CHAPTER 21 | Suruh Dia Kesini

1.2K 357 8
                                    

CHAPTER 21 | Suruh Dia Kesini

×××

Selama Han tinggal secara gratis di kediamannya, Seungmin bilang laki-laki itu harus membalas dengan jasa. Memasak adalah salah satu yang menjadi kegiatan rutin si rambut biru sekarang ini, lantaran seorang Kim Seungmin tidak pernah akur dengan yang namanya dapur.

Pagi itu Seungmin sudah duduk bersilang kaki di meja makan kala Han bangun mengucek mata. Agak panik karena merasa kesiangan, pria yang bernama depan Jisung itu langsung bergerak cepat menumpuk daging dan keju di bawah roti, memanggangnya setengah gosong kemudian.

Piring untuk Seungmin sudah disodorkan. Garpu dan pisau pun diletakkan pelan-pelan oleh Han di sebelah tangannya. Namun ketika Han sendiri mulai mengunyah, si Kim belum juga berhenti melamun.

"Seungmin?" sapa Han untuk yang pertama kali di hari ini, maniknya mencoba mencari arah tatapan kosong si pemilik rumah. "Lo... kenapa?"

Han tidak bisa untuk tidak bertanya dengan hati-hati. Baru bertemu beberapa hari dengan Seungmin saja sudah menciptakan kesan bahwa pentolan CIA yang satu ini punya aura galak yang sangat kuat. Lebih baik Han mengambil langkah aman daripada harus diancam suntik saxitoxin lagi.

"Hah? Oh, nggak apa-apa." sahut Seungmin agak terkesiap, baru menyadari bahwa di depan matanya telah tersuguh tumpukan roti panggang yang hangat. "Thanks makanannya, anyway."

Si lawan bicara mengangguk, tapi rasa penasarannya mendadak menjulang tinggi. Itu adalah kali pertama Seungmin mengucap terimakasih, dan demi apapun Han ingin bertanya apakah ada yang salah dengannya.

Sayang sekali, ia punya topik lain untuk diajukan sebagai konversasi peneman sarapan. Yang ini punya urgensi lebih daripada pertanyaan basa-basi tentang masalah apa yang dialami Seungmin.

Han menyimpan kuriositasnya untuk nanti, siapa tahu Seungmin akan bercerita sendiri. Meski kemungkinannya kecil.

"Um, Seung. Kemarin gue ditawarin Minho biar dia ngecek isi drone sama kamera yang kita bongkar kemarin. Dia dulu bagian S&T di FBI, jadi lebih jago masalah ginian daripada gue. Menurut lo gimana?"

Tangan yang mencekal garpu untuk mencabik roti panggang tanpa berniat memakannya mendadak berhenti setelah penawaran panjang Han. Seungmin mendongak, menatap datar pada pemuda di depannya.

"Oh ya? Dia sendiri atau ada campur tangan FBI?" interogasi Seungmin.

"Dibantu temen di FBI dikit sih, tapi nggak ngelibatin nama lembaga, kok. Cuma koneksi internal kecil aja."

Kedua kelereng hitam Seungmin memandang penuh selidik pada si rambut biru, namun kemudian dipecah dengan mudah oleh cengengesan kecil di akhir kalimat Han.

Seungmin menghela napas, mengangguk super pelan nyaris tidak kelihatan.

"Ya udah, boleh. Kapan Minho kesini?" tanya Seungmin langsung, yang mana membuat Han sedikit tersentak lagi.

"Oh, biar gue aja yang ke Fairfax, sendiri. Lo disini aja nggak apa-apa." sahut Han cepat.

Tanpa mendongak kembali, Seungmin menusuk rotinya dengan garpu kuat-kuat, menimbulkan suara aluminium beradu dengan porselin.

"Nggak. Suruh Minho kesini kalau emang mau bantu. Lo bawa barang bukti kesana tanpa perlindungan apapun, banyak yang bisa terjadi di jalan." ucap Seungmin tegas. "Kalau lo mau hasil pemeriksaan akurat, barang tetep ada sampai di tujuan, atau lo nggak mati selama perjalanan, suruh Minho kesini."

Intonasi Seungmin membuat atmosfer di sekitar mereka menegang. Tanpa sadar Han meneguk liur dengan kaku, mengiyakan perintah Seungmin terpaksa.

"Oke, biar gue suruh Minho kesini kalau gitu."

Seungmin mengangguk, membiarkan Han mengambil piring kosongnya ke wastafel.

Ia menyandarkan punggung ke kursi. Netra menilik kilas pada punggung mungil Han yang kini menyibukkan diri dengan sabun dan sarung tangan karet, sebelum kemudian menarik ponselnya dari kantung celana.

Si laki-laki Kim menekan tombol panggil pada kontak teratasnya, menunggu suara Hyunjin untuk menyapa namun tidak berhasil bahkan setelah menunggu nyaris semenit.

Helaan napas muncul. Pertikaian dini hari tadi sepertinya cukup berat hingga Hyunjin memilih untuk mengabaikan panggilannya.

Seungmin alih ke tab pesan singkat, mengetik beberapa sebelum mengirimkannya ke nomor tujuan hanya untuk mendapat sebuah tanda, tanpa ada balasan.

Hyunjin
Jin, kamu ikut Minho ke Highland ya
Aku mau ketemu

read

𝙙𝙧𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang