BAB 12

4.2K 288 18
                                    

     Malam itu semua tidur terlelap, seperti biasa Evan dengan gaya uniknya tertidur dengan pulas, kaki yang terangkat ke dinding, kepala yang hampir mendekati ujung kasur, dan selimut yang acak-acakan menutupi perutnya. Sementara Yasa menghadap jendela tertidur pulas, perlahan ia terjaga, matanya terbuka melihat cahaya lampu yang menerangi di luar jendela, namun ia kembali memejamkan matanya. Namun Yasa merasa ada yang aneh, entah perasaan apa yang ia rasakan, Yasa pun nemoleh ke belakang melihat Indra yang terbangun menatap Yasa.

     "Lu kenapa?" tanya Yasa. Indra memberi tanda dengan matanya, Yasa menoleh ke arah Evan, mereka terkejut saat melihat selimut Evan seperti ada yang menarik ke bawah. Indra dan Yasa terdiam seperti mati kutu melihat kejadian itu, tak lama selimut itu terjatuh ke lantai, namun mereka kembali melihat Evan yang membalikkan tubuhnya ke arah tembok. Yasa melihat ke Indra dan ia duduk di kasur memastikan kondisi nya. Ia pun beranjak dari kasur dan mengambil selimut yang terjatuh meletakkan kembali ke tubuh Evan. Kemudian ia kembali ke kasur.

     "Mungkin ke geser kali?" kata Indra dengan nada berbisik. Yasa hanya mengangguk dan mereka kembali tertidur.

     Pagi itu Indra membuka pintu kamar mandi dan mengeringkan rambut nya yang basah dan mengalungkannya di leher, ia melihat Yasa dan Evan masih tertidur pulas. Saat ia keluar kamar ia melihat Evan sedang berdiri di dapur. Indra pun berjalan ke belakang untuk menjemur handuknya. Namun langkahnya terhenti dan matanya membelak terkejut, ia baru sadar kalau yang ia lihat seperti Evan, namun ia tau sebenarnya Evan masih tertidur di kamar. Dengan perlahan ia menengok ke belakang, namun saat matanya melihat area dapur tak ada siapapun di situ. Indra kembali menolehkan wajahnya dan berjalan ke belakang.
Setelah memjemur handuk ia mengambil sapu untuk membersihkan lantai, ia pun membuka pintu depan kostan, terasa hawa sejuk yang masuk ke dalam ruangan. Indra menarik nafas panjang menikmati udara segar. Terlihat beberapa tukang dagangan melewati jalanan menjajakan dagangannya. Saat ia menbuang sampah Indra masuk ke dalam, ia terkejut melihat Yasa sedang membuka kulkas.

     "Yas!"

     "Ape?" kata Yasa sambil mengambil sebotol susu cokelat. Indra bernafas lega. Yasa pun melihat Indra dengan aneh. "lu kenapa?"

     "Tadi pas gua mau jemur handuk gua liat Evan lagi di dapur."

     "Trus?? lah bukannya Evan masih tidur?" tanya Yasa.

     "Ya gak tau deh, tapi gua yakin perawakannya sekilas mirip sama Evan, dan gua juga baru sadar kalo Evan tuh masih tidur." Kata Indra.

     "Berarti itu siapa dong? trus semalem yang kita lihat ada yang narik selimut si Evan siapa?" tanya Yasa. Indra dengan mengangkat kedua pundaknya memberi isyarat tak tahu dan seolah bertanya.

     Pagi itu sebelum berangkat ke kampus Yasa, Evan dan Indra keluar dari rumah Ibu kost membawa kotak makanan untuk di jual, mereka dengan semangat berjalan menuju kampus mereka.

     Siang itu saat jam makan siang Yasa, Evan dan Indra seperti biasa berkumpul di kantin, mereka menikmati makan siang. Tak lama Vika dan Icha datang menghampiri mereka. Terlihat Vika dengan aksesoris barunya dan peralatan makan yang yang unik membuat Evan tak bisa tinggal diam.

     "Hari ini Vika serba kuning yaa, dari kalungnya, tempat makannya, sampai sepatunya warna kuning. Kaya kunyit dapur kalo diliat heheh." Canda Evan.

     "Iihhh kok kunyit? ini Piyo-Piyo tauuu!" kata Vika.

     "Apaan tuh Piyo-piyo? Pemain band?" tanya Evan.

     "Itu Piyu! haduhhhh.…" sahut Icha.

     "Oh udah ganti ya?" canda Evan dengan mulut komat kamitnya.

JINGGA (Bab 1 s/d Bab 38) ENd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang