TWENTY ONE

6.6K 481 27
                                    


Jangan lupa klik tanda ☆☆ sebelum membaca dan Comment setelah membaca. Kalian tahu kan, aku semakin semangat up kalo liat vote and comment kalian.🤗🤭🤭😂 (modus) Terimakasih ♡♡♡♡

"Celine, apa yang kau lakukan di sini?"  Seolah baru saja mendapat pesta kejutan, Kevin menatap Celine terkejut. Ia kembali di posisi ini, dimana Alice berada di antara dirinya dan Celine. Bedanya Alice bukan lagi kekasih Kevin, dan Celine seperti seorang kekasih yang sudah lama di campakannya. Kevin mendekat dan memeluk Celine, ia menyambut kedatangan Celine seperti biasanya.

"Kevin, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Celine mengernyitkan alisnya tak percaya. "Baby, kau terlihat begitu berbeda. Ada apa denganmu?" Celine merasa prihatin dengan keadaan kekasihnya yang sedikit berbeda, badannya sedikit menyusut dan perubahan besar terjadi di saat dirinya sedang menjalani perawatan. Celine mengusap lembut rahang tegas milik Kevin, sesekali berusaha menciumnya. Namun gagal karena Kevin menghindari bibir Celine.

Melihat betapa dua insan saling merindukan membuat mata Alice terasa panas. Ia memang berniat memperbaiki semuanya, ia memang berniat memulihkan keadaan Kevin, tapi hanya melihat adegan yang sering ia tonton saat dirinya masih menjadi kekasih Kevin, hatinya mencelos. Ternyata rasanya masih sama, sakit tak terelakan. Haruskah dia pergi dari hadapan Celine dan Kevin? Tapi kenapa? Kenapa ia harus pergi? Kenapa?. Alice meyakinkan dirinya sendiri, ia memejamkan matanya sejenak kemudian membukanya kembali, jika dulu ia harus menghindari adegan demi adegan yang sering ia tonton, sekarang tidak lagi. Alice akan menghadapinya, toh dirinya bukan kekasih Kevin lagi.

"Apa aku mengganggu?" Pertanyaan Alice membuat Celine melepaskan pelukannya pada Kevin.

"Alice, lama tidak bertemu denganmu" Celine menjabat tangan Alice. Ia di sambut dengan baik, sama seperti biasanya. "Apa kau bekerja disini?" .emeperhatikan penampilan Alice memakai apron merah membuat Celine berpikir jika Alice sedang bekerja di sini.

"Iya. Aku bekerja disini"

Celine tersenyum. "Terimakasih, kau selalu menjaga Kevin untukku, bagaimana kabarmu? Dan Kevin apa tidak ada tempat duduk untuk kita sekedar mengobrol. Aku ingin menanyakan banyak hal padamu",

Kabarku tidak baik. Sangat tidak baik. Guman batin Alice.

"Celine bukankah aku sudah mengatakan jika aku akan menemuimu siang ini. Kenapa kau datang kemari? Dan dari mana kau tahu aku bekerja disini??" Seolah sedang mengalihkan Alice dari Celine, Kebin sedikit menggeser Celine menjauhi Alice. Ia jelas tidak mau melihat Alice terluka lagi.

Apa? Alice tidak salah dengar bukan? Jadi Kevin tidak memberi tahu Celine jika ia membuka usaha kecil-kecilan disini?

"Kenapa? Apa kau tidak senang aku kemari?" Tanya Celine lembut. "Aku begitu merindukanmu, apa kau tidak merindukanku?"

Tidak!

"Aku sedang bertanya padamu, apa Lucas yang memberitahu keberadanku disini?"

"No, dia tidak tahu aku kemari. Aku hanya sedikit kesal padanya. Setiap kali aku menanyakan keberadaanmu Lucas selalu saja mengalihkan topik pembicaannya. Dan aku tidak sengaja melihat fotomu di ponsel Lucas, yang berdiri di depan toko ini bersamanya. Lalu aku mencarimu. Kenapa? Apa kau tidak suka?" Celine menatap Kevin tak percaya.

Alice kembali tak terlihat, ia seperti sebuah angin di sekitar Celine dan Kevin. Tanpa ia ketahui, Kevin tengah menatapnya dengan pandangan menusuk. Matanya yang tajam membuat Alice semakin tidak kuasa untuk mengeluarkan air matanya. Namun sialnya semakin ia menahan air maranya, matanya semakin terasa perih tak tertahankan. Ia ingin menyekanya, namun kemudian sebuah tangan menutup kedua matanya, tubuhnya berputar 180 derajat, dan tubuhnya seketika menubruk dada bidang yang begitu ia kenali.

I'M YOUR'S ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang