin gue di belakang?" umpat Alena karena sedari tadi dua polisi mengikutinya terus.

Bagaimana pun juga Alena telah melanggar peraturan lalu lintas, hingga terjadilah kebut-kebutan di jalan raya antara kubu Alena dan Polisi.

***

Tanpa di sengaja motor Alena menabrak trotoar jalanan untungnya saja ia tidak terluka, hanya lecet sedikit. Tenang saja Alena bukan Septian Novanto yang nabrak tiang listrik langsung koma.

"Aduh.. kenapa pakai acara nabrak segala sih nih motor, gawat nih gue bisa ketangkep nanti! Duh.. gimana ya? Mendingan gue lari deh," Alena dibuat kalut.

"Maaf yah sayang scoopy aku tinggal dulu tapi kamu tenang aja nanti pasti aku bakalan jemput kamu," ujar Alena seraya berlari membawa helm pink kesayangannya.

Alena terpaksa meninggalkan  motornya demi lari dari kejaran polisi, sampai akhirnya derap laju kakinya membawa ia kehadapan sebuah mobil Jip berwarna hitam yang terparkir dihadapannya.

Seorang pria tampan tengah berjalan terburu-buru seraya membawa tas kerjanya namun saat ia hendak masuk langkahnya dicegah oleh seorang gadis yaitu Alena.

"Eh.. tunggu om tolongin aku dong om," Alena memohon kepada pria tampan tersebut seraya memeluk tangan kanan pria itu.

"Hei! Kamu ini apa-apaan sih main peluk tangan saya, lepasin tangan saya! Saya buru-buru enggak waktu buat nolongin kamu," ujarnya kesal seraya melepas paksa tangan Alena.

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang