25

2.2K 322 12
                                    

Bagi Taeyong, Jisoo adalah udara yang membuatnya terus hidup

----

"Taeyong sini turun kita makan bareng!"

Yuta menyiapkan peralatan makan di meja. Yuta baru saja pergi keluar untuk membeli makanan. Baru inget kalo sekarang waktunya Taeyong buat makan.

"Yut, lo liat buku diary gue gak?" tanya Taeyong kalap. Masalahnya buku itu sangat berharga sekali buat Taeyong. Semua kenangan penting tertulis didalam nya. Kejadian sehari-hari semuanya lengkap tertulis disana.

"Teledor amat. Cari lagi coba, gue lagi sibuk nyiapin makan buat lo." kata Yuta sibuk berkutat di meja makan.

Taeyong cuma bisa garuk kepala dia yang sama sekali ga gatel. Taeyong berusaha untuk inget-inget lagi dimana dia nyimpen bukunya. Padahal buku itu selalu Taeyong bawa kemana-mana.

Isi buku itu menuliskan semua tentang seorang gadis yang tak lain adalah Jisoo. Kenapa Taeyong bisa mengenal Jisoo, bagaimana sikap Jisoo terhadap Taeyong dan hal lainnya yang berkaitan dengan seorang gadis bernama 'Jisoo'.

Gara-gara penyakitnya ini, Taeyong jadi mudah untuk melupakan kejadian ataupun hal yang sepele. Namun disatu sisi Taeyong bersyukur karna Tuhan masih bisa mempermudah nya untuk mengingat kembali jika dia membaca kejadian ataupun melihat foto orang yang sempat Taeyong lupakan, itu bisa mengembalikan kenangan nya lagi.

"Lo disuruh makan malah ngelamun. Ayo sini, ga laper apa lu seharian ga makan?" tanya Yuta yang sudah duduk didepan meja makan. Taeyong cuma nyengir, habis itu dia nyamperin Yuta dan duduk didepan nya.

"Yut, Jisoo udah tau semuanya tentang penyakit yang gue derita." kata Taeyong. Yuta yang lagi sibuk ngelahap makanan nya langsung natap mata Taeyong.

"Terus?" tanya Yuta seolah dia tak peduli tapi penasaran.

"Gapapa kan? Gue capek ngebohongin dia mulu."

Yuta hanya mengedik kedua bahu nya.

"Gue ga terlalu peduli mau Jisoo tau atau enggak soal ini, yang penting dia ga menghambat jadwal pengobatan lo. Tapi cukup Jisoo yang tau tentang ini. Jangan sampe elo atau Jisoo sendiri yang nyebarin semua ini ke oranglain." Jelas Yuta.

"Ada bagusnya juga Jisoo tau tentang kondisi lo. Kalau gitu kita ga perlu sembunyi-sembunyi lagi dari dia kan? Lo ga usah sok-sokan main basket lagi, dan terlihat kuat didepan dia. Inget yong, lo lemah." Kata Yuta, setelah itu dia lanjut makan lagi.

Taeyong ga pernah merasa tersinggung dengan ucapan Yuta, sedikit pun itu. Taeyong juga sadar, memang dia manusia lemah disini. Orang lemah yang berusaha kuat didepan orang tercinta nya. Apa itu salah? Taeyong cuma pengen, Jisoo ga terlalu merasa terbebani dengan kondisi Taeyong saat ini.

Taeyong mencintai Jisoo, dia ga mau Jisoo ninggalin dia setelah Jisoo tau kondisi dia saat ini. Taeyong percaya, Jisoo buka cewek yang brengsek. Taeyong udah lama kenal Jisoo, jadi ga mungkin kan Jisoo ninggalin Taeyong?

Atau malah... Taeyongnya sendiri yang ninggalin Jisoo suatu saat nanti?

"Kalau gitu, waktu operasi lo di Singapur semakin dekat. Udah berapa lama coba kita nunda jadwal nya? Mau sampe kapan lo terus-terusan merasa kesakitan kayak gini? Lo ga capek?" tanya Yuta mulai menatap mata Taeyong dengan serius, semakin serius dari yang sebelumnya.

"Kalo gue operasi disana, apa gue bener-bener bakal sembuh? Gimana kalo operasinya gagal terus gue—"

"YONG!"

My RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang