FORTY THREE

6.1K 468 157
                                    

Terimakasih untuk tidak lupa Vote and coment.

Gak bisa dibuka ya tadi? 🤣 kepencet tadi🤣🤣🤣. Aku pikir bisa jadi 3 part. Ternyata nggak bisa 😂. Jadi aq potong lagi. Ini udah 3000 word lebih lo. Kalo nanti selesai, besok pagi aq up lagi.

Ada yang kangen Coco? Kita kangen2n sama Coco ya bentar di part ini. 🤗
Yang belum baca WAC buruan baca ya,karena sewaktu2 bisa aku hapus part sebagian. Udah ending. Tapi aq masih mikir2 untuk extra part, makasih.

Nickolas William berada di antara dua makhluk Tuhan yang paling menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan Marco dan Cecillia. Entah sejak kapan, Cecillia jadi ketularan tidak warasnya seperti Marco. Mereka berdua sama-sama gilanya, benar-benar pasangan yang serasi. Setelah meninggalkan kelima anaknya yang sedang berlibur di Afrika, mereka berdua akhirnya dapat hadir di acara gala yang diadakan dari perusahaannya. Nickolas sudah lama tidak bertemu dengan mereka sejak acara kabur Marco yang jengkel pada Cecillia, yang dikarenakan Cecillia memaksa Marco untuk pergi ke gunung Tijuca. 

Tubuh Marco dan Cecillia tidak ada yang berubah sedikitpun, mereka berdua selalu terlihat bugar karena kegiatan mereka yang dihabiskan dengan menyatu dengan alam. Ah, Marco sudah tidak menggunakan krim pemutihnya seperti dulu. Pria itu selalu terobsesi ingin memiliki kulit berwarna putih seperti lobak. Nickolas hampir tidak percaya, dan ia tidak bisa membayangkan jika Marco tiba-tiba berubah menjadi putih seperti lobak. Pasti mengerikan.

"Aku menyesal mengundangmu Co..." kata Nickolas malas. Cecillia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan noda kue yang baru saja Coco tumpahkan di dada Cecillia.

"Aku tahu sebenarnya kau sangat merindukanku Nick..."

"Omong kosong"

"Maaf aku terlambat," Javan dan Sea tiba-tiba hadir dengan sedikit tergopoh-gopoh. Nickolas menggeleng tak percaya, melihat kedua sahabatnya.

"Sea apa kau tidak ingin ke kamar mandi juga? Cecillia juga ada di sana." Ucap Nickolas yang lebih menunjukan kalimat mempersilakan.

"Terima kasih Nick, sebenarnya aku memang akan ke sana"

"Ya, tentu saja kau harus kesana Sea, benar begitu Javan?" Nickolas tersenyum santai seperti biasanya menatap Javan. Setelah kepergian Sea, Nickolas berdecak malas. "Apa kesalahanku di masa lalu sehingga memiliki kawanan seperti kalian"

"Shut up, dude! Kau pikir aku domba?!" umpat Marco karena Nickolas menyebut dirinya seorang kawanan. Dalam pikiran Marco hanya ada domba yang bisa disebut kawanan.

"Ide yang bagus, Co." Nickolas setuju.

"Brengsek!" Umpat Marco menyesal. "Lihat, kau sudah tua tapi masih saja menyebalkannya seperti dulu Nick, aku penasaran siapa yang akan dipanggil oleh yang maha kuasa lebih dulu di antara kita bertiga"

"Sialan! Kau saja!" Javan dan Nickolas mengumpat bersamaan. "Aku bahkan belum memiliki menantu dan cucu, dan berani-beraninya kau bicara seperti itu. Ya ampun, mulutmu masih sama menyebalkannya Co"

"Lagipula Co, kenapa aku merasa kalau kau sudah sangat siap mendapat panggilan dari yang maha kuasa" Javan menimpali ucapan Nickolas, dan pria itu hanya tersenyum setuju menanggapi ucapan Javan. "Bagaimana kalau kita berdoa untuk keselamatan Marco, Nick"

"Kau benar Jav, aku setuju, sebaiknya kita mulai berdoa dari sekarang"

"Brengsek!" Umpat Marco lagi. "Aku juga belum memiliki seorang cicit. sama seperti kalian. Dan entah kenapa aku tidak ingin memiliki seorang cicit. Entah kenapa bulu kudukku merasa geli jika ada yang memanggilku, Kakek...temani aku bermain. Kakek...berilah aku sedikit uang..."

I'M YOUR'S ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang