Sore hari Yasa, Indra dan Evan berjalan pulang ke kostan, cuaca sore itu terlihat mendung, mereka berjalan sambil mengobrol, sebelum masuk ke kostan mereka bertemu mbak-mbak depan rumah ada yang lagi menyapu dan menyuapi anak majikan.
"Sore mas-mas ganteng, baru pulang kuliah ya?" tanya mbak pertama.
"Ia mbak kita baru pulang kulah." jawab Yasa tersenyum.
"Ohh kalau kuliah sampai sore ya?" tanya mbak ke dua yang sedang menyuapi anak majikan.
"Iya tergantung juga sih mbak, kadang siang kadang sampai sore." jawab Yasa.
"Ya ampun ini anak gemesin banget sih." kata Evan sambil jongkok dan mengusap pipi anak majikannya.
"Wah si mas perhatian ya sama anak kecil." kata mbak pertama.
"Ya saya memang seneng sama anak kecil kok, namanya siapa?" tanya Evan, anak itu hanya terdiam dengan mulut masih penuh makanan dan menunjuk sesuatu ke arah kostan.
"Iya om tinggal disitu, kamu habisin makannya ya, biar sehat dan kuat! hehehe." canda Evan. Anak itu kembali menunjuk kostan mereka. Evan menoleh kebelakang melihat kostan mereka yang sepi dengan pintu tertutup.
"Adik mau main kesitu? ke rumah om?" tanya Evan. Anak itu menunduk dan kembali melihat kostan dan menunjuk kearah kostan.
"Adik liat apa disitu? bunga?" kata Evan. Tiba-tiba anak itu menangis, dan mbak ke dua menggendong anak itu berusaha menenangkan.
Evan berdiri menatap mbak ke dua dan yang lainnya."Adik serem ya lihat om ini?" canda Yasa
menunjuk Evan, sementara Evan melirik Yasa dengan mulut komat kamit.
"Udah cup... cup.. cup...., emang gini si Alvin kalau lihat rumah di depan suka ketakutan tapi penasaran." kata mbak kedua.
"Ketakutan kenapa mbak?" tanya Indra heran.
"Gak tau setiap sore menjelang malam dulu waktu rumah itu masih kosong si Alvin suka nunjuk ke rumah itu." kata mbak ke dua.
"Jangan-jangan Alvin lihat sesuatu ya?" kata mbak ke tiga.
"Hah? emang ada apa disana mbak?" tanya Yasa memandang kostan mereka.
"Dulu sebelum Ibu kost kalian pindah ke sebelah anaknya si Jaka suka main kesini waktu Alvin masih bayi, Ibu kost suka kasih makanan ke kita. Tapi semenjak anaknya meninggal mereka jadi tertutup gitu." kata mbak ke dua.
"Dulu kita juga suka tukeran taneman sama Ibu kostan, nah semenjak Ibu kost pindah kesebelah dan rumah itu kosong, saya pernah minta izin buat ambil bunga di situ, terus pas saya lihat di jendela ada yang kaya perhatiin saya dari dalam." kata mbak pertama.
"Oh ya?" dari jendela yang mana mbak?" tanya Yasa.
"Yang paling ujung.. hiii serem deh, semenjak itu saya gak pernah kesitu lagi." kata mbak ke dua.
"Oh ya mbak, kalau boleh tau dulu memang anaknya cuma berdua?" tanya Indra.
"Iya, kakak nya namanya Jingga, adiknya namanya si Jaka. Mereka anak yang manis loh, baik juga." kata mbak pertama.
"Oh namanya Jingga." kata Yasa.
"Oh mas kenal sama anaknya?" tanya mbak ke tiga memandang Yasa.
"Belum kenal sih, saya justru baru tau namanya dari si mbak. Tapi saya pernah masuk ke dalam kamarnya sama temen saya si Indra." kata Yasa sambil melihat Indra.
"Iya mbak, kami berdua pernah lihat foto anaknya yang perempuan di kamar itu." kata Indra.
"Kapan kalian masuknya?" tanya Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️
HorrorTiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Di dalam kostan itu ada sebuah kamar yang selalu di kunci dan tidak di sewakan. Mereka menduga itu adalah gudang penyimpanan, namun...