ELEVEN

7.9K 488 59
                                    

Jangan lupa vote and comment.
Makasih♡♡

"In a crowd like this. Somehow I feel empty. You know, lately I have a new allergy I'm afraid of humans, including yourself including myself because they are especially me, evil and hurtful"

"Karena cinta bukan sekedar tentang seks atau kekuasaan, Luc. Seandainya aku menggunakan kekuasaan yang kumiliki atas nama Dad, bagaimana aku tau apa Alice bahagia atau tidak" Kevin mencoba menerawang jauh saat berbicara dengan Lucas.

"Tapi tidak dengan menjual apartemenn milikmu! Kau bahkan menolak tawaran tuan William untuk membantumu bersatu dengan Alice. Sekarang kau tidak memiliki apapun! Kau bersikeras membayar denda pada tuan William sedangkan ia sendiri tidak pernah menginginkannya darimu! Dan bukankah banyak kenanganmu bersama Alice di rumah ini?!". Lucas nampak frustasi dengan jalan pikiran Kevin Kevin benar-benar memutuskan kontrak dengan perusahaan ayahnya sendiri sejak ia kecil. Kevin bahkan menjual apartemen yang ia tinggali bersama Alice. Jika dilihat-lihat apartemen Kevin yang ini lebih mewah dibandingkan dengan apartemen yang satunya. Sayang sekali jika sampai dijual!

"Untuk apa aku meninggali rumah yang tidak ada Alice sama sekali, Luc" ucap Kevin tenang. "Alice yang memutuskan untuk pergi. Dan aku bisa apa, jika dengan Alice meninggalkanku ia akan merasa lebih bahagia. Kenapa aku tidak membiarkannya. Aku akan bahagia jika Alice bahagia"

Ya ampun! Kenapa Kevin jadi melankolis seperti ini!! Lucas jadi merindukan sifat menyebalkan Kevin! Yang dilihat dari Kevin sekarang, justru begitu mencemaskan untuk Lucas! Kevin seperti kehilangan arah! Bagaimana bisa pria seumuran Kevin mengalami percintaan begitu dalam seperti itu. Kenapa Kevin tidak belajar dari ayahnya yang mata keranjang saat muda dulu. Sangat disayangkan!

"Bagaimana dengan Celine?! Kau bahkan tidak mengabarinya sama sekali. Ia terus menanyakannya kepadaku. Dan aku harus terus berbohong jika kau sedang merantau ke luar negeri demi sesuap nasi!" Ucap Lucas sedikit berlebihan. "Maksudku, aku mengatakan jika kau sedang ikut dengan ayahmu ke luar negeri untuk urusan bisnis"

"Aku sudah mengabarinya pagi ini. Dan kami akan bertemu untuk berkunjung ke rumah sakit"

Lucas menghela napas pasrah. Ia menyerah jika Kevin sudah sekuat ini. Ia menahan sakitnya sendiri. Ia terluka sendiri. Ia menelan semuanya sendiri sekalipun kebenarannya sudah diketahui sejak awal antara Alice dan Kevin.

Lucas menghela napasnya lagi. Ia menyusul Kevin dengan duduk dipinggiran kasur milik Kevin. "Lalu apa rencanamu selanjutnya? Apa kau membenci Alice saat ini karena ia sudah meninggalkanmu setelah semua yang terjadi?"

"Aku tidak tau apa yang akan kulakukan selanjutnya. Tapi kuharap aku bisa melanjutkan kehidupanku kedepan dengan baik. Dan aku tidak pernah bisa membenci Alice meskipun aku ingin. Aku akan tetap menyapanya jika suatu saat kami bertemu"

"Yah. Kau benar. Untuk apa membenci Alice. Aku yakin kau akan mendapatkan yang lebih baik dari Alice. Dan kau pasti akan bertemu Alice suatu saat nanti. Entah itu besok atau besoknya lagi. Karena Newyork itu begitu kecil. Bersemangatlah Dude! Aku selalu bersamamu"

"Thanks Luc" ucap Kevin tersenyum.

'Mendapatkan yang lebih baik dari Alice?'

Mendengar kalimat seperti itu terdengar lucu untuk Kevin. Ia bahkan tidak yakin bisa melupakan Alice dengan baik. Cinta pertamanya.

**

"Maaf membuatmu menunggu Celine. Apa kau sudah meminum obatmu?" Kevin baru saja tiba di kediaman Celine. Dan Celine terlihat begitu lesu sebelum melihat Kevin. Namun setelah melihat Kevin berdiri di depannya, Celine kembali tersenyum dan berlari ke arahnya untuk memeluk Kevin.

I'M YOUR'S ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang