BAB 32

3.3K 194 15
                                    

     Esok hari setelah mengambil titipan dagangan kue Ibu kost Yasa, Indra dan Evan berjalan menuju kampus. Saat di perjalanan mereka melihat sesuatu.

"Ih sialan ya gua di liatin terus.! kata Evan.

"Emang diliatin siapa? Ke PD an lu!" kata Yasa.

"Tuh yang lagi berdiri di depan rumah orang." kata Evan sambil menunjuk seekor anjing kampung yang sedang berdiri. Namun perlahan anjing itu berjalan nyaris mendekati mereka bertiga.

"Nah lu! Lagian sih lu Van pake di omongin! Jadi anjingnya ngerasa tuh." kata Indra sambil melirik.

"Ih kok jalannya miring gitu sih? Kaya pencot ya jalannya?" tanya Evan sambil bersembunyi di samping Yasa.

"Udah sih, jangan di liatin, nanti di uber loh." kata Yasa. Dengan jalan sedikit tegang mereka melewati anjing yang sedang melintas. Namun karena Evan sedikit takut akhirnya Evan berlari agar lebih cepat sampai ke kampus sambil membawa bungkusan dagangan. Seketika Anjing itu melihat Evan dan segera mengejar Evan Sementara Indra berusaha membantu Evan untuk mengusir anjing itu, dan Yasa pun ikut berlari karena takut dengan anjing itu.

 Seketika Anjing itu melihat Evan dan segera mengejar Evan Sementara Indra berusaha membantu Evan untuk mengusir anjing itu, dan Yasa pun ikut berlari karena takut dengan anjing itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*hanya gambaran ilustrasi

Seteh sampai di dalam kelas Yasa, Evan dan Indra meletakkan tas dan bungusan dagangan ke atas meja. Aldo, Icha dan Vika bingung melihat mereka.

"Kalian kenapa?" tanya Aldo.

"Kitaa... di uber...." kata Evan dengan nafas terengah-engah.

"Kalian tauran? atau kalian diuber Kambtip?" tanya Vika heran.

"Bukan... haduhh capeek...." kata Yasa sambil memegang perutnya.

"Eh kalian minum dulu." kata Vika sambil memberikan sebotol air mineral pada Yasa, kemudian memberikan pada Evan dan Indra.

"Coba tenang dulu.. tarik nafas dalam-dalam." kata Icha. Perlahan mereka mulai sedikit tenang.

"Nah sekarang kalian bisa cerita, kalian kenapa?" tanya Vika.

"Nih gara - gara Evan!" kata Yasa.

"Kok gua? ih kan gua berusaha menghindar!" balas Evan dengan mulut komat kamit.

"Ndra, coba jelasin sama kita, kalian kenapa?" tanya Icha, sementara Vika dan Aldo menatap mereka dengan serius.

"Ini tadi si Evan di uber sama anjing komplek, lagian dia lari, udah dibilang jangan lari." kata Indra.

"Tapi kan anjing itu yang jalannya pencot nyamperin kita." kata Evan.

"Kalo lu gak lari anjingnya gak bakalan ngejar lu. Wajar lah kalau anjing ngikutin kita dari belakang, berarti anjingnya mau kenalan sama kita dengan cara mengendus." kata Yasa.

"Ya mana gua tau kalau dia mau kenalan?! Kalau tau pun gua juga sapa anjing itu baik-baik." kata Evan dengan mulut komat kamit. Tak lama berberapa teman kelas menghampiri Evan menanyakan dagangannya. "Eh ia maaap, kalian mau sarapan ya, ini silahkan masih hangat, tapi maap ya berantakan, soalnya tadi gua lari, jadi kue yang kesusun rapih jadi berantakan. Tapi rasanya tetep sama kok." kata Evan sambil membuka bungkusan dagangannya dan melayani teman-temannya membeli kue.

JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang