Bab 17 - Melukis

3.4K 185 0
                                    

Tangan kananya mengepal erat sorot mata elangnya yang tajam menatap ruangan yang bertuliskan CEO ia bisa melihat jelas wanita itu berlari seraya menutupi wajahnya dan Arka mendengar jelas perseteruan di dalam ruangan itu, dan yang paling fatal hingga membuat pria yang kini tengah mengontrol nafasnya yang tak beraturan, pria itu mendengar jelas kata bitch yang keluar mulus dari bibir saudaranya.

Brak! Pintu berlapis kaca itu ia dobrak tanpa mengetuk sama sekali, pria yang kini tengah duduk di kursi kebesarannya terkejut melihat kedatangan seseorang yang ia kenali ya, siapa lagi kalau bukan saudaranya sendiri.

"Apa.. apaan ini?"

Bugh! ia melayangkan pukulan keras ke arah wajah Rendy yang ada di hadapannya.

"Apa salah gue ka?"
"Ck! Salah lo?"

Bugh! Arka kembali melayangkan bogem mentahnya tepat di perut yang mampu membuat sang empu tersungkur, ia menarik kerah jas hitam yang dikenakannya.

"Apa yang udah lo lakuin sampai buat dia menangis?"

"Oh jadi lo marah cuman gara-gara bitch kecil itu?" ucapnya seraya menepis cengkraman di kerah jas nya.

"Brengsek lo, bajingan!"

Arka memukulinya dengan brutal tidak perduli yang sedang di hajar nya sekarang adalah saudaranya sendiri, berani-beraninya Rendy melukai hati wanita yang dicintainya.

Bugh! Rendy membalas pukulan Arka tepat di bibirnya yang berhasil mengeluarkan cairan kental merah, keluar mulus di sudut bibir tipisnya, Arka menyekah sudut bibirnya yang kini mulai terasa perih.

"Apa sih ka yang ngebuat lo tergila-gila sama tuh cewe, lo harus percaya sama gue kalau dia enggak jauh beda sama wanita liar yang di luaran sana!" teriak Rendy kembali berhasil membuat Arka murka.

Terjadilah perkelahian sengit diantara kedua saudara itu, sampai akhirnya dua office boy menghentikan perkelahian mereka.

***

Arka berjalan dengan lunglai beberapa tanda keunguan di wajah dan bibirnya tercetak sempurna di wajahnya, semua karyawan menatap manajer nya dengan tatapan rasa kasihan.

Arka berniat mencari wanita yang pernah ia janjikan beberapa hari yang lalu. Mobil sedan Jip miliknya telah sempurnah membelah jalannya yang mulai sepi namun rintik hujan masih setia menemani perjalanannya.

"Kemana kamu Al?" batinnya mulai gelisah menatap ke sembarang arah, namun ia tak menemukan sosok yang ia cari.

Arka memutuskan keluar dari dalam mobil mencari dengan berjalan kaki menyusuri jalanan yang mulai sepi, beberapa menit kemudian retinanya menatap nanar wanita yang tengah duduk di taman seraya memeluk tubuhnya, ia bisa melihat dengan jelas wanita itu tengah menangis.

"Alena," ucapnya pelan namun cukup terdengar jelas di pendengaran wanita yang kini tengah di menatapnya.

"Kamu?" Arka m merengkuh tubuh mungil itu, membawanya ke dalam dekapannya biarkanlah hujan menjadi pengobat untuk rasa sakit diantara keduanya.

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang