Sebuah Pernikahan

2.9K 397 71
                                    

Selama menempuh perjalanan dari London hingga tiba di Seoul. Kegelisahan tidak henti menganggu benak Seulgi, seakan seluruh akal sehatnya hilang entah kemana bahkan supir taksi yang membawa Seulgi dibuat binggung karena sang penumpang tak kunjung memberitahukan arah tujuannya.

"Sebenarnya kemana aku harus membawamu, Nona? Ini susah hampir satu jam kita berkeliling pusat." ucap sang supir kepada Seulgi.

"Aku tidak tau harus kemana dulu." balas Seulgi tak memberi jalan keluar.

"Yang benar saja. Waktu tidak hanya berputar disekelilingmu saja, Nona. Ini sudah mau tengah malam, tidak mungkin aku berkeliling tanpa tujuan seperti ini."

Seulgi menghela nafas. Yang dikatakan oleh supir taksi itu menohok hatinya tapi apa daya, Seulgi masih saja bimbang kemana dirinya akan pergi terlebih dahulu. Dengan sedikit keberanian yang dimiliki Seulgi mengambil keputusan.

"Maaf karna sudah merepotkan, Ajusshi bisa mengantarku di klub Red Light yang terletak Gangnam." putus Seulgi akhirnya. Seulgi berpikir mungkin saat ini Jimin sedang berada disana dan akan lebih baik jika dia langsung menemui Jimin ditempat kerjanya. Seulgi tak akan tenang sebelum meminta maaf pada pria itu.

Tak lama kemudian, taksi yang membawa Seulgi sampai ditempat tujuan. Seulgi turun dari taksi setelah membayar supir taksi tersebut sesuai tarif bahkan melebihkan uang sebagai ganti rugi karena telah membawanya berkeliling.

"Nona, ini klub malam. Apa anda tidak salah arah?" bingung sang supir taksi sembari mengeluarkan koper sedang milik Seulgi dari bagasi mobil.

Seulgi tersenyum, "tidak. Ini memang tujuan saya dari awal. Maaf karena telah merepotkan, Ajusshi sebelumnya. Saya harus menemui seseorang didalam sana."

"Aigoo, anak gadis jaman sekarang pulang dari tempat jauh malah menemui pacarnya dulu," runtuk supir taksi itu mengomel sambil berlalu pergi meninggalkan Seulgi yang perlahan menyeret kopernya masuk ke dalam klub.

Begitu memasuki klub malam. Tidak seperti kedatangan pertamanya yang berpakaian sexy dan terbuka serta make up natural namun membuatnya terlihat cantik bak Dewi itu. Kali ini Seulgi datang dengan pakaian tertutup. Celana ripped jeans yang dipadukan dengan sweter hitam tak sesungguhnya tak menutup kecantikannya hanya saja banyak mata memandang Seulgi dengan tatapan aneh seolah Seulgi baru datang dari planet lain karena wanita itu datang ke klub sembari menyeret koper berukuran sedang.

Sudut bibir Seulgi terukir membentuk senyum kecil kala melihat Jackson sedang berdiri dimeja Bartender lengkap dengan seragam kerja pria itu. Perlahan Seulgi melangkahkan kakinya mendekati meja Jackson dan duduk dihadapan pria itu.

"Jackson."

Jackson menoleh dengan senyum ramah bersiap menyapa pelanggannya seperti biasa akan tetapi ketika melihat wajah Seulgi yang terpampang nyata dihadapannya membuat wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat dari yang semula terlihat ramah menjadi kurang bersahabat.

"Masih punya nyali untuk datang?" sindir Jackson membuang muka tak mau menatap wajah Seulgi yang memandanginya binggung. Baru saja Seulgi ingin membuka suara bermaksud untuk menanyakan maksud dari ucapan Jackson ketika suara dari mic terdengar memenuhi segala penjuru klub.

"Guys! Bisa minta perhatian sebentar." ucap suara wanita berhasil menarik perhatian Seulgi ke arah lantai dua dimana ruang VIP berada dan menemukan wanita yang sangat dia kenali berdiri berdampingan dengan pria yang menjadi tujuannya datang saat ini.

"Malam ini aku mau mengumumkan sesuatu kepada kalian semua. Aku, Sharon Lee akan segera menikah dengan pria disampingku yang juga salah satu pemilik klub ini. Kalian tentu sudah mengenalinya kan?" girang Sharon mengandeng mesra pria disampingnya yang hanya memasang eskpresi datar.

Beautiful Disaster (Seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang