Duel

3.3K 542 49
                                    

Seulgi bergidik ngeri melihat beberapa wanita berpakaian minim disekeliling Jimin berusaha keras merebut perhatian pria bersurai hitam yang nampak sexy dengan kaos hitam dan skinny jeans senada serta boots hitam favorite pria itu. Sungguh, Seulgi tidak habis pikir. Mengapa wanita disini mau melempar diri mereka sendiri kepada pria seperti Jimin yang sudah terkenal suka mencampakkan wanita tidak lebih dari 24 jam. Ya, itulah yang dia dengar dari Kim Yerim..

"Mereka selalu seperti itu, Unnie harus membiasakan diri." kekeh Yerim menangkap mata Seulgi yang tak mau lepas dari tempat duduk yang ada dipojok ruangan dimana Jimin sedang dimanjakan oleh pemujanya.

"Apa Jungkook juga akan dikelilingi wanita jika berada disini,?"

Gerakan tangan Yerim yang sedang menyediakan minuman terhenti. Gadis berperawakan mungil milik Jungkook itu mendongak menatap Seulgi yang juga tengah menatapnya. Jika dilihat dari gelagat Yerim. Seulgi mengambil kesimpulan bahwa dirinya telah salah bicara dan bahwa hubungan manis Jungkook dan Yerim yang terlihat sekarang pernah diperhadapkan pada kondisi yang sulit.

"Jadi benar?" tanya Seulgi memastikan.

"Itu dulu, bahkan lebih parah dari yang Unnie bayangkan, percayalah..,"

"Tapi kau berhasil melewatinya kan."

"Begitulah..,"

Seulgi menyunggingkan senyum. Ia tidak tau apa yang sudah Yerim lewati selama ini. Terlilit hutang, rumah yang nyaris disita oleh renternir dan biaya pendidikannya. Pasti sangat berat menjalani itu semua tanpa keluarga satupun disisinya. Jika saja Seulgi mengetahuinya sejak awal, Yerim nya tidak akan kesusahan sampai harus bekerja ditempat terkutuk ini.

"Sudah ku katakan, berhentilah menatapku seperti itu. Hidupku tak semengerikan itu, Unnie. Justru aku bersyukur tidak berakhir ditempat lain," seru Yerim menyadarkan Seulgi. Ya, mungkin dibanding dengan Yerim jalan hidup yang menjadi pilihannya lah yang salah.

Sejenak keduanya terdiam. Tidak ada yang memulai pembicaraan sampai suara riuh yang berasal dari salah satu meja yang ada ditengah ruangan menarik perhatian keduanya.

"Ah jangan lagi," decak Yerim terdengar jelas ditelinga Seulgi membuat gadis bermata sipit itu mengernyit binggung, kembali menatap Yerim.

"Apa ada lagi yang tidak ku ketahui tentang tempat ini?" Seulgi bertanya sesekali memandang kerumunan orang didepannya penasaran.

"Bahrter vodkaa, siapa yang menang akan mendapatkan uang banyak," sahut seorang pria disamping Yerim yang juga seorang bartender sama seperti Yerim.

"Jackson! Kau hanya akan membuat kakak perempuanku semakin penasaran,"

Lelaki yang dipanggil Jackson oleh Yerim terkejut beralih menatap Seulgi seolah tak mempercayai perkataan Yerim barusan.

"Benarkah itu," tanya Jackson memastikan.

Seulgi mengangguk, "Kakak sepupu lebih tepatnya," ralat Seulgi.

"Wow, senang mengenalmu. Kenalkan namaku Jackson,"

"Seulgi, Kang Seulgi..," balas Seulgi. Ia kemudian mengalihkan pandangannya ketika sorakan kembali terdengar ditempat yang menjadi pusat perhatiannya tadi.

"Jackson, bisakah kau menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi disana secara rinci,?"

Jackson tersenyum simpul, "selain diruang bawah tanah. Red Light juga memiliki taruhan serupa diatas sini,"

"Taruhan?" ulang Seulgi, "Kedengarannya tempat ini seperti sebuah kasino,"

Yerim dan Jackson saling melempar pandangan kemudian terkekeh, "ini lebih menyenangkan. Disana ada seorang peminum hebat yang sampai saat ini tak dapat dikalahkan oleh siapapun. Jimin memperkerjakannya disini setahun yang lalu dan belum ada yang bisa menandinginya,"

Beautiful Disaster (Seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang