Bimbang

3.4K 431 48
                                    

"Apa yang biasanya dilakukan orang pacaran?"

Seulgi memegangi perut tertawa mendengar pertanyaan bodoh itu keluar dari bibir Jimin. Oh, come on! Apa saja yang dilakukan oleh Jimin selama ini. Jika begini Seulgi benar-benar meragukan title cassanova Park Jimin.

"Bear, kenapa kau tertawa, Apa ada yang lucu dari pertanyaanku barusan?"

Seulgi mengusap air yang keluar dipelupuk matanya masih dengan tawa yang berusaha ia redahkan, "Tidak.. Aduh perutku."

"Bear.." Jimin memperingati.

Seulgi berhenti tertawa, bergidik ngeri mendengar intonasi suara Jimin yang berubah. Seulgi berdiri, hendak melarikan diri dari ruang tamu menuju kamarnya tapi itu tidak semudah yang dipikirkan. Jimin nyatanya mencium gelagat Seulgi akan melarikan diri menarik pergelangan tangan Seulgi hingga jatuh diatas sofa.

"Mau melarikan diri ya? Oh tidak semudah itu, Bear!"

Jimin tidak menyianyiakan kesempatan mengurung Seulgi, menggelitik pinggang Seulgi membuat gadis yang berada dibawah kungkungannya memekik geli.

"Haha.. Jim!! Hentikan.." pintah Seulgi tidak diindahkan.

"Katakan dulu kenapa kau tertawa, Bear?"

Seulgi menggeleng membuat tangan Jimin semakin gencar menggelitiki perutnya. Seulgi bergerak tak karuan berusaha melepaskan diri dengan menahan tangan Jimin tapi usahanya itu sia-sia karena kekuatan yang dia miliki tidak sebanding dengan Jimin.

"Ampun.. Iya, aku akan mengatakannya." ucap Seulgi menyerah. Jimin tersenyum puas, menghentikan aksinya tanpa melepaskan Seulgi. Gadis itu masih berada dalam kungkungannya.

Helaan nafas teratur terdengar dari bibir Seulgi yang berusaha menormalkan dekat jantungnya. Seulgi membuka kedua matanya sempat terpejam, menatap Jimin yang juga tengah menatap kedalam matanya.

Deg..

Jantung Seulgi yang sudah berdetak normal kembali berdekat tak karuan kala menyadari posisi keduanya saat ini. Seulgi berdehem, berusaha bersikap biasa, "tadi kau bertanya apa yang biasa dilakukan oleh orang pacaran? Itu dia masalahnya, Jim. Lalu apa saja yang kau lakukan bersama pacar-pacarmu sebelumnya?"

Jimin membuang pandangan. Terdiam selama beberapa saat seperti tengah berpikir keras atau mencoba mengingat sesuatu yang tidak ingin ia ingat sebelum menjawab, "Tidur," jawab Jimin tak membantu sama sekali.

Seulgi mengernyit lucu, memutar kedua bola matanya berpikir karena sama sekali tidak paham dengan maksud dari ucapan Jimin barusan. Siapa sangka satu kata dari mulut Jimin bisa berarti berbagai macam hal, atau berakar kemana-kemana dalam pikiran Seulgi yang terlalu polos.

Jimin tertawa memperhatikan raut wajah Seulgi. Ia mengangkat sebelah tangan kirinya yang tadi membantu menopang bobot tubuhnya kemudian menyentil pelan dahi Seulgi

"Auw.." ringis Seulgi.

"Hayo apa yang kau pikirkan, Bear?"

"Banyak. Salah satunya-" Seulgi mengantung ucapannya. Mendadak tidak yakin dengan apa yang akan ia katakan, "Huh~ aku tidak akanterkejut. Ternyata yang dikatakan Yerim benar."

"Yang dikatakan Yerim?" ulang Jimin bertanya.

Seulgi mengangguk, "Ya begitulah. Harusnya aku tidak terkejut lagi." balasnya mengangkat kedua tangan mencubit kedua pipi Jimin, menariknya kesana kemari sembari tertawa.

"Bear.." panggil Jimin serius membuat gerakan tangan Seulgi terhenti. Ia memandang Jimin bertanya. Raut wajah Jimin sama sekali tidak menunjukkan bahwa pria itu dalam keadaan mood yang baik untuk diajak bercanda seperti tadi.

Beautiful Disaster (Seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang