CHAPTER 30 | Selesai

1.3K 326 76
                                    

CHAPTER 30 | Selesai

×××

(hello guys this is the last chapter okay i'm sorry if the ending is dissappointing✊)

×××

"Sorry sorry, gue udah mau naik lift tapi si anjing satu ini mau kabur jadi harus gue tanganin bentar. Ngerepotin aj-"

Di tengah kesibukan dua tangan Changbin menangkis semua pukulan Christ yang tadi ia dapati mengendap dari lahan parkir untuk kabur (dan langsung datang menyerang begitu melihat dirinya), jepitan ponsel diantara pipi dan bahunya mendadak lepas ketika Christ melayangkan tinju ke wajah, membuat benda persegi panjang yang menjadi alat komunikasinya dengan Seungmin di lantai atas itu jatuh ke tanah begitu saja.

"Bangsat hape gue!" teriak Changbin spontan sebelum menatap Christ beringas. Jika diibaratkan, Changbin sudah seperti werewolf alpha yang hendak mencabik mangsanya.

"Changbin, lo udah gila. Mau-maunya aja lo disuruh Seungmin, hah? Mending lo-akh!"

Dengan rentetan kalimat Christ yang menurut Changbin sangat lemah dan menunjukkan kepasrahannya itu mengambil alih fokus, si pria Seo memanfaatkan kesempatan untuk memukul keras perut Christ dan membuatnya huyung. Sebelum lawannya bangkit kembali, Changbin segera menginjak punggungnya sambil menggapai ponsel yang nyaris hancur karena terlempar jauh.

Christ merintih lagi, kesakitan bukan main. Siapapun tahu kekuatan Seo Changbin yang marah tidak tertandingi.

"Denger, ya. Segila apapun Seungmin nyuruh gue, gue masih lebih nggak sudi buat nurutin bos gila jabatan kayak lo." ucap Changbin, kakinya menendang kepala Christ lagi hingga ia tidak sadarkan diri.

Changbin menghela napas sebelum teringat bahwa ia tengah melarikan diri dari bom yang sengaja direncanakan Seungmin untuk diledakkan di bangunan CIA, dimana seluruh pegawai sudah diperintahkan untuk libur dan hanya menyisakan Christ serta Minho. Changbin juga sempat protes besar pada sahabatnya yang ia pikir gila itu karena mau menghancurkan tempat kerjanya sendiri, tapi setelah ia menceritakan semua hal yang telah dilakukan Minho maupun Christ hanya demi sebuah kepastian jabatan, maka Changbin tidak berpikir dua kali untuk ikut serta.

"Ah, sial." umpat Changbin saat menyadari ponselnya retak meskipun masih bisa dipakai. Ia buru-buru menghubungi Seungmin lagi dan mendadak dijawab dengan terburu-buru juga.

"Changbin? Lo masih hidup, kan?"

Changbin memutar matanya kesal. "Ya menurut lo yang nelfon siapa setan?"

Biasanya Seungmin akan balik mengumpat setiap mulut kotor Changbin mulai bertindak, tapi situasi genting kali ini sepertinya tidak mengizinkan mereka untuk lebih lama lagi bertikai.

"Lo disana aja ya, tahan Christ. Biar gue yang ke bawah sama helikopternya."

"Hah? Nggak usah lah anjir biar gue aja yang ke atas. Christ udah mati, kayaknya." Changbin menyempatkan diri melirik Christ yang tergeletak di tanah. "Lagian ntar makin lama lagi ngejauhnya kalo lo turun."

"Tapi ntar kalo lo naik terus masih dikejar-"

"Udahlah biar gue yang naik, gue takut bomnya-anjing si bangsat darimana lagi munculnya ini!"

Di sisi lain, Seungmin yang tengah menaiki tangga terakhir menuju rooftop semakin bingung mendengar umpatan Changbin yang muncul lagi, menandakan halangan lain baginya untuk langsung turun dan menjemput laki-laki itu sebelum terbang jauh dan membuat bomnya menghancurkan seluruh bangunan CIA.

"Bin? Kenapa lagi?" tanya Seungmin panik, nafasnya bersahutan karena telah berlari cukup lama sambil melangkah terus meniti satu persatu anak tangga.

𝙙𝙧𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang