Bab 15 - Permintaan Maaf

4.1K 168 2
                                    

Rasanya jauh lebih nyaman, jauh lebih menyenangkan ketika bersamanya entah harus di mulai dari mana untuk mengungkapkan rasa ini.

Pria berambut hitam pekat itu sedari tengah duduk terdiam sendirian di ruangan kerjanya. Namun senyum di bibirnya tak pernah lepas. Jari jemarinya terus menari diatas meja kebesarannya. Hal pertama yang ada di dalam pikirannya yaitu nama Alena sejak kejadian semalam yang membuat jarak dirinya dengan wanita semakin lebih dekat.

Suara decitan pintu mampu membuyarkan lamunan Arka yang kini semakin mendalam.

"Hay,"
"Ada apa?"
"Ada yang mau gue omongin sama lo,"
"Silahkan duduk,"
"Nih lo baca data pemasaran perusahaan kita semakin menurun," ujar Rendy menaruh dokumen di meja Arka.

"Iya terus bagaimana?"
"Lo tahu siapa yang udah berulah?"
"Siapa emangnya?"
"Cewek yang lo bawa itu udah merusak citra produk kita,"
"Lo punya bukti apa kalau dia pelakunya?" tanya Arka seraya tersenyum.
"Iya emang sekarang gue belum ada bukti, tapi gue yakin siapa lagi sih kalau bukan tuh cewek. Lo tahu kan semenjak ada tuh cewe..,"

"Namanya Alena," kata Arka.

"Iya terserah.. semenjak kehadiran dia semuanya jadi kacau lo lupa?" ucap Rendy.
"Dia pernah teledor dalam pengurusan administrasi di gudang ada beberapa bahan perusahaan kita hilang, bahan subsidi kita jadi berkurang sekarang lo lihat jadinya kayak gimana," sambung Rendy yang semakin kesal.

"Lo jangan asal menuduh Alena tanpa bukti, bisa aja ada dalang di balik semua ini," kata Arka mencoba untuk tidak terpengaruh.

"Gue bingung sama lo, kenapa sih lo selalu belain tuh cewe?" Rendy tidak mau kalah.

"Gue cuman enggak mau ngeliat CEO di Wijaya Group bertindak gegabah dalam menangani masalah," alasan yang cukup klasik untuk di dengar.

"Halah.. bilang aja lo suka sama tuh cewek makannya lo belain dia terus," Rendy semakin memojokkannya.

"Gue enggak mau ribut sama lo, gue rasa udah enggak ada lagi yang perlu di bicarakan, bukannya siang ini lo ada meeting kan." ujarnya yang berhasil membuat Rendy keluar dari ruangannya. Tatapan sengit yang di lemparkan oleh Rendy. Ia jadi paham bahwa sekarang saudaranya itu tengah di selimuti amarah.

***

Kabar tentang rusaknya produk dari perusahaan wijaya group semakin menyebar luas, di tambah dengan kecurigaan CEO yang mencurigai bahwa karyawan magang menjadi sorotannya siapa lagi kalau bukan Alena yang baru saja satu bulan ini magang di perusahaan wijaya group telah mendapat tuduhan sebesar ini.

Alena mencoba bersikap sabar menghadapi rumor yang semakin beredar. Entahlah jalan pikirannya sudah mulai runtun, ia sendiri sudah kebingungan bagaimana membuktikannya bahwa dirinya tidak bersalah dalam hal produk tersebut.

Awal masalah dimulai dari seorang ibu-ibu yang mengkritik produk milik wijaya group, bahwasanya produk skincare milik wijaya group mengandung bahan mercury dan produk yang di tawarkan wijaya group berlabel sama dengan produk yang dimiliki eisy company corp yang mana mereka juga mengeluarkan produk skincare seperti wijaya group.

Karyawan mana yang berani membuat label baru untuk produk yang baru saja di pasarkan, awal debut produk tersebut berlabel sangat jauh berbeda dengan produk eisy company corp namun ada salah satu karyawan yang di tugaskan untuk menyuruh pegawai yang bertugas membuat label tersebut untuk mengganti labelnya dan karyawan yang di suruh adalah Alena.

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang