"Ada apa!" ucap Alena ketus di hadapan Arka sekarang.
"Kamu kenapa?" kata Arka menatapnya, tapi Alena memilih mengalihkan pandangannya.
"Enggak kenapa-kenapa, ada perlu apa saya sedang sibuk," jawabnya berhasil membuat Arka mengerutkan dahinya, ada apa dengan kekasihnya ini.
Arka bingung "Kamu kenapa Al, aku kangen sama kamu," Alena yang mendengarkannya tidak bereaksi apapun.
"Maaf tapi saya enggak kangen sama kamu!" katanya seraya melipat kedua tangan di dada.
"Mendingan anda pergi deh saya lagi sibuk!" seraya menutup pintunya.
Arka mencegahnya, "Tunggu kamu marah lagi sama aku?" Alena mendengus sebal mendengarnya.
"Aku minta maaf, dengerin penjelasan aku dulu ya," Arka menggenggam kedua tangan wanitanya.
Alena memutar bola matanya, ia jadi ingat ucapan Bara, "Mendengarkan itu penting Alena." dan akhirnya wanita itu mau menerima penjelasan Arka dengan terpaksa.
Malam itu Arka pulang ke Jakarta hanya untuk menemui kekasihnya sebab sudah beberapa belakang hari ini Alena tidak bisa di hubungi bahkan tidak memberi kabar apapun kepada Arka.
Walaupun mendapati sikap dingin dari kekasihnya, Arka mengerti kenapa kekasihnya ini bersikap seperti itu padanya, memang Arka yang salah ia menyadari kesalahannya.
***
"Sekarang kamu tahu kan, pekerjaan aku tuh banyak, bahkan aku pulang ke jakarta aja ini demi untuk bertemu kamu, ya walaupun masih banyak pekerjaan disana," ujarnya seraya menatap lekat kekasihnya.
Kali ini Alena percaya dengan ucapan Arka, bagaimanapun juga pria telah mengorbankan waktu kerjanya demi untuk memperjelas suasana dengannya.
"Maaf ya," Alena memeluk Arka, rasanya nyaman Alena rindu bau tubuh pria tua itu
Arka membawa Alena ke dalam dekapannya "Aku yang seharusnya minta maaf, bukan kamu," seraya mengelus rambut panjang Alena.
"Aku yang terlalu posesif sama kamu," ucapnya merasa bersalah.
"Posesif itu wajar, kamu kan calon istri aku," mendengar ucapan Arka, ia langsung memberikan pukulan kecil di dada Arka yang berhasil membuat keduanya tertawa.
Arka tahu ini salah, ia salah memberikan penjelasan ini bukan kejujuran melainkan kebohongan, tapi Arka juga takut berkata jujur, takut kekasihnya itu jauh lebih dingin jika nanti memberikan penjelasan yang sejujurnya.
Bagaimana ia bisa berkata jujur memberitahu jika dirinya pergi ke Jogja untuk menemui wanita lain yang sedang berada di rumah sakit.
***
Siang itu Alena habiskan waktunya bersama Arka, di mulai dari memasak bersama, bermain ke tempat wahana, ke mall untuk berbelanja, berkunjung ke taman biasa mereka kunjungi.
Rasanya itu semua sudah cukup untuk mengobati rasa rindunya belakangan ini. Pria itu selalu mampu membuatnya tersenyum sebesar apapun kesalahan Arka sebisa mungkin Alena akan memaafkannya, karena jujur saja baik Arka dan Alena keduanya tidak mampu jika harus berdiam, dan berjauhan dengan masalah sepele yang membuat hubungan mereka renggang
"Aku udah selesai skripsi dan semuanya udah beres, nanti kamu datangkan di acara wisuda aku?" Arka mencium kening wanitanya.
"Kapan acaranya?" seraya membenarkan anak rambut Alena.
"Minggu depan bisakah datang temenin aku?" tanya Alena kembali.
"Iya pasti aku datang,"
"Janji?"
"Iya aku janji, aku pasti datang sayang,"
"Kalau sampai kamu enggak datang, aku bakalan marah sama kamu," ancam Alena di selingi wajah masamnya mArka tersenyum "Dengar ya my princess buat kamu aku bakalan minta izin selama 3 hari, jadi aku pastiin bakalan datang ke acara wisuda kamu," ujarnya.
Memeluk Arka, menikmati senja di sore hari rasanya momen ini tidak akan pernah Alena lupakan. Senja akan menjadi pemandangan terfavorit yang Alena abadikan, karena senja yang pertama kalinya mempersatukan dirinya dengan Arka.
***
Maaf ya sedikit updatenya soalnya author enggak mau bikin part yang terlalu berlebihan isinya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Duda (END)
RomanceSeorang gadis berusia 22 tahun tengah mencoba menaklukan hati Pria yang ternyata berstatus seorang duda. Pertemuan yang tidak disengaja membuat jalinan hubungan mereka semakin dekat. Sampai akhirnya keduanya terjerat dalam permainannya mereka sendir...