FORTY TWO

5.4K 471 86
                                    

Jangan lupa Vote & comment ya...

Tubuh Alice terasa lemas, ia tidak bisa melangkahkan kakinya ke depan untuk melihat lantai dengan jelas. Matanya dipenuhi dengan air mata yang tidak kunjung berhenti mengalir. Sebesar apapun usahanya untuk melupakan pria bernama Kevin Dallas, ia tahu, jika dirinya tidak akan bisa.

Alice akan terus terusik hanya dengan mendengar namanya. Seburuk apapun kenangan dirinya dengan Kevin, Alice akan lebih mengingat kenangan manis mereka saat bersama. Tidak ada hari yang lebih indah selain hari bersama pria itu. Kenangan demi kenangan akan selalu terukir di dalam hati Alice.

Hari ini, ia tidak bisa melarikan diri kemana pun setelah semuanya terjadi. Ia telah berjanji pada Daniel, jika dirinya tidak akan pergi kemana pun, bahkan sekedar untuk melarikan diri. Alice tidak akan melakukannya meskipun ia ingin. Ia akan menepati janjinya dengan siapa ia berjanji, namun, Alice akan berlari jika Daniel bersedia melepaskannya begitu saja. Hanya saja, sepertinya itu tidak mungkin. Namun sekalipun semua itu mungkin terjadi, Alice sudah tidak tahu, kemana ia akan berlari. Tempat peraduannya sudah tidak menginginkannya lagi. Dan lagi, ia tidak ingin membuat Daniel kembali kecewa karena terus menerus mempermainkan perasaannya. Sepertinya sudah cukup untuk Alice membuat Daniel terus berharap padanya.

"Kau..."

Alice baru saja berencana melangkah dengan kemantapan hatinya dengan tidak membatalkan pernikahannya atau melarikan diri dari pernikahannya. Namun kemudian, langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang telah ia rindukan di setiap waktunya tengah berdiri di hadapannya. Berdiri dengan tatapan menyakitkan dan sendu. Kevin dallas berdiri di hadapannya. Sebenarnya arah tempat mengucapkan janji sucinya tinggal beberapa langkah lagi, ia hanya perlu mengabaikan Kevin dan melangkah tanpa menatap mata biru pria itu. Hanya saja, sepertinya, sebuah magnet besar telah tertanam di dalam tubuh Alice, sehingga tubuhnya akan selalu bereaksi jika berhadapan saja dengan Kevin dallas. Alice menghentikan langkahnya dan menatap Kevin.

Tubuh Alice kembali bergetar hebat, napasnya terasa sesak seolah ia sedang di intimidasi oleh tatapan pria itu.

"Kau sangat cantik hari ini"

Jangan memujiku, kumohon.

Kevin mendekat perlahan ke arah Alice, dan Alice memundurkan langkahnya sama seperti langkah Kevin setiap kali pria itu mendekat.

"Terimakasih." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Alice saat ini. Ia tidak akan mengatakan apapun saat ini, meskipun ia ingin sekali mengatakan banyak hal pada pria itu.

"Jangan takut, Alice. Aku tidak akan melakukan apapun padamu hari ini. Aku hanya ingin melihatmu" mata Kevin tidak buta, sehingga ia bisa melihat jika Alice sedang berusaha menghindari kontak mata dengannya.

"Kau sudah melihatku, kalau begitu pergilah." kata Alice.

"Aku telah memenuhi undanganmu untuk datang ke pernikahanmu hari ini. Aku telah berjanji pada diriku untuk memenuhi permintaanmu waktu itu"

Baguslah, Alice jadi tahu jika pria itu memang memiliki hati sekeras batu untuk melihat dirinya menikah. "Terimakasih karena telah menepatinya, Kevin" Alice menatap Kevin. "Apa ada yang ingin kau bicarakan lagi?" tanyanya menahan gugup.

"Tidak, aku hanya ingin melihatmu. Itu saja" kata Kevin tenang dengan tatapan dingin. Ia menggeram dan mengepalkan tangannya. Ia ingin sekali membawa kabur Alice hari ini juga. Kevin memang sangat bodoh karena melepaskan wanita seperti Alice morgan. Setelah membaca surat yang Lucas berikan untuknya dari Alice beberapa jam yang lalu, hati Kevin terasa begitu sakit. Ia ingin berteriak dan menonjok apapun yang ada di hadapannya. Ia telah berusaha, ia telah berusaha untuk mengatakan pada Sophie morgan, jika dirinya begitu mencintai Alice saat itu, hanya saja wanita itu tidak mengerti jika dirinyalah yang sedang dibicarakan. Dan Kevin juga tidak berhenti berusaha di sana saja. Ia juga telah mengatakan pada pria itu, Daniel wellington jika dirinya mencintai Alice morgan, jika mereka saling mencintai satu sama lain. Tapi pria itu mengabaikan segala hal yang telah diucapkannya seolah hanya angin lalu. Ia hanya yakin, jika pria bernama Daniel wellington adalah pria yang baik, ia begitu mencintai Alice dengan kesabaran yang menurut Kevin sangat luar biasa. Bagaimana tidak? Daniel wellington adalah seseorang yang memiliki nama yang besar selain dari nama ayahnya. Pria itu memiliki segudang usaha dan bakat musik yang bisa memikat wanita mana pun. Tetapi Daniel memilih menunggu Alice untuk menerima perasaanya.

I'M YOUR'S ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang