CHAPTER 22 | Pulang Bersama

1.2K 364 2
                                    

CHAPTER 22 | Pulang Bersama

×××

Keinginan Hyunjin untuk mengabaikan Seungmin barang sehari saja sepertinya sudah gagal sebelum dimulai.

Ia sempat bersorak dalam hati, menyelamati diri sendiri karena berhasil membiarkan nama Seungmin masuk ke kotak panggilan tidak terjawab. Beberapa detik kemudian nyalinya ciut, setelah membuka pesan dari sang kekasih dan menemukan topik penting untuk dibahas.

Hyunjin menghela napas, menimang-nimang apakah ia harus membalas atau tidak, menurut atau tidak. Jarinya gatal untuk menanyakan mengapa Minho datang ke Highland, dan apa alasan Seungmin ingin bertemu. Apakah karena ia rindu, atau sekedar untuk melontar bela terhadap Changbin lagi.

Kepalanya pusing memikirkan pertikaian kecilnya dengan Seungmin yang berpotensi menjadi besar. Ia menyugar rambut ke belakang, bersamaan dengan Minho yang masuk ke bilik kerja di sebelahnya.

"Minho?" panggil Hyunjin otomatis, ia berdiri untuk menengok figur Minho di balik papan tipis yang menjadi penyekat antar ruang kerja sempit mereka.

Minho menoleh, menyunggingkan senyum yang tampak sedikit terpaksa di mata Hyunjin.

"Ya?" sahutnya.

"Lo mau ke Highland? Ke rumah gue? Ngapain?" tanya Hyunjin.

Yang tengah diinterogasi memutar kursi agar menghadap Hyunjin sepenuhnya.

"Gue nawarin buat periksa isi drone sama kamera yang dikirim ke Seungmin. Tadinya gue bilang ke Han terus nyuruh itu anak kesini sendiri. Tapi sama Seungmin gue yang disuruh kesana, soalnya riskan barang bukti hilang atau rusak di perjalanan." terang Minho. "Ada benernya sih, ya udah gue turutin aja."

"Oh..."

Mulut Hyunjin membentuk bulatan, tapi tangannya menggaruk tengkuk yang tidak gatal, mendadak merasa bersalah kepada Minho karena laki-laki itu terus ia repotkan.

"Sorry Ho, lo jadi repot banget padahal bukan masalah lo. Seungmin kadang emang gitu, batu banget orangnya." tutur Hyunjin.

Minho terkekeh pelan, menggeleng untuk menolak kalimat permintaan maaf Hyunjin.

"Santai aja sih, lagian gue juga nggak ngapa-ngapain disini. Hitung-hitung pemanasan kerja di CIA." ucap Minho tulus.

Hyunjin menghela napas lega, tersenyum atas kemurahan hati Minho meski dalam hati masih sibuk berkontemplasi apakah ia harus ikut atau tidak.

Awalnya ia ingin jual mahal saja kepada Seungmin, agar si laki-laki Kim sadar dan berhenti membela Changbin di depan mukanya. Tapi jika Minho yang ia mintai tolong saja sampai meluangkan waktu pergi ke kediamannya, rasanya tidak pantas jika Hyunjin justru tidak ikut.

"Ya udah Ho, gue ikut lo ke Highland."

𝙙𝙧𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang