Secret

2.7K 413 31
                                    

Sepulangnya dari klub. Seulgi membopong tubuh Jimin masuk ke dalam rumah dengan susah payah karena Jimin yang tidak bisa diam. Pria itu terus saja mengingau sesuatu yang tidak jelas membuat Seulgi kelimpungan menyamai langkah kaki Jimin.

"Diriku sangat menyedihkan," gumam Jimin, "Semua wanita diluar sana menginginkanku tapi wanita yang ku inginkan justru tidak mau melihatku,"

"Kau bicara apa,? Berhenti berbicara hal yang tidak-tidak, Jim!!"

Jimin menggeleng, "tidak, Bear. Jangan melarangku melakukan apapun yang ingin ku lakukan hari ini,"

Tubuh Jimin jatuh diatas sofa dengan tubuh Seulgi diatasnya. Seulgi menghela nafas, menarik diri dari tubuh Jimin namun tertahan karena kedua tangan Jimin melingkari pinggulnya.

"Lepas, Jim!!" Seulgi memberontak, berusaha melepaskan diri dari jeratan Jimin.

"Kenapa, Bear?" lirih Jimin terdengar. Seulgi mendongak menatap kedalam mata Jimin yang tengah menatapnya sendu, "kenapa aku tidak dapat menjadi salah satu pilihanmu,?"

"Kau mabuk berat, Jim..,"

"Kau tau aku tidak akan berani mengatakan ini dalam keadaan sadar, Bear!! Apa kau memilih Seunghoon karena dia pencium yang lebih baik? Kau bahkan membiarkannya menciummu seperti jalang didepan klub ku,"

"Jim!" tegur Seulgi.

"Apa nanti juga kau akan bercinta dengannya ditempat umum-" sambung Jimin.

Plakk

Satu tamparan mendarat dipipi Jimin akibat ucapan diluar batas yang keluar dari mulutnya tanpa bisa dikontrol, "hentikan!! Aku bukan wanita seperti itu," Seulgi menekan kata-katanya. Ia begitu kecewa mendengar Jimin berkata seperti itu terhadap dirinya.

Seulgi memberontak, mencoba melepaskan diri dari Jimin dan ketika dia berhasil melakukannya. Seulgi yang hendak pergi meninggalkan Jimin diruang tamu menghentikan langkahnya saat mendengar suara Jimin.

"Apa kau benar-benar mencintainya, Bear?"

Seulgi terdiam cukup lama. Ia tidak memiliki jawaban yang pasti dalam kepalanya. Seulgi berbalik, hendak menjawab pertanyaan Jimin namun yang dilihatnya Jimin sudah terlelap dengan posisi kaki dan tangan kanan mengantung.

Dengusan lelah terdengar keluar dari bibir Seulgi. Ia lalu mendekat mengatur posisi tidur Jimin. Entah kemana amarah yang menggebu-gebu sepersekian detik tadi. Semua bagai lenyap dibawa angin. Pada dasarnya Jimin sekali lagi berhasil meruntuhkan amarah Kang Seulgi.

"Aku tidak seperti yang kau pikirkan, Jim namun aku juga bukan salah satu dari gadis baik yang dimiliki oleh dunia," Seulgi berlutut disamping Jimin.

Sejenak perkataan Yerim berputar dalam benaknya. Harus ia akui yang dikatakan oleh Yerim adalah sebuah kebenaran tentang dirinya karena sampai saat ini Seulgi masih tidak tau apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidupnya.

Seulgi meyakinkan dirinya bahwa yang ia butuhkan adalah Seunghoon tapi ia tidak benar-benar ingin hal itu. Seperti ada sesuatu rongga kosong dalam dirinya yang belum terisi.

Seulgi beranjak menuju kamarnya. Mengambil selimut dari dalam lemari lalu kembali turun menghampiri Jimin. Menyelimuti pria itu dengan selimut yang ia bawa. Entah kemana amarah yang sempat meluap tadi. Seulgi hanya sudah tidak terbiasa mengabaikan Jimin.

"Ku harap tidak ada yang berubah diantara kita, Jim. Selamanya aku ingin menjadi teman yang tak akan saling meninggalkan untuk alasan apapun," ucap Seulgi sebelum pergi menuju kamarnya, beristirahat menghadapi hari esok yang entah akan berjalan baik atau malah sebaliknya.

Beautiful Disaster (Seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang