Bab 34 - End Part

2.5K 53 0
                                    

Matahari masuk ke cela-cela jendela, Alena masih tertidur pulas sampai akhirnya ia terbangun dari tidurnya karena sudah tidak ada lagi yang memeluknya, setelah  tersadar bahwa Arka tidak ada di sampingnya, ia segera mungkin mencuci muka dan langsung turun ke bawah.

Aroma masakan berhasil mengundang cacing-cacing di perutnya, ia mencari tahu siapa yang sedang memasak dan ternyata Alena mendapati suaminya yang tengah bergelut dengan peralatan dapur.

Alena merasa dirinya belum becus menjadi seorang istri, harusnya ia yang menyiapkan semuanya bukan malah sebaliknya. Ia langsung memeluk Arka dari belakang membuat sang empu terkejut.

"Kamu udah bangun sayang,"
"Maaf ya..,"

Arka menghentikan aktivitas memasaknya, ia membalikkan tubuhnya menatap istrinya.

"Untuk?"
"Aku belum bisa jadi istri yang..,"
"Kamu terbaik jangan di teruskan lagi oke, lagi pula ini hari pertama kita menjadi suami istri dan ini hal yang wajar, aku enggak akan marah kok sayang," ujar Arka seraya menatap wajah cantik istrinya yang baru saja bangun dari tidurnya.

"Tapi semalam..,"
"Udah ayo kita sarapan aku pagi ini bikin nasi goreng buat kita sarapan," membawa dua piring penuh nasi goreng.
"Sekarang makan," Alena memakan nasi goreng buatan suaminya.
"Bagaimana?"
"Enak sangat enak," Alena mengacungkan dua jempolnya.
"Lebay,"
"Ih! beneran enak malah dikatain lebay,"
"Aku buatnya pakai cinta tahu lho."  ujar Arka tersenyum

Alena tidak berbohong nasi goreng buatan Arka memanglah enak jauh berbeda dengan nasi goreng yang pernah ia cicipi baik itu pinggiran jalan ataupun sekelas restoran.

"Kamu udah terbiasa masak ya?" tanya Alena di sela aktivitas sarapan mereka.
"Iya hidup seorang diri menuntut aku untuk harus bisa melakukan segalanya," Alena berdiri memeluk Arka.
"Kamu enggak akan sendiri lagi kan sekarang ada aku, kita jalani semuanya bersama,"
"Iya sayang," Arka mencium puncak kepala Alena.

Alena berjanji pada dirinya sendiri akan selalu ada di samping suaminya baik suka maupun duka, selalu bersama sampai maut memisahkan keduanya.

***

Hari ini Alena habiskan waktunya berdua dengan Arka sehabis jalan-jalan mereka langsung  ke apartemen kembali bermanja-manja ria dengan Arka membuatnya kecanduan.

Sekarang ia tidak perlu malu bermesraan dengan Arka bahkan jika saat mereka sedang berada di luar karena sekarang status mereka telah diakui hukum agama dan juga negara.

Sedang asyik-asyiknya bermanja dengan Arka seraya menikmati senja di dekat kolam renang yang ada di apartemen mereka, tiba-tiba ponselnya berdering mendapati panggilan dari Angel, dengan rasa malas Alena mengangkatnya.

"Halo ada apa sih ganggu aja,"
"Sinis banget sih lo Al, mentang-mentang sekarang lagi jadi pengantin baru," teriak Angel dari sebrang sana.
"Udah lo to the point aja, ada apa Angel sayang?"
"Gue cuman mau pastiin semalam lo gimana?" Alena terkejut mendengarnya, obrolan mereka mengharuskan Alena menjauh sedikit dari Arka di khawatirkan Arka mendengar obrolan mereka.

"Gila lo ya nanyain hal gituan,"
"Gue cuman penasaran enak apa enggak?"
"Enggak tahu!"
"Wah jangan-jangan lo belum itu ya sama Arka, wah.. bahaya tahu Al,"
"Bahaya kenapa?"
"Bahaya bisa-bisa laki lo nanti cari cewek lain di luaran sana,"
"Gila lo, males gue bahas ginian."

Alena memutuskan sambungannya sepihak malas berbicara dengan Angel tidak ada gunanya membahas hal itu, ia kembali duduk di samping suaminya.

"Angel nanyain apa?"
"Itu dia.. cuman nanya kabar kita gimana setelah menikah,"
"Kabar?"
"Iya,"
"Aneh banget sih dia nanyain kabar, udah jelas kita lagi bahagia kan,"
"Iya dia emang aneh."

Alena jadi kepikiran ucapan Angel barusan, terbesit rasa kecemasan di dalam dirinya bagaimanapun juga sekarang sudah marak para pelakor di luaran sana. Tapi Alena percaya jika Arka bukanlah pria seperti itu, ia sangat percaya pada suaminya.

***

Malam allena tengah duduk sendirian melamun tanpa arah memikirkan hal yang aneh, yang mungkin sebentar lagi akan terjadi malam hari ini, karena bagaimanapun juga ia adalah seorang istri dan tugas istri harus mau melayani suaminya.

Alena menyemangati dirinya sendiri.

Arka baru saja memasuki kamar mendapati allena yang sudah berganti pakaian piyama lebih tipis dari semalam membuat Arka mengerutkan dahinya tapi bagaimana pun juga ia adalah seorang pria normal mencoba mengatur pikiran kewarasannya.

"Kamu,"
"Aku udah siap,"
"Jangan di paksa,"
"Aku seriusan udah siap, aku ingin jadi istri yang seutuhnya," Arka terdiam sejenak, sebenarnya ia juga menginginkannya juga.

"Lakukan yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang suami istri," ujar Alena seraya membuka satu persatu kancing baju Arka.
"Al kamu serius?" Arka menatapnya.
"Iya aku serius," dan Alena menantangnya.
"Kamu tahu Al ini yang pertama buat aku,"
"Maksud kamu, kamu masih..,"
"Iya aku masih perjaka." Alena menelan salivanya mendengar pengakuan Arka barusan kenapa ia baru tahu tentang hal itu tapi lagi pula untuk apa Alena harus tahu.

"Kamu yakin.. aku enggak mau menyakiti kamu sayang," Alena menggeleng.

"Enggak ada yang tersakiti sayang aku istri kamu, aku milik kamu seutuhnya." sampailah kancing baju Arka benar-benar telah terbuka, kini Alena bisa melihat dan menyentuh sendiri tubuh Arka yang begitu sangat keren, dada bidangnya benar-benar menunjukkan roti sobeknya.

Arka menciumnya dan akhirnya keduanya berciuman hebat, malam ini akan jadi malam yang panjang bagi keduanya dan malam pertama bagi keduanya, malam yang akan membuat status seorang istri menjadi lebih sempurna, Alena serahkan seluruh dirinya untuk Arka yang sekarang telah menjadi suaminya.

Tidak ada yang akan menganggu keduanya, saling memandu kasih berdua mengikat janji untuk sehidup semati bersama, memberikan banyak kehangatan diantaranya karena mereka akan selalu bersama dan terus bersama selamanya sampai mau memisahkan mereka.

END.

My Boyfriend Is Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang