Bonus Chapter

4.2K 354 73
                                    

Lama tak jumpa..
Alu datang lagi nih bawa janjin yang kemarin.. Hehee semoga kalian seneng yaa..


Happy Reading^^


"Bagaimana keadaan perusahaan, Jack?"

"Terkendali, Jim. Kita telah menguasai seluruh dewan direksi. Kali ini mereka dijamin tidak akan berkhianat lagi apapun alasannya."

"Bagus. Anna?"

"Semua berjalan dengan baik. Peresmian butik baru milik Mrs. Choi di Seoul dilaksanakan pada hari rabu. Nyonya akan datang bersama nona kecil." ucap Anna memberitahu mengenai jadwal Bella yang terkendala karena pergerakan Seulgi dibatasi oleh Jimin.

"Bagus. Jackson, kau urus semuanya termasuk pengamanan Seulgi dan Abby selama menghadiri peresmian butik. Anna, aku butuh bantuanmu dalam rapat bersama pemegang saham via online."

"Baik, tuan."

Jimin pulang ke rumah impiannya dan Seulgi selama ini. Hunian besar nan megah yang memperkerjakan puluhan asisten rumah tangga dengan tugas masing-masing dan kurang lebih enam penjaga dibagian depan. Segala fasilitas dimulai telah tersedia disana, tak kurang satu pun. Jimin hanya ingin Seulgi dan Abby terpenuhi segala kebutuhan dan merasa bahagia tinggal disana.

Ia sangat menikmati setiap waktu ketika pulang dari bekerja maka dirumah tersebut ia akan disambut oleh dua perempuan paling berharga dalam hidupnya terutama teriakan manja si kecil Abby yang sangat bergantung padanya.

Gadis kecil itu berlari melepas alat menggambarnya lalu berlari menuju pintu utama dimana para pelayan berdiri menyambut kedatangan sang majikan.

"Daddy." pekikan Abby terdengar memenuhi setiap sudut ruangan. Seperti biasa, bocah kecil itu selalu antusias saat mendengar suara mesin mobil milik sang ayah datang menyapa pendengarannya.

Jimin membuka lengan menyambut pelukan Abby membuat para pekerja tersenyum senang melihat betapa aktifnya nona kecil mereka.

"Ddy. Abby sangat merindukan Daddy."

"Benarkah?" Abby mengangguk. Jimin mengalihkan pandangan, "Dimana Nyonya kalian?"

"Sedang memanggang kue di dapur bersama kepala pelayan Lee, tuan." jawab salah satu pekerja dirumah tersebut.

Ya, semenjak Jimin membatasi kegiatannya agar Seulgi lebih memberikan perhatian penuh pada Abby, istrinya itu jadi lebih suka menghabiskan waktu di dapur untuk belajar memasak. Segala makanan untuk disantap olehnya dan Abby pun sekarang menjadi campur tangan Seulgi.

"Ddy, daddy lupa sesuatu." ucap Abby cemberut.

"Apa itu, sayang?"

"Daddy tidak membalas rindu Abby tadi. Ddy tidak rindu Abby."

Jimin menepuk dahinya pelan. Ia beneran lupa kalau putrinya ini punya ingatan yang kuat dan kadar kebaperan tingkat dewa, "Kata siapa Dad tidak rindu. Abby rindu kan? Kalau begitu sama. Daddy juga merindukan Abby." balas Jimin mencium pipi Abby lalu melangkah menuju dapur dimana istrinya berada.

Abby tersenyum senang. Celotehan lucunya berlanjut dan dengan setia didengarkan oleh Jimin.

"Oh ya, Ddy. Abby sudah pinter menggambar seperti Mom." celoteh Abby memggerakkan tangan dengan semangat membuat Jimin tersenyum geli.

Sembari mendengarkan cerita si kecil Abby yang sangat aktif dalam masa pertumbuhan, Jimin yang sudah berada di dapur dan menemukan istrinya tengah mengaduk adonan mendekat lalu meninggalkan ciuman di bibir wanita yang telah memberinya satu anak itu.

"Sayang, kapan pulang?" kaget Seulgi mendapati Jimin sudah pulang padahal dia tidak mendengar suara apapun sejak tadi karena terlalu fokus membuat kue dengan resep baru.

Beautiful Disaster (Seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang