CHAPTER 11 | Pertengkaran Terbuka

1.3K 387 42
                                    

CHAPTER 11 | Pertengkaran Terbuka

×××

"Seo Changbin! Mau lo apa sih, bangsat?!"

Suara Hyunjin menggelegar di ruang kerja terbuka divisi National Clandestine Service. Beberapa orang otomatis menoleh ke arah bilik Changbin dimana si laki-laki Hwang menggertak mejanya hingga beberapa barang terjatuh.

Agaknya Hyunjin masih agak tahu situasi untuk tidak memukul si pria Seo saja langsung tanpa basa-basi.

"Lo yang ngapain, anjing? Baru dateng udah ngajak berantem aja." sungut Changbin kesal sembari berdiri menyejajarkan posisi dengan Hyunjin meski tetap saja tinggi mereka tidak bisa disamakan.

Wajah si surai pirang memerah karena emosi. Ia maju selangkah lebih masuk ke ruang sempit diantara barang-barang milik Changbin, telunjuknya terangkat ke depan mata yang lebih pendek.

"Lo kan yang nge-hack hape gue, pakai ngehapus histori chat gue sama Seungmin lagi. Mau lo apa, sih? Udah tau kalah mending mundur aja, nggak usah maksa!" tutur Hyunjin dengan intonasi meninggi.

Changbin yang merasa dituduh pun mendengus kasar, tidak terima. Manik elangnya menatap tajam kepada agen yang katanya paling unggul di CIA itu.

"Eh bangsat, gue emang nggak pernah suka lo pacaran sama Seungmin. Tapi gue nggak serendah dan segabut itu buat nyolong hape lo, cuma buat ngehapus chat pula?" balas Changbin sengit. "Mending gue datengin langsung tuh pacar lo di rumah sendirian, gue tidurin sekalian kalau bisa."

"Anjing lo ya!"

Entah mulut Changbin yang memang terbuat dari api atau Hyunjin saja yang bersumbu pendek, kalimat terakhir dari si pria Seo berhasil memancing puncak amarah laki-laki yang lain.

Hyunjin maju menubruk tubuh yang lebih kecil, mencengkeram kerahnya kuat persis seperti yang ia lakukan beberapa hari lalu di ruang rapat.

"Kenapa? Merasa terancam sama gue?" ejek Changbin remeh, bibirnya membentuk seringai tipis.

"Lo beneran mau gue pukul ya, kayaknya?!"

"Oh, lo bisa mukul gue? Pukul aja ayo kalau berani, biar Seungmin tau lo dasarnya bar-bar."

"Nggak usah nyebut-nyebut nama pacar gue, bangsat!"

Tangan Hyunjin terangkat, kini berhasil mendaratkan satu pukulan keras ke wajah Changbin hingga pemuda itu tersentak dan jatuh ke belakang.

Seluruh ruangan yang sedari tadi sudah ricuh, sekarang menjadi bertambah kacau. Orang-orang tidak berani untuk melerai, mengingat yang sedang bertengkar adalah dua agen paling berpengaruh di divisi tersebut, sekaligus yang dibangga-banggakan oleh direktur mereka, Christ.

"Shit." umpat Changbin tanpa mempedulikan luka dari ujung bibirnya yang meneteskan darah. "Pukulan lo lumayan juga."

Nyatanya Seo Changbin tetap tidak mundur meski sudah terluka duluan. Ia tetap tersenyum kecil, tatapannya menantang kepada laki-laki yang masih berdiri tegap.

"Mau gue pukul lagi, hah?"

"Kalian berdua, stop!"

Baru saja Hyunjin ingin melayangkan bogem lain ke wajah Changbin, tiba-tiba ada suara bariton dari arah pintu utama yang berteriak lantang mencegah perpecahan terjadi lebih jauh lagi.

Lee Felix alias pentolan divisi Directorate of Intellegence datang dengan langkah tergopoh-gopoh dan raut muka pucat pasi, khawatir bukan main.

"Lo berdua kenapa, sih? Kayak anak kecil aja tau nggak!" rutuk Felix, dengan cepat menarik Hyunjin keluar dari bilik kerja Changbin dan membantu si laki-laki Seo untuk berdiri.

Hyunjin mendengus kasar. Ia baru sadar tingkahnya barusan sangat tidak pantas, terutama ketika melihat semua orang di sana tengah memperhatikan dirinya.

"Lo nggak papa, Changbin?" tanya Felix, tangannya mencekal rahang Changbin untuk melihat luka di sudut bibirnya.

"Menurut lo?" balas Changbin bengis, serta-merta menepis pegangan Felix kepadanya.

Si laki-laki Lee menghela napas frustasi. Ia mendorong Hyunjin lebih jauh sebelum menatap nyalang ke sekitar.

"Kalian juga! Ada orang berantem malah dilihat doang! Kalian pikir lagi nonton film, hah?"

Felix pun akhirnya menjadi penceramah di depan ruang kerja terbuka National Clandestine Service. Sementara itu, Hyunjin memilih untuk melenggang pergi begitu saja.

𝙙𝙧𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang