38

1.8K 207 14
                                    

Sudah setengah jam lebih Taeyong memutari luasnya taman komplek yang menjadi sasaran nya untuk berlari pagi hari ini.

Keringat satu persatu menetes didahi nya, sadar kalau ia sudah terlalu banyak berkeringat, Taeyong mencari tempat duduk dan menyusut keringatnya dengan handuk.

Tak lama, ia terdiam. Kembali membayangkan sosok wanita yang sangat begitu ia rindukan. Sudah 3 hari ini Taeyong tidak pernah melihat wajah anggun nya, serta senyuman cantiknya yang selalu ingin Taeyong lihat.

Mengingat wanita itu, membuat Taeyong merasa sedih dan juga patah hati. Wanita itu kini tidak bisa Taeyong gapai lagi. Mungkin hanya sampai sini Taeyong berjuang, untuk mendapatkannya kembali.

Taeyong membuka tutup botol kemudian menenggak nya sampai setengah. Taeyong cukup terkejut hingga nyaris ia tersedak ketika melihat sosok lelaki berjas biru menghampiri nya dengan wajahnya yang terlihat datar dan tidak bersemangat.

"Lo, ngapain disini?" tanya Taeyong memulai obrolan.

Chanyeol hanya bisa tersenyum tipis, lalu ikut bergabung duduk disamping Taeyong.

"Gue udah ngerelain Jisoo buat lo. Gue nyerah." ucapan Chanyeol benar-benar membuat Taeyong kaget, sampai Taeyong tak percaya dan merasa kalau sekarang ini ia sedang bermimpi.

"Lo bercanda? Sumpah ga lucu!" ejek Taeyong.

"Gue serius. Gue cerai sama Jisoo, dan kita resmi bukan suami istri lagi. Gue udah ga ada hubungan apa-apa sama dia. Kecuali sama Oliv. Lo, seneng kan?" tanya Chanyeol. Taeyong cuma mendengus.

"Mana mungkin gue seneng diatas penderitaan orang lain? Gue ga setega itu." Taeyong berusaha untuk membela diri. Memang benar, mana mungkin bisa dia bahagia disaat oranglain terpuruk karna sudah mengorbankan kebahagiaan nya kepada Taeyong sendiri?

"Lo ga usah munafik, yong. Gue tau kok, ini menjadi kesempatan emas buat lo balik lagi sama Jisoo." kata Chanyeol dengan tatapan sinis.

"Gue emang menganggap kembali bersama Jisoo adalah suatu kesempatan emas yang ga bakal pernah gue temuin lagi, tapi ga gini caranya. Dengan cara lo cerai sama dia, bukan suatu hal yang pantas buat dilakukan. Apalagi ini berkaitan dengan Olivia. Dia masih kecil, masih butuh kasih sayang lo." jelas Taeyong.

"Gue tau, dan gue lebih ngerti dari lo. Kedatangan gue kesini bukan buat ngedenger ceramahan dari lo. Tapi gue pengen lo bener-bener ngejaga Jisoo, kasih gue hadiah yang setimpal dengan apa yang udah gue korbanin selama ini. Sekali aja gue liat Jisoo sakit gara-gara lo, gue ga segan-segan ngehilangin lo dari dunia ini, yong."

Ucapan Chanyeol benar-benar membuat Taeyong bergidik ketakutan. Tapi, apakah Chanyeol benar-benar serius dengan keputusan nya ini? Merelakan Jisoo kepadanya?

"Lo yakin? Penyesalan bakal datang paling terakhir loh, lo ga boleh asal ngebuat keputusan kayak gini." Taeyong cuma ingin Chanyeol berpikir matang-matang sebelum membuat keputusan yang nanti nya akan merubah nasib dia sendiri kedepan nya.

Chanyeol mengangguk. "Gue yakin. Ngasih orang yang sangat gue cintai ke oranglain adalah suatu penyesalan yang amat sangat panjang. Gue bakal nyesel selamanya. Sampai gue bisa menemukan pengganti dia. So, gue minta tolong sama lo jaga dia baik-baik, gue pengen Jisoo bahagia sama lo, cukup gue yang bikin dia ga betah tinggal dirumah, lo harus bikin dia betah dan nyaman."

---

"Mamaaaa!"

Jisoo tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangannya, siap untuk membawa gadis kecil itu kedalam pelukan nya.

"Gimana belajar nya? Seru?" tanya Jisoo sambil menggendong Olivia.

"Ya gitu deh, ma. Seru-seru aja sih, soalnya tadi Olivia belajar bernyanyi sama Mina-sensei." kata Olivia dengan senyuman cerah nya. Jisoo yang senang melihat ekspresi wajah Olivia hanya bisa mencium kening gadis kecil itu lalu mengusap-usap kepala nya.

My RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang