9,0; suffering

135 15 12
                                    

.

"Loh Kak Wira, ngulang juga di sini?"

Pertanyaan sok akrab itu membuat Wira meringis, seperti orang sakit gigi. Ia tidak menjawabㅡtidak memberi anggukan ataupun menjelaskan tujuannya yang sebenarnya. Wira tidak peduli. Buru-buru ia berjalan menuju bangku paling belakang, lalu meletakkan tasnya di sana.

Kali ini dosen pembimbingnya tidak akan bisa menghindar lagi.

Begitu pikir Wira.

Benaknya sedang sibuk menyusun rencana pencegatan Pak Aryoㅡdosen pembimbing yang sekarang kelasnya akan ia ikutiㅡketika ponselnya bergetar di saku jeansnya.

Jadi ia mengalihkan atensi dan mengeluarkan benda itu.

Chandra B.
Sin, dimana?

Wira mengembalikan ponselnya ke saku tanpa minat. Ia malas meladeni teman-temannya di jam-jam seperti ini. Bagaimana pun, tertinggal sendirian di kampus, di saat seluruh teman baik seangkatannya sudah diwisuda, rasanya sama sekali tidak menyenangkan.

Sebenarnya, masih ada Hilman dan Iyan yang bisa ia ganggu. Tapi masalahnya, semester ini semester pendekㅡyang dikhususkan bagi mahasiswa dengan mata kuliah mengulang. Iyan sedang mengambil SKS Magang, sementara Hilman terlalu cerdas untuk mengulang mata kuliah apapun yang diambilnya. Tentu saja, dalam semester pendek ini, kedua anak itu tidak akan ada di kampus. Membuat Wira lebih sering berkeliaran sendirian di area kampus demi memburu dosen pembimbingnya.

Bukannya Wira kesepian, bukan. Ia baik-baik saja menjadi sendirian. Tidak ada masalah dengan itu. Hanya saja, selama empat tahun terakhir perkuliahannya, ia hampir selalu terlihat di kampus secara bergerombol. Hampir semua orang mengenalnyaㅡdan mengenal orang-orang yang selalu membersamainya. Jadi, ketika ada yang terjadi,

Seluruh fakultas berakhir membuat gosip tentangnya.

Siapa yang tidak mengenal Wirawan Sinadi?

Ah, ralat, siapa yang tidak mengenal Wirawan Sinadi, Anggara Satryaindra, dan Senja Aryoga? Tiga mahasiswa Hubungan Internasional 2014 yang sering terlihat bersama. Ketiganya merupakan mahasiswa populer. Wira yang disebut-sebut sebagai mahasiswa paling ganteng seangkatanㅡbahkan sefakultas, Angga si mahasiswa berprestasi kesayangan dosen yang pintar dan aktif di setiap kelas, serta Yoga yang terkenal karena suara bagusnya dan seringkali mengisi acara-acara besar di lingkungan kampus.

Ketiganya seperti most wanted di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Lalu semuanya mendadak berubah.

Kiaraㅡanak Fakultas Ekonomi yang meninggal karena kecelakaan saat bersama Angga, Yoga yang menghilang tanpa kabar dari kampus, Angga yang disebut-sebut bertanggung jawab atas kematian Kiara. Semuanya sempat menjadi topik pembicaraan terhangat di FISIP. Wira mengambil cuti satu semester karena cukup terguncang dengan semua yang terjadi waktu itu. Dan ketika ia kembali, rupanya pembicaraan tentang orang-orang terdekatnya itu belum reda. Malahan, justru kembali terangkat ke permukaan setelah orang-orang melihat sosoknya lagi.

Wira sudah terbiasa dengan bisikan-bisikan menyebalkan yang terdengar ketika ia berada di kantin, perpustakaan, atau belahan mana saja di kampus ini. Ia muak. Tapi memangnya ia bisa apa? Ia hanya mahasiswa terlambat lulus yang harus segera keluar dari kampus ini. Mencari masalah adalah opsi terakhir yang mungkin ia lakukan.

Jadi Wira memutuskan untuk berpura-pura tuli dan menelan semuanya sendirian.

Sekali lagi, ponsel Wira bergetar. Dan ia kembali memeriksanya.

Chandra B.
Gak usah pura-pura gak baca anjg

Wira mendengus tertawa. Berteman terlalu lama memang memiliki efek samping yang menyebalkan. Ia memutuskan untuk membalas chat itu. Singkat. Sekadar bertanya kenapa Chandra ingin mengetahui keberadaannya.

Damaged✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang