BAB 23

3K 246 2
                                    

*flash back....

     "Kamu mau pergi kemana Ingga? Ini sudah mau malam! Lagi pula di luar hujan!" kata Mamahnya sambil menahan tangan Jingga.

     "Aku mau pergi ketemu seseorang Mah! si Aldo udah nunggu di depan bawa motor! Aku minta tolong temenin dia buat anterin Aku!."

     "Kenapa gak besok aja perginya? Suruh Aldo masuk kesini, kasian dia kehujanan diluar!" kata Mamahnya Jingga.

     "Nggak Mah! Aku harus pergi sekarang, aku mau menyelesaikan masalah ini."  Kata Jingga yang langsung keluar dan menemui Aldo di depan dan menyuruh Aldo segera pergi.

     "jinggggggaaaaaaa!!!!!!!!" teriak Mamahnya dengan wajah khawatir.

Saat di jalan Jingga dan Aldo terus menerobos hujan yang rintik dan membasahi pakaian mereka.

     "Ingga, kamu yakin mau ketemu cowok itu?" kata Aldo yang tetap mengendarai motornya.

     "Iyaa, pokoknya aku harus ketemu sama dia! Aku mau menyelesaikan masalah ini!" kata Jingga.

     "Tapi aku kita gak pake helm, aku ambil dulu di rumah ya?" kata Aldo.

     "Gak usah, orang deket kok! Lagian cuma sebentar doang. Bisa lebih cepet sedikit gak?" tanya Jingga.

     "Tapi kalo ada apa-apa gimana? Ini hujannya mulai deras loh!" kata Aldo sambil mengusap mukanya yang basah.

     "Aku yang tanggung jawab, kalo kamu sakit karena kehujanan aku yang rawat kamu." kata Jingga.

     "Ya udah, tapi pegangan aku ya." kata Aldo. Kemudian Jingga memeluk perut Aldo. Sementara Aldo antara senang melihat Jingga yang memeluk perutnya tapi ia sedikit sedih karena ia ingin bertemu seseorang. Saat di Jalan raya suasana jalan itu tak begitu ramai,  terlihat beberapa mobil yang melaju dengan sangat kencang. Hujan pun semakin deras.

     "Nanti habis lampu merah kita belok kanan ya?" kata Jingga.

     "APA?" tanya Aldo.

     "NANTI HABIS LAMPU MERAH KITA BELOK KANAN!!" jawab Jingga dengan keras karena hujan semakin deras. Saat melewati rambu lalu lintas Aldo melanjutkan perjalanan untuk belok kanan, namun tiba-tiba ada sebuah truk besar yang menerobos lampu merah.

     "BRAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!"

     Seketika suara klakson berbunyi kencang, Aldo terjatuh ke aspal, sementara motor terpental entah kemana. Namun saat Aldo terjatuh ia langsung melindungi kepalanya dengan tangan. Dorongan itu terhenti saat Aldo tertahan dengan sebuah pembatas jalan. Degup jantungnya terasa kencang, saat itu terlihat semua yang ia lihat lambat dan perlahan ia tak sadarkan diri. Seketika dalam hujan deras orang-orang yang melihat segera memberhentikan kendaraan mereka.

     Beberapa jam Aldo perlahan membuka matanya, ia melihat sebuah lampu yang sangat terang berwarna putih, matanya memicingkan karena sinar lampu itu, suasana itu terdengar suara-suara dan alat yang tak asing buat dia, Aldo pun mencium aroma yang khas dari ruangan itu. Ia pun dengan perlahan melihat tangannya yang sudah tertutup perban dan selang infus, ia merasa lemas dan berusaha mengingat kejadian itu.

     "JINGGGAAAAAAAAAAA!!!" tiba-tiba Aldo berteriak, tak lama datanglah beberapa perawat dengan berpakaian putih segera menghampirinya.

     "Adik tenang dulu, pulihkan dulu kondisi kamu ya." kata Perawat itu.

     "Teman saya manaaaaa??????? Jingga manaaaa suster?" tanya Aldo sambil menangis.

     "iaa iaa.. kamu tenang dulu, yaa." kata Suster itu berusaha menenangkan Aldo. Tak lama datang seorang dokter memeriksa keadaan Aldo.

     "Dookkk, teman saya mana? Jinggaaaa mana?" tanya Aldo. Suster dan dokter berusaha menenangkan Aldo dalam keadaan menangis, suster pun meminta nomor telfon orang tua Aldo, saat Aldo memberitahukan informasi orang tuanya, kemudian Dokter menyuruhnya untuk beristirahat dulu sampai benar-benar pulih. Tak terasa Aldo merasa lemas dan mulai tertidur pulas.

JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang