BAB 38 (END)

5.4K 325 59
                                    

Kemudian Indra di bawa ke ruang makan bersama Yasa dan Evan. Sementara Ibu kost dan Jaka duduk di meja makan. Evan memberikan segelas susu cokelat pada Ibu kost dan Jaka.

"Sekarang lu udah merasa tenang kan?" tanya Yasa sambil menatap Indra yang masih terlihat lemas dan memegang sapu tangan hitam.

"Lebih baik sekarang lu Jujur Ndra, biar semuanya cepet selesai." kata Evan. Namun Indra hanya menunduk dan merasa sedih.

"Gini deh, gua yang akan cerita ke Ibu kost. Bu.... jadi waktu itu Aldo saya kasih buku diary yang pernah kita temui di kamar kosong itu, sebelumnya kami minta maaf karena sudah lancang membaca buku itu dan menyimpannya, karena kita selalu di datangi sama sosok Jingga. Ibu sudah tau dengan cerita si Aldo kan? Nah sekarang saya akan bercerita tentang Indra." kata Yasa.

"Tunggu.... Oh jadi kemaren-kemaren itu, lu sama Aldo suka berduaan tuh bahas ini?" tanya Evan.

"Iya, gua sama Aldo awalnya gak mau libatkan lu sama Indra, karena gua kasian sama kalian juga. Tapi saat Aldo membawa pulang buku diary nya, malamnya ia bermimpi kalau Jingga hadir di mimpinya dan memberikan petunjuk dengan menunjukkan sebuah sapu tangan yang Indra milikin." kata Yasa.

"Ehh maksudnya gimana nih? Gua makin bingung dah." Kata Evan.

"Sebelumnya Saya minta maaf Bu, kalau sebenarnya waktu itu saya pernah menabrak pengendara motor ketika saya terburu-buru ingin mengantarkan Ibu saya ke rumah sakit dengan kondisi hujan deras. Kondisi Ibu saya sudah sangat kiritis. Tapi saya gak tau kalau yang saya tabrak itu anak Ibu dan Aldo. Beberapa hari saya selalu didatangi seorang wanita yang marah terhadap saya, dan Setelah saya pikir apa mungkin sosok itu Jingga." kata Indra.

"SERIUS LU NDRA!!! Kenapa gak lu sekalian tolongin mereka?" Tanya Evan dengan nada meninggi. Sementara Yasa berusaha menenangkan hati Evan.

"Tadinya gua mau turun dan nolongin, tapi kata kakak saya mengatakan kalau Ibu saya benar-benar kritis kondisinya. Sampai akhirnya saya kembali mengendarai mobil menuju rumah sakit. Namun saat di bawa ke IGD Ibu saya tidak bisa terselamatkan. Itu membuat saya syock dan sedih. Saya juga bingung antara mau menolong Ibu saya atau anak Ibu, namun nyatanya Ibu saya tidak dapat tertolong, membuat saya benar-benar terpukul, pikiran saya kacau dan kalut." Kata Indra sambil menangis." Jadi saya mohon maafkan kesalahan saya Bu, saya mengaku bersalah.

"Oh Jadi sekarang Ibu yakin kalau Aldo dan kalian sama-sama tidak sengaja melakukan itu, Ibu sudah mengikhlaskan semuanya." kata Ibu kost dengan meneteskan air mata.

"Jadi yang lu pegang sapu tangannya itu maksudnya apa?" tanya Evan.

"Maksudnya Jingga memberikan petunjuk kalau yang menabraknya itu si Indra. Kalau begitu sekarang sudah jelas semuanya. Hanya yang belum terselesaikan adalah Jingga mau bertemu dengan siapa, pada saat pergi dengan Aldo." kata Yasa.

"Trus Aldo tau gak?" tanya Yasa.

"Justru Aldo gak tau, Jingga cuma minta anterin ke suatu tempat. Jingga yang maksa Aldo untuk mengantarkannya. Karena Aldo dulu sayang sama Jingga akhirnya dia mau menuruti keinginan Jingga." kata Yasa.

"Maaf kan saya Bu, saya Janji akan meminta maaf pada Jingga, saya ingin datang ke makam Jingga, tolong antarkan saya kesana." kata Indra sambil menangis dan memegang tangan Ibu kost.

"Gua tau kok makamnya, waktu itu gua sama Aldo udah datang kesana. Aldo pun juga menangis menyesali kepergian Jingga, namun kondisi Aldo saat itu sedang berada di rumah sakit akibat kecelakaan." kata Yasa.

"Iyaa, orang tuanya Aldo sudah datang dan memberikan santunan pada ibu, jadi setidaknya keluarganya sudah bertanggung jawab, yang penting sekarang Ibu sudah ikhlas dengan kepergian Jingga." kata Ibu kost sambil menangis.

JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang