"Silahkan duduk Al, anggep aja rumah sendiri, maaf ya kalau berantakan." Kata Yasa sambil masuk ke dalam kamar.
Tak lama Indra keluar kamar sambil mengeringkan rambutnya yang basah dan hanya menggunakan handuk yang di lilitkan ke pinggangnya sampai area dengkul tanpa memakai baju dan membawa baju dan celana panjang yang kotor.
"Lu mau minum apa Al? Kita punya teh hangat, syrop rasa jeruk, air mineral, susu cokelat, kopi susu." kata Indra sambil membuka kulkas.
"Wah makasih, apa aja boleh. Maaf kalo ngerepotin ya." kata Aldo. Indra pun mengambil susu dingin dan mengambil gelas di rak piring, namun Aldo seperti melihat sesuatu.
"Minum susu cokelat dingin aja mau? Biar makin sehat." kata Indra sambil memberikan segelas susu di hadapan Aldo. Namun sesaat ada yang terjatuh di lantai. Segera Indra meraihnya kembali dan menggulungnya bersama baju kotornya. Aldo pun memperhatikan dengan seksama sambil berfikir dan mengingat sesuatu. "Wah sory nih Al, gua bawa baju kotor sama celana bekas pake tadi, mau gua rendem di ember dulu ya." kata Indra.
"Oh. iya Ndra gak apa-apa." jawab Aldo sambil tetap memperhatikan sesuatu yang terjatuh itu. Kemudian Indra jalan ke belakang rumah untuk merendam baju nya. Aldo perlahan meneguk susu cokelatnya. Terdengar seperti suara ketukan terdengar di kamar kosong itu, Aldo menoleh ke kamar kosong itu. Namun suara itu semakin terdengar gaduh, ditambah seperti ada suara tawa kecil yang terdengar dari dalam kamar kosong itu.
Perlahan Aldo beranjak dari duduknya dan menuju depan kamar kosong itu, telinga kirinya pun di tempelkan pada pintu itu. Dengan seksama Aldo mendengar suara itu sambil melihat Indra yang sedang menjemur handuknya di belakang. Tiba-tiba ada sebuah sentuhan tangan yang menempel di pundak Aldo. Membuat ia terkejut dan menoleh ke belakang.
"Lu lagi ngapain? Ngintipin orang ganti baju?" tanya Evan dengan wajah bingung.
"Eh nggak Van, anuu.… tadi kaya ada suara di dalam kamar ini." kata Aldo dan kembali duduk di meja makan.
"Jangan heran! Itu kan kamar kosong, Hiii.…. serem lah pokonya disitu..." kata Evan sambil membuka kulkas mengambil air mineral dan duduk di hadapan Aldo.
"Serem? Maksudnya?" tanya Aldo heran sambil menengok ke pintu kamar kosong itu.
"Iya serem, kadang suka ada suara cewek nangis, atau sekelebat suka ada yang masuk ke kamar itu. Trus suara ketok pintu dari dalem, tau tuh… emangnya dia lagi bertamu pake ketok-ketok pintu!" kata Evan dengan mulut komat kamit. Sementara Aldo hanya mengangguk dan kembali menatap Evan yang sedang meneguk air.
"Yasa mana?" tanya Aldo.
"Lagi mandi di kamar mandi dalem." kata Evan.
"Oh kamar kalian itu ada kamar mandi dalemnya ya." tanya Aldo.
"Iya, kamar mandinya ada dua disini. Satu di dalem, satu lagi tuh di situ." jawab Evan sambil menunjuk kamar mandi luar. "Oh ya tadi lu dari mana, kok masuknya lama?"
"Oh abis temenin Yasa anterin bungkusan makanan sama kasih uang dagangan di rumah ssbelah." kata Aldo.
Tak lama Yasa keluar dengan pakaian yang rapih dan wangi.
"Lu mau kemanan?" tanya Evan.
"Ehh.. mau anter Aldo ke bengkel." kata Yasa sambil menatap Aldo dengan memberi isyarat untuk tetap merahasiakan sesuatu.
"Lah emang mobil lu rusak kenapa? perasaan mobil lu bagus banget, masih mulus, apanya yang rusak?" Tanya Evan.
"Ehhh.. anuu.……" kata Aldo.
"Ah mau tau aja urusan orang gede! Anak kecil gak boleh tau! Sono mandi!" kata Evan sambil membuka kulkas.
"Lah kan gua baru mandi, gak liat apa gua masih seger gini?" tanya Evan.
"Mandi lagi sono…!" sahut Yasa sambil meneguk segelas aie mineral.
"Lah lu pikir gua berang-berang yang demen ngobak di aer!" kata Evan dengan mulut komat kamit.
"Ya udah gua cabut dulu sama Aldo, gak lama kok. Ayo Al, keburu malem." kata Yasa. Aldo pun beranjak dari duduknya dan berpamitan pada Evan.
"Eh jangan lupa, nitip makanan buat makan malem yak!" kata Evan.
"Beres!" jawab Yasa dan keluar bersama Aldo. Sementara Evan kembali meneguk segelas air mineralnya.
"Lah ini susunya si Aldo gak diabisin? Kira-kira balik lagi gak ya? Ya udah lah gua taro di kulkas aja." kata Evan sambil membuka kulkas, tak lama Indra masuk dari belakang dan menutup pintu.
"Aldo mana?" tanya Indra.
"Pergi tadi sama Yasa naek mobil."
"Kemana?" Tanya Indra lagi.
"Tau tuh, bilangnya sih ke bengkel, paling kerumah cewek!" kata Evan sambil menutup pintu depan. Indra pun masuk ke dalam kamar, saat Evan berjalan ingin masuk ke dalam kamar ia mendengar suara tawa yang kecil dari kamar kosong itu. "Hmm.. mulai lagi dah! Udah ngapa sih jan gangguin gua mulu.! Kagak bisa liat orang seneng, kalo ada laki-laki yang ganteng dateng aja suka muncul! Sono masuk kamar sendiri! Anak perawan gak bae maen sama perjaka, ntar jatuh cinta loh! Huft...!" kata Evan dengan mulut komat kamit dan bergegas masuk ke dalam kamar.
Terlihat bangku yang tadi di duduki oleh Aldo seolah bergeser sedikit dan terdengar seperti nafas panjang membuat suasana ruang makan terasa mencekam.
*hanya gambaran sebuah ilustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️
HorrorTiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Di dalam kostan itu ada sebuah kamar yang selalu di kunci dan tidak di sewakan. Mereka menduga itu adalah gudang penyimpanan, namun...