CHAPTER 23 | Tentang Pertemanan Mereka

1.3K 377 14
                                    

CHAPTER 23 | Tentang Pertemanan Mereka

×××

"Felix!"

Lee Felix dengan surai berwarna peach menoleh ke arah rak di ujung perpustakaan begitu mendengar namanya dipanggil.

Ia melambai pelan ketika menemukan Hyunjin, membiarkan rekannya itu setengah berlari kepadanya alih-alih ia yang menghampiri, lantaran tangannya penuh dengan buku tebal.

Perpustakaan umum CIA selalu menjadi tempat favorit Felix ketika waktunya luang. Tidak terlalu banyak orang, namun tidak begitu sepi pula. Suasananya cocok untuk mengais pengetahuan baru.

"Hai, Jin. What's up?" sapa Felix ringan, matanya kembali sibuk membaca satu persatu judul ensiklopedi yang berjajar di rak tengah.

"Gimana sidik jarinya? Udah ketemu punya siapa?" tanya Hyunjin pelan, meski tetap terdengar seperti sebuah tagihan.

Felix medengus. Hyunjin adalah tipe yang hanya datang ke Directorate of Intelligence jika perlu bantuan, lalu mendesak yang dimintai tolong setiap kali bertemu.

"Kan udah gue bilang, susah. Lo baru ngasih hape lo ke gue kemarin, mana bisa sekarang jadi. Realistis dikit kenapa, sih?" sulut Felix kesal, ingin menggerutu keras-keras bahwa pekerjaannya bukan hanya membantu Hyunjin saja.

Bahu Hyunjin menurun beberapa senti. Ia menagih tugas yang ia beri ke Felix bukan tanpa alasan.

"Ya udah, kabarin gue langsung ya kalau udah. Gue mau ke Highland soalnya nanti."

Minat Felix untuk mendengar Hyunjin otomatis naik saat laki-laki itu menyebut kediamannya.

"Oh mau pulang?" ucap Felix, nada penuh ketertarikan. "Kalau gitu tolong bilangin Seungmin, thanks for taking care of Han."

Kekehan Felix muncul di tengah-tengah kalimatnya. Hyunjin menaikkan alis sebelah, agak heran dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Maksud lo?" selidik Hyunjin, nyaris terlalu galak.

Maklum saja, si pria Hwang ini agaknya menjadi sedikit lebih sensitif jika Seungmin dihubung-hubungkan dengan laki-laki lain karena dirinya tengah dibalut cemburu yang diakibatkan oknum Seo Changbin.

"Ya lo tau sendiri kan, gue nyuruh Han ke sana buat jaga-jaga. Gue nggak tau kalau ternyata Han ini masih newbie banget meskipun mantan FBI. Kayaknya dia malah nyusahin, tapi untung aja Seungmin nggak nendang dia keluar rumah. In fact, he treats Han pretty well."

Felix menerangkan panjang lebar, namun bukannya mengangguk mengerti, Hyunjin justru semakin bingung dengan maksud perkataannya.

"Fel, lo inget nggak pertama kali ketemu Seungmin di CIAU?" tanya Hyunjin retoris.

"Hah? Inget lah, his first impression was so strong for me, and for you too, dude."

"Nah, makanya. Lo inget nggak gimana tingkahnya ke orang baru?"

Ingatan Felix berputar, dan ia tidak bisa untuk tidak tertawa.

"He was surely rude as fuck." kekeh Felix. "Kita berempat sekelompok kan di hari pertama, tapi Changbin telat and Seungmin was like, 'kaki lo kependekan makanya jalannya lama'."

Felix resmi membuat Hyunjin ikut bernostalgia. Ia ikut terkekeh pelan, mengingat kalimat pertama yang dikatakan Seungmin padanya adalah 'lo kurang hiburan apa gimana sih, apa-apa diketawain dari tadi'.

Namun tawanya hilang duluan sebelum Felix berhenti. Maksud pertanyaan awalnya bukan untuk ini.

"Seungmin never treats new people nicely. Tapi kenapa dia baik sama Han?"

Pertanyaan Hyunjin mengudara dalam keheningan selama beberapa detik. Entah kenapa Felix baru menyadarinya. Ia mengendikkan bahu, tidak terlalu tertarik dengan penemuan tidak penting Hyunjin.

"Ya udah sih, let's say he has changed." balas Felix. "Lagian lo juga udahlah, berhenti cemburuan kayak anak remaja. Sampai mukul Changbin juga, lo nggak inget kita berempat dari dulu nempel mulu?"

Hyunjin memutar mata kala Felix mengujar nama itu lagi. Kenapa semua orang harus membela Changbin?

"Iya iya terserah lo aja." sergah Hyunjin. "Gue duluan, mau packing."

"Oke. Bilangin Seungmin, gue kangen." ucap Felix, baru akan diiyakan oleh Hyunjin ketika ia menambahi kalimatnya. "Changbin juga."

"Bodoamat ya Lee Felix."

Hyunjin memilih untuk melenggang dulu, meninggalkan Felix yang tertawa sendiri di depan tumpukan ensiklopedi.

𝙙𝙧𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang