Hidup baru

5.3K 592 35
                                    




Seulgi baru saja keluar dari kamarnya ketika mendapati Yerim sedang bercumbu mesra bersama pacarnya. Ia memutar bola matanya malas melihat adegan panas yang terjadi tepat didepan matanya. Oh ayolah, mengapa keduanya bersikap seolah hanya mereka saja yang berada ditempat ini. 

"Ekhm.." Seulgi berdehem keras menyadarkan keduanya sebelum terjadi sesuatu itu berlanjut dan membuat mereka membatalkan rencana hari ini. 

Seulgi, gadis itu harus mendaftarkan dirinya ke salah satu universitas yang sama dengan Kim Yerim. Hidupnya harus terus berlanjut sesuai keinginan. Dan melanjutkan kuliah adalah pilihan tepat, cukup setahun ia cuti, sekarang ia akan benar-benar fokus. Selamat datang kehidupan normal Kang Seulgi.. 

"Uh, Unnie sudah siap?" tanya Yerim bodoh sambil mendorong Jungkook yang sepertinya terlihat kesal aktivitasnya terganggu. Seulgi berdecih, anak muda jaman sekarang memang beda. 

"Dari tadi.." ralat Seulgi melipat tangan didepan dada dan bersandar didinding. Siap menginterogasi. 

Yerim tersenyum geli, tanpa merasa risih sedikitpun mengecup pipi Jungkook sebelum berlari kecil memasuki kamar miliknya. Lihatlah!! Bahkan dia juga belum siap sepenuhnya. 

"Noona.." suara Jungkook memanggil. Seulgi mengalihkan pandangannya, menatap pria tampan, tinggi dengan otot kekar, juga wajah rupawan. Seulgi tidak akan heran jika gadis seperti Yerim bisa jatuh kedalam pesona Jungkook karena wanita bersuami pun akan melakukan apapun untuk bisa berkencan dengan pria seperti Jungkook. Tapi sayang, itu sama sekali tidak akan berlaku untuk dirinya. Pria seperti Jungkook adalah salah satu dari pria yang harus ia hindari dan lagi, dia milik Kim Yerim. 

Jungkook keluar dari dapur, tempat ia dan Yerim bercumbu lalu melangkah menduduki sofa single satu-satunya dirumah itu. Jungkook mengeluarkan bungkus rokok, menyalakannya lalu mulai menghisapnya didepan Seulgi. Astaga, Seulgi harus membiasakan dirinya dengan sikap calon adik iparnya yang satu ini. Jeon Jungkook nyatanya adalah seorang pria yang tidak pernah bersikap pura-pura untuk mendapat respect darinya. 

"Ada apa?" tanya Seulgi setelah terdiam cukup lama memperhatikan gerak gerik Jungkook. Ia ikut duduk disofa lainnya, menunggu Yerim. 

"Kalau boleh tau, jurusan apa yang ingin Noona ambil nanti.." Jungkook memulai bertanya setelah mengepulkan asap ke udara tanpa menatap lawan bicaranya. 

"Jurusan hukum, aku ingin melanjutkan study ku yang sempat cuti setahun.." cerita Seulgi. Jungkook mengangguk dan kembali menghisap rokoknya. 

"Sejak kapan kau bersama Yerim?" tanya Seulgi kali ini bersikap lebih serius. Dia harus memastikan Yerim tidak salah memilih pria untuk dicintai olehnya. 

Jungkook belum menjawab dan malah asyik menekan puntung rokoknya yang masih setengah itu kedalam asbak kaca yang ada dimeja kecil disampingnya sebelum mendongak dan menatap Seulgi dengan ekspresi wajah seriusnya. 

"Apa sekarang Noona sedang berperan sebagai seorang ibu yang takut jika aku menyakiti putrinya.." balas Jungkook dibalas anggukan kepala Seulgi. Dia tidak keberatan jika Jungkook berpikir hal demikian. 

Jungkook terkekeh sebelum menjawab. "Dua bulan, satu minggu, empat jam-" ucap Jungkook terhenti untuk melirik jam tangannya. "Dan dua puluh detik.." lanjutnya menjawab membuat Seulgi tertegun, tidak menyangka jika Jungkook akan seteliti itu menghitung semuanya. 

Seulgi tersenyum bodoh, haruskah ia percaya secepat ini kepada Jungkook..? Seulgi membuka kembali mulutnya, hendak mengintrogasi Jungkook jika suara pintu terbuka tidak menghalangi niatnya tersebut. 

"Unnie, ayo.." ujar Yeri yang baru saja keluar dari kamar. Gadis cantik dengan dress bermotif bunga-bunga itu terlihat sangat cantik dan manis dimata Seulgi. Sungguh disayangkan jika berdampingan dengan seorang badboy seperti Jungkook

Beautiful Disaster (Seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang