----
"Malem ini, aku boleh main kerumah?" tanya Jisoo melirik kearah pria tampan yang berada disampingnya.
"Boleh." Taeyong senyum lebar.
Taeyong menggandeng tangan Jisoo dan mereka berjalan bersama kearah parkiran. Taeyong meminta Jisoo untuk menunggu didepan selagi dia membawa kendaraan nya.
"Ayo naik dibelakang." Taeyong memarkirkan sepeda nya didepan Jisoo. Jisoo yang melihat itu sementara terdiam.
"Kenapa? Ga suka ya aku bawa sepeda?" tanya Taeyong, wajah nya mulai memelas.
Jisoo menggelengkan kepala. Tidak, Jisoo sama sekali tidak merasa keberatan dengan Taeyong yang saat ini mengendarai sepeda. Hanya saja dia merasa sedih. Menyakitkan sekali melihat kondisi Taeyong yang semakin hari semakin melemah.
"Aku naik dibelakang nih?" tanya Jisoo.
"Di depan lah, sayang. Dibelakang ga ada jok buat duduknya." Kata Taeyong sambil ketawa. Jisoo senyum lebar, habis itu dia duduk depan Taeyong dengan posisi menyamping.
"Siap?" tanya Taeyong sambil menundukan kepalanya untuk melihat wajah Jisoo.
"Berangkat!" seru Jisoo dan Taeyong berbarengan. Mereka tertawa riang setelah mengatakan itu.
Ditengah perjalanan, Taeyong terus saja tertawa karna lagi-lagi hampir menabrak pohon karena kehilangan keseimbangan. Begitu juga dengan Jisoo. Sampai pada akhirnya, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak dipekarangan taman.
"Nanti aku beli sepeda lipet aja deh, biar enak bonceng kamu nya." Kata Taeyong setelah dia markirin sepeda nya didepan bangku yang sekarang lagi diduduki sama mereka berdua.
"Tapi badan aku ga berat kan?" tanya Jisoo. Kata Suho badan Jisoo berat katanya. Soalnya Suho pernah gendong Jisoo pas Jisoo ketiduran di sofa terus Suho yang ngangkat Jisoo kekamar.
"Ga tau tuh, sini aku gendong dulu biar aku tau kamu berat apa enggak." Taeyong setengah ngerangkul badan Jisoo. Jisoo cuma ketawa aja pas Taeyong ngejalanin aksi modus nya.
Senyum lebar Jisoo berganti jadi cemberut. Pas tau kalo dia ngeliat tukang eskrim yang ngelewat didepan mereka. Taeyong cuma ngeliatin Jisoo dengan kebingungan.
"Kenapa?" tanya Taeyong.
"Mau itu." Jisoo nunjuk tukang eskrim yang pas banget berhenti didepan mereka. Ada beberapa detik, anak-anak yang kebetulan lagi main di taman ini langsung nyerbu.
"Oh itu, bilang dong." Taeyong nyengir. Ga paham lagi kenapa Jisoo ini bikin dia gemes aja. Taeyong akhirnya naik tangan Jisoo pelan buat nyamperin tukang eskrim nya.
"Mau rasa apa?"
"Cokelat!"
Taeyong ngangguk.
"Pak, eskrim cokelat nya satu ya." kata Taeyong.
"Kamu ga pesen juga?" tanya Jisoo heran, padahal Taeyong suka banget sama yang namanya eskrim.
Taeyong cuma senyum sambil geleng kepala.
"Ini kak eskrim nya." Tukang eskrim itu nyodorin eksrim pesenan Taeyong. Setelah Taeyong ngasih ke Jisoo, Taeyong ambil dompet dan ngasih selembar uang sepuluh ribu dan dikembaliin 5 ribu.
Mereka balik lagi ke tempat duduk yang tadi mereka tempati. Selama Jisoo menikmati eskrim cokelat nya, pandangan Taeyong ga pernah lepas dari Jisoo.
Taeyong terus mandang wajah Jisoo sambil cengar-cengir ga jelas.
"Noh itu ada yang nempel." Taeyong nunjuk sudut bibirnya sendiri. Ngekode ke Jisoo kalo ada cream yang nempel dibibir Jisoo.
"Mana?" kata Jisoo sambil raba-raba bibirnya.